PENSIL

152 25 1
                                    

Suasana ramai saat itu di dalam kelas 12-2 Pledis High School. Anak-anak senior SMA yang masih agak labil itu sering bercanda satu sama lain dipagi hari sebelum pelajaran dimulai. Itu memang kebiasaan yang mereka dilakukan setiap hari, tapi hari ini berbeda.

Ujian bro....

Ya, hari ini ujian hari pertama di semester kelima mereka. Panik pasti, bagi yang tidak belajar tentunya.

Semua saling berkumpul untuk kembali mempelajari apa yang seharusnya diujiankan hari ini. Ada pula kelompok nakal yang membuat rencana contekan. Bisa dilihat perbedaan cara mereka berkumpul, benar-benar kontras.

Disaat semua sibuk mengulang pelajaran dan membuat contekan, satu pemuda ini malah terlihat cemberut sambil melihat isi tasnya. Matanya tak bersemangat seperti biasanya, mulutnya dimanyunkan, dan mengeluarkan suara rengekan lucu.

"Ung...~" pemuda itu mulai merengek sambil menatap teman sebangkunya, Kim Mingyu yang sedang membaca buku fisika. Karena ini tahun terakhirnya di SMA, maka nilai-nilainya dituntut harus lebih bagus dari sebelumnya.

"Kenapa Won? kamu belum belajar juga?" tanya Mingyu dengan suaranya yang paaaaaaaling lembut. Hanya kepada Wonwoo tentunya dia berbicara seperti itu.

"Panggil aku hyung Kim! Kalo kamu ga panggil aku hyung, aku marah!" Wonwoo bukannya tenang mendengar suara lembut Mingyu, malah dibuat makin kesal karena si anak yang lebih muda satu tahun itu tidak memanggilnya hyung. Dilihat dari sisi manapun, selain umur, Wownoo memang terlihat lebih imut dan cantik juga menggemaskan. Itu yang dikatakan Mingyu. Selain itu semua orang mengakui kalau Mingyu memang terlihat lebih dewasa dibandingkan Wonwoo yang masih minta dimanja oleh orang tuanya. Pantas saja Mingyu tak mau memaggilnya hyung.

Tapi mau tak mau, Mingyu harus mengalah. Daripada marahnya Wonwoo terdengar ke seluruh penjuru kelas.

"Yasudah, Wonwoo-hyung kenapa?"

"Mingyu, Wonu lupa tidak membawa alat tulis apapun. Bukan karena lupa, tapi tempat pensil wonu tertinggal setelah belajar semalam. Mana mungkin wonu meninggalkan barang penting kan. Jadi, boleh wonu pinjam punya Mingyu?"

Lihat? Siapa yang tadi ingin dipanggil hyung? Siapa yang tadi sempat melemparkan tatapan sinis padanya? 'Wonu-ku ini bipolar ya?'.

Sembarangan kamu Mingtem!

Oke lupakan pikiran negatif Mingyu. Rupanya tempat pensil Wonwoo tertinggal dengan alasan 'tsunderenya'. Mingyu hanya manggut-manggut tanda mengerti kalau Wonwoo ini memang 'tsundere'. Tapi, bisa bahaya kalau ia bisa menjawab soal tetapi tidak ada media yang ia pakai untuk menulisnya. Akhirnya Mingyu harus mengalah, lagi.

"Yasudah, Wonwoo-hyung pakai punya Mingyu saja. Mingyu punya cadangan kok." ujar Mingyu sambil memberikan pensil, penghapus, dan bolpoin dari dalam tempat pensilnya.

Wonwoo yang saat itu terlihat sedih langsung bahagia. Dia tersenyum sangaaaattt tipis sambil duduk di kursinya dengan mata berbinar.

CUP

Refleks Wonwoo mencium pipi Mingyu karena terlalu senang masalahnya telah selesai.

"Terima kasih Mingyu... kamu adalah teman wonu yang paling baik sedunia..." ucapnya senang dengan senyum yang kian melebar melihat seperangkat alat tulis yang tadinya berada di tangan Mingyu telah beralih ke tangannya.

'Teman ya?'

Baru saja dirinya dibuat jantungan karena tindakan refleks Wonwoo, eh sedetik kemudian jatungnya dibuat lebih parah lagi. Denger kata 'temen' dari gebetan itu lebih nyesek ya.

PENSIL [MEANIE] ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang