SANI & RANI 5

233K 11.2K 174
                                    

Jangan jadi reader silence ya..

Tidak terlalu sulit bagi Freya, Adelia dan Fany untuk bermain basket dengan tim Sani, walaupun mereka cewek! Freya, Adelia dan Fany adalah tim basket putri the greatest school. Berbeda dengan Rani, gadis itu bahkan tidak pernah bermain bola basket, bukan karena Rani tidak suka olahraga, namun ada satu hal yang membuat Rani tidak bisa terlalu lelah.

Walaupun Sani dan teman-temannya merupakan tim futsal the greatest school, tapi kemampuan mereka dalam bermain basket jangan diragukan.

Sani menerima bola dari Andra, dan dengan gesitnya Sani mendribble melewati Freya, Adelia, Fani, dan yang terakhir gadis yang setinggi dada bidangnya. Sani sempat terpaku beberapa detik ketika bola mata mereka bertemu. Melihat bola mata cokelat milik Rani, mampu membuat dunia Sani benar-benar berhenti.

"WOI SANI! DASAR OGEB, NGAPAIN LO BERHENTI!" Teriakan dari Andra berhasil menyadarkan Sani dari sihir mata Rani. Bukan Sani saja, gadis itu juga seakan terpaku ketika melihat bola mata bewarna hitam dengan tatapan yang tajam.

Sani kemudian mendribble kembali dan shoot. Satu poin indah kembali diciptakan oleh Sani. Pantaskah Sani mendapatkan gelar perfect boy? Tentulah iya.

"The game hasn't finished yet man." Ucap Fany mengeluarkan senyum seringainya.

Fany mulai melempar bola ke arah Freya, dan Freya menerima oporan dari Fany. Freya mulai mendribble, dinding pertama yang harus ia lewati adalah Farrel. Farrel salah, jika beranggapan bisa merebut bola semudah itu dari tangan Freya. Ketika Farrel beranggapan bahwa Freya berusaha melewatinya, ternyata perkiraannya salah, Freya melempar bola kebelakang dan Adelia sudah menunggu dibelakang.

Mereka melakukan formasi segitiga, Adelia mendribble melempar kearah Fany, dan seterusnya mereka melaku formasi itu. Ketika Freya sudah dekat dengan tujuannya, Freya memainkan bola dengan gaya ala Brittney Griner
and Shoot. Sekarang poin mereka beda tipis 25:23. Tim cewek ketinggalan 2 angka dari cowok.

Sedangkan Rani hanya bisa melihat kagum sahabatnya ketika menikmati permainan ini, seakan bola yang mereka mainkan adalah teman. Rasa iri, ya! Itulah yang ia rasakan melihat mereka bisa berlari dengan puasnya dan menikmati permainan, sedangkan dia? Cukup dalam khayalannya saja. Nyatanya hal itu tidak akan pernah terjadi.

" Bersyukur Rani, lo gak boleh kaya gini. Come on Ran, Don't sad okay." Ucap gadis itu dalam hati.

Pertandingan sudah selesai, dan yang memenangkan pertandingan adalah tim Sani. Mereka menyumpah serapah Sani dalam hati mereka, kalau bukan adanya Sani, pasti merekalah yang menang. Tapi mau gimana lagi, berhadapan dengan Sani ibarat Upik abu melawan angin.

Sesuai perjanjian, Rani dan teman-temannya harus mau nonton bareng bersama mereka dan membelikan tiket untuk mereka.

"Sesuai dengan kesepakatan, bagi tim yang kalah harus mau pergi nonton sama kita dan yang membelikan tiketnya adalah tim yang kalah." Ucap Andra dengan sombong.

"Mmmm." Fany tersenyum sinis." Menang sama cewek aja sombong. Ucap Fany.

" I don't care baby, yang jelas kalian harus temani kami malam ini nonton." Ucap Andra.

"Baby baby jidat lo, jangan ngarep."

"Siapa yang ngarep, palingan juga lo yang nanti ngarep sama gue."

"Mimpi aja lo entong."

"Oke, sesuai kesepakatan, kita akan traktir kalian tiket nonton." Sekarang Freya yang angkat bicara.

"Gitu dong." Farrel mengembangkan senyum kemenangannya.

Disaat mereka berdebat, diarah lain ada seorang gadis yang wajahnya sudah pucat pasi, keningnya mengeluarkan cairan bening, beberapa kali gadis itu memegang dadanya yang sebelah kiri. Adelia yang sekarang berada disebelah Rani, mulai menyadari bahwa Rani dari tadi berusaha menahan sakit didadanya.

SANI DAN RANI ( Sudah Terbit )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang