"Apa?" tanya Abi meyakinkan telinganya.
"Sex." jawab Satria lagi. "Lo jangan salah Bi, cewek itu nafsunya nggak kalah sama cowok. Cuma mereka bisa nahan dan gengsi banget buat ngomongnya. Jadi, kalau lo telat ngasih jatah dan nggak peka, siap aja kena omelan sepanjang hari. Paham nggak lo?"
Abi mengangguk.
"Tapi, ngomong-ngomong lo kan baru empat hari nikahnya, kok bini lo udah minta lagi?" tanya satria ngaco. Dia nyimpulin sendiri apa masalahnya Abi. "Biasanya sih masih sakit. Atau jangan-jangan lo belum nyentuh bini lo?!" lanjut Satria.
Sedang Abi, diam saja di tempatnya. "Waah, parah lo Bi! Pantesan bini lo ngambek." kata Satria lagi. "Lo gimana sih? Bini cantik begitu dianggurin. Minta cerai baru tau! Lo kapan pinternya sih Bi?"
"Ngomong doang lo ah!"
"Ini seriusan Bi! Sex itu penting banget dalam pernikahan. Bentuk nafkah batin lo, ke istri. Dosa lu begitu!"
"Ya Iinasnya diam aja!"
"Ampun dah! Malu gue punya sepupu kayak lu gini. Beginian aja gak ngerti. Udah, pulang dari sini, langsung sikat aja!" Satria, dan nasihatnya yang sesat.
Abi masih diam, mikirin omongannya Satria. Emang iya, Iinas minta jatah itu?
"Terus, udah lo apain aja bini lo?" tanya Satria.
"Cium." jawab Abi.
"Nah itu bagus! Harusnya kalau lo udah cium bibir gitu, bisa lanjut kemana-mana, Bi. Nggak cukup cuma cium bibir doang."
"Cium kepala." Abi menjawab lagi, sebelum Satria ngomongnya makin jauh.
"Ya salam! Bi, sekarang gue baru tahu. Lo bukan sepupu gue!"
.....
Abi nggak bisa tenang selama perjalanan pulang. Pikirannya makin keruh. Si Satria nggak ngasih solusi, malah buat kepalanya makin pening.
Sex?
Harus ya?
Mau ngomong sama Iinas aja, Abi agak takut. Apalagi ngajakin begituan! Emang Iinas mau? Kalau mau kan tinggal bilang ke Abi. Masak Abi sih yang ngajakin?
Ah! Pusing deh! Cewek, dikasih duit doang nggak cukup apa? Ribet amat ya? Kalau tau nikah ternyata seribet ini, mending Abi diteror mamanya aja deh, tiap hari.
Terus kalau misal jadi Abi yang ngajakin, ngomongnya gimana?
Nas, ngesex yuk!
Nas, kamu mau gituan sama saya?
Nas, kata Satria, kamu ngambek minta sex ya?
Nas, memangnya kita perlu sex ya?
Nas, kamu mau jatah dari saya?
Gitu?
Duh, Iinas bakalan marah nggak ya kalau Abi bilang gitu? Ah, gara-gara Satria nih, kata 'sex' jadi terngiang terus di otaknya Abi. Padahal Abi nggak pernah mikirin ini.
Hampir satu jam Abi di jalan, akhirnya sampai juga di apartemannya. Abi masuk, tapi Iinas nggak ada. Mungkin di kamarnya.
Benar, Iinas baru aja selesai sholat dhuhur. abi udah sholat tadi, pas ngelewatin masjid di jalan. "Nas!" panggil Abi.
Eh, bener nggak sih? Baru kali ini Abi manggil nama Iinas. Nggak salah kan, panggilannya?
"Udah pulang?" tanya Iinas sambil melipat mukenanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guide to Our Marriage
RandomIinas Huuriya Darpa. Perempuan 27 tahun, dan belum menikah. Dan sudah bisa ditebak, pasti semua orang memaksanya untuk segera menikah. Maukah? Tidak ada pilihan lain, tentu saja. Jika tidak, cerita tidak akan berlanjut. .......... Abiseka Arya. 28...