Bab 16 (Happy)

625 41 2
                                    

Updated 8 Maret 2020

Selamat membaca Akkadis.
Semoga kalian menyukainya. 💝

Bab 16 (Be Happy)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Bab 16 (Be Happy)

Menyandang status sebagai temanmu adalah sesuatu yang membahagiakan untukku. Karena dengan begitu, senyumanmu bisa kulihat setiap waktu.

~Akkadis
By: Chusnul L P

🌷🌷🌷






Acara wisuda di kampus Fatih dimulai dengan pembukaan sidang prosesi. Kemudian dilanjutkan dengan acara menyanyikan beberapa lagu wajib dan mars universitas, beberapa pembukaan dan sambutan, pembacaan surat keputusan rektor universitas, pengukuhan wisudawan dan wisudawati, janji alumni dan sekarang tiba pada acara penghargaan bagi wisudawan terbaik.

Nama 'Fatih Ar-Rahman' dipanggil oleh MC, agar segera naik ke panggung. Fatih tersenyum begitu ramah. Biasanya jika di tempat umum seperti ini, Fatih hanya akan tersenyum singkat.

"Fat!" Merasa namanya disebut, Fatih menoleh ke sumber suara. Ia sudah turun dari panggung. Senyum gadis berhidung mancung dapat ia lihat. Nuril benar-benar menunggunya untuk foto bersama. Entah karena alasan apa gadis itu meminta foto dengannya.

"Iya, Ril?"

"Em, gimana ya? Aku mau minta fotbar boleh?" Dengan perasaan ragu Nuril bertanya kepada Fatih.

"Kan, tadi udah diiyain? Masak tanya lagi. Ya, udah. Mau foto dimana?"

Fatih seperti lupa bahwa ada Linda disini. Tiba-tiba ibunya berkata, "Kamu kumpul dulu deh sama temen-temen kamu. Ibu nunggu di luar ya?"
Linda melenggang pergi ke luar untuk memberikan waktu kepada Fatih supaya bisa berkumpul bersama teman-temannya. Akan tetapi, bahkan teman-teman yang lain seperti Shofi belum terlihat sama sekali. Tunggu? Kenapa jadi Shofi yang pertama kali muncul di kepala Fatih. Oke. Ingatkan Fatih bahwa Shofi hanya sahabatnya saja, tidak lebih.

"Ekhem!"

Suara makhluk menyebalkan satu ini lagi. Dalam hati, Fatih menggerutu. Kesal dengan Fahri yang tiba-tiba muncul.

"Eh, lu nggak ada seneng-senengnya gue dateng kesini," ujar Fahri melihat ekspresi Fatih yang sepertinya kurang suka dengan kedatangannya.

"Bukan gitu, Ri. Setiap kamu nyamperin aku tuh ya, jarang banget pake cara baik-baik. Kalok nggak ngagetin pasti main nepuk bahu seenak jidat," kata Fatih.

"Eh? Ada Nuril. Selamet ya buat wisudanya." Fahri memberi ucapan selamat kepada Nuril. Sedang yang diberi ucapan selamat hanya menanggapi dengan sebuah senyum ramah.

Behind The Post [Republish]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang