SANI&RANI 1

706K 15.3K 1.3K
                                    

Awal part memang agak pendek, tapi kalau mengikuti cerita ini sampai habis, lama-kelamaan partnya semakin panjang. Maksimal penulisan sampai 1.800 kata.

Dijamin bikin baper plus kesal sendiri.😅

***

"Sani!!"

Nama itu saja yang terus dipanggil oleh seorang gadis bernama Clara. Saat ini Clara berada di parkiran the greatest school, ia mendapati Sani baru saja keluar dari Honda CR-Z berjenis sport bewarna hitam miliknya.

Sani yang merasa dipanggil, menoleh kesumber suara. Sungguh Sani tidak mau paginya rusak karena gadis ini. Sejak kejadian itu Sani sangat membencinya. Tak ingin mood paginya hilang, Sani melangkahkan kakinya meninggalkan parkiran. Namun seberapa keras Sani menjauh tapi gadis ini selalu mengejarnya.

"Sani! Kamu gak dengar aku manggil ya?" Kata Clara dengan mengeluarkan senyumannya.

Seperti biasanya, Sani tidak akan melirik kearah gadis itu. Dari pada sani mendengarkan omong kosong Clara, lebih baik ia menutup telinganya dengan earphone sambil menyusuri koridor sekolah.

"Sani! Aku mau ngomong!"Satu panggilan lagi dari Clara, namun Sani tidak juga menghentikan langkahnya, jangankan berhenti meliriknya saja tidak.

"Sani! Sampai kapan kamu seperti ini ke aku san?" Kata Clara yang matanya sudah mulai berkaca-kaca.

Sani menghentikan langkahnya dan melepaskan earphone ditelinganya. Sani menoleh kearah gadis yang sekarang disampingnya.

"Gue tanya sama lo sekarang! Mau lo apa sih Clara?" Kata Sani dengan nada yang naik satu oktaf.
Sontak suara Sani membuat siswa siswi di koridor menoleh kepada mereka.

"Mau aku, kita kayak dulu san,"kata Clara sambil menatap manik bola mata Sani dengan penuh harap.

"Hmm," Sani memiringkan senyumannya. " Kayak dulu kata lo? Setelah apa yang gue liat waktu di bar itu? Maaf Clara gue gak bisa."

"Tapi sani, kasih aku kesempatan kali ini." Kata Clara dengan mata yang sudah berkaca kaca sedari tadi.

"Clara, hubungan kita sudah selesai dan itu tidak akan berubah." Kekeh Sani.

"Sani aku mohon."

Sani menghela napasnya dalam,"jangan sakiti diri lo sendiri." Oh iya! Diantara kita tidak ada lagi aku dan kamu!" Kata Sani yang langsung meninggalkan clara.

Tes

Kata itu berhasil membuat cairan bening keluar dari mata Clara. Rasanya dada Clara begitu sesak. Jika seandainya ia tidak pernah melakukan itu, pasti Sani masih bersamanya.

Ketika kepercayaan itu udah hilang, laku buat apalagi dilanjutkan yang akhirnya akan meninggalkan luka.

Banyak siswa-siswi yang menyaksikan drama mereka di koridor pagi itu. Ada yang merasa kasihan dengan Clara dan ada juga merasa bahagia melihat mereka sudah berpisah. Bagaimana tidak? seorang the mostwanted greatest school sekarang sudah berstatus jomblo.

Sani berjalan menyusuri setiap kelas yang ia lewati dengan ciri khasnya tangan yang selalu dimasukkan ke saku celananya, baju yang keluar ditambah lagi jaket bombernya yang menambah ketampanan Sani setiap hari.

Hari ini Sani memutuskan tidak masuk kelas pada jam pertama. Tempat yang tepat untuknya Sekarang adalah roftoop.

Bukan hanya Clara saja yang merusak paginya sekarang. Tapi ditambah lagi gadis yang membuat ia kesal hari ini.

"Maaf" Kata gadis berponi itu, namun permintaan maafnya percuma, karena lelaki yang ia tabrak tadi sudah terlebih dahulu meninggalkannya.

"Yee songong banget sih lo!" Teriak gadis itu dengan nada kesal."hufff, sabar Rani ini hari pertama lo disekolah ini." Gadis yang bernama Rani itu mengusap dadanya beberapa kali.

Sekarang Sani berasa di roftoop the greatest school, memang tempat inilah yang paling pas untuknya menetralisir pikirannya.

***

Rani berusaha mencari tau dimana ruangan kepala sekolah. Sebenarnya ia tadi ingin bertanya ke pria yang ia tabrak tadi, tapi niatnya langsung hilang karena pria itu terlebih dahulu pergi.

Sudah hampir lima belas menit Rani menyusuri sekolah ini namun ruangan yang ia cari tak kunjung ketemu. Namun tiba-tiba bahunya terasa berat, rasa ada yang memegang bahunya. Rani menoleh kebelakang dan seketika ia membulatkan matanya karena mendapati seorang lelaki tampan berpostur tubuh tinggi, pakaian yang rapi, bola mata yang cokelat, yang sekarang berada didepannya.

Ternyata benar ya kata orang, the greatest school dikelilingi lelaki yang tampan. Batin Rani.

"Lo anak baru ya?" Tanya lelaki itu kepada Rani.

"Eh iya." Ucap Rani dengan gugup.

"Kenalin nama gue Kenan Aditya havit." Kata lelaki itu sambil memajukan tangan kanannya kepada gadis didepannya.

"Mmm gue Rani Pradipta pindahan dari Bandung." Balas Rani.

"Ada bisa gue bantu?" Tanya kenan.

"Sebenarnya gue mau keruangan kepala sekolah, tapi dari tadi gak ketemu."

"Yaudah, sekarang lo ikut gue keruangan kepala sekolah, sekalian gue juga searah." Kata kenan.

"Makasih ya." Kata Rani sambil mengeluarkan senyumannya.

Manis. Batin kenan.

***

Clara yang dari tadi membenamkan kepalanya dimeja, tidak menghiraukan panggilan dari teman temannya. Perasaannya sekarang benar benar kacau. Clara masih merutuki dirinya sendiri karena terlalu bodoh termakan omongan dari pria itu. Mata Clara sekarang sudah sembab menangisi penyesalan yang ia lakukan.

"Clara, lo kenapa? Sani lagi?" Kata Naura sahabat Clara.

"Ya ampun Clara, lo sampai kapan kayak gini? Kapan lo bisa move on? Lo itu cantik Clara, masih banyak yang mau sama lo." Kata Nadine yang mulai geram dengan sikap Clara.

Clara mendongakkan kepalanya menatap nanar mata Nadine.

"Gue cuman mau Sani balik, cuman Sani." Kata Clara dengan penekanan

"Terserah lo de clara, gue cuman ngingetin, jangan cuman stuck pada satu cowok, yang jelas-jelas gak menginginkan lo lagi." Kata Nadine, yang langsung mendapatkan tatapan tajam dari Clara.

Clara tersenyum miring." Sani cuman milik gue. Dan gak akan ada yang bisa merebut dia dari gue."

"Tapi Clara, Sani kan."

Ucapan Nadine seketika terpotong," Gue tekanin sekali lagi hanya Sani." Ucap Clara penuh penekanan.

***
Sani Delva Adhitama

Hai selamat membaca 😘

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Hai selamat membaca 😘

SANI DAN RANI ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang