Bab 10 (A Smile of Joy #1)

713 60 0
                                    

Readerzen: "Kenapa judulnya ada Joy-nya, Thor? Joy teh saha? Joy Red Velvet?"
Author: "Hoho, bukan Marimar. Makanya baca, biar tahu yah. Hehe."

Selamat membaca Akkadis.
Semoga suka. 🎆

Bab 7 (A Smile of Joy #1)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bab 7 (A Smile of Joy #1)

Melewati masa-masa sulit itu seperti menaiki anak tangga. Tiap-tiap bagiannya akan membawa kita ke tempat yang lebih tinggi.

🍃🍃🍃

Pagi ini angin semilir lembut membelai jilbab lebar seorang gadis cantik yang wajahnya begitu meneduhkan ketika dipandang. Dia berjalan melewati koridor kampus menuju kelas tempatnya akan melaksanakan sidang skripsi.

Shofi begitu gugup saat akan memasuki ruangan tersebut. Namun, ia berusaha menetralkan perasaannya itu. Berharap Allah akan memberikan kelancaran sidang skripsinya.

"Bismillahirrohmannirrohiim," ucapnya dalam hati ketika menginjakkan kaki di ruangan tempat sidang skripsi dilaksanakan. Disana sudah ada dosen penguji yang menunggu dirinya.

_______________

"Gimana?" tanya Tasya setelah Shofi keluar dari ruangan sidang skripsi.
Shofi memberikan sebuah senyuman manis untuk menjawab pertanyaan dari Tasya.

"Iih, kok senyum doang sih," gerutu Tasya melihat jawaban Shofi.

"Alhamdulillah lancar, Sya" jawab Shofi mendengar gerutuan Tasya.

"Yuk, temuin Fahri sama Fatih. Kayaknya mereka berdua udah nunggu di kantin tuh. Tadi Fahri udah chat," kata Tasya.

"Yakin nih Fatih mau ke kampus? Dia nggak takut sama omongan mahasiswa lain tentang masalah dia?" tanya Shofi dengan ragu. Ia merasa riskan sendiri memikirkan Fatih yang datang ke kampus.

"Aduh, Fi," sergah Tasya seraya menepuk jidatnya. "Lo nih kenal Fatih berapa lama sih? Selagi berita itu cuma hoax doang ngapain sih dipusingin. Nanti kan kita juga bantu Fatih buat nyelesaiin masalah dia," lanjut Tasya.

"Mmm. Iya sih. Ya udah ayo ke kantin," ajak Shofi sembari menarik tangan Tasya dan berjalan agak cepat ke kantin untuk menemui Fatih dan Fahri.

"Pelan-pelan dong jalannya," gerutu Tasya. Ia sebal pada Shofi. Tadi ragu ke kantin, tetapi ketika tahu ada Fatih di kantin Shofi langsung semangat dan berjalan terburu-buru.

Sesampainya di kantin. Mereka berdua mengedarkan pandangan ke seluruh meja kantin mencari dua sosok laki-laki yang mereka cari.

"Nah, itu dia. Yuk, kesana." Tunjuk Shofi ke sebuah bangku dimana Fahri dan Fatih duduk kemudian menghampirinya.

"Hay, guys. Liat nih temen kita yang baru selesai sidang. Kelihatan cerah banget kan mukanya?" celetuk Tasya yang kemudian duduk di depan Fahri dan Fatih. Shofi pun mengikutinya.

Behind The Post [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang