AB - 02

9 1 0
                                    

"mah pah aku berangkat kerja dulu assalamu'alaikum" ucap seseorang menyalim tangan kedua orang tuanya.

"duduk dulu sarapan, sekalian ada yang mau papa bicarakan" ujar sang papa.

"tapi aku ada meeting pa" ucapnya.

"lebih penting kerja dibandingkan papa ?" tanya sang papa. Lelaki tampan itu hanya bisa mengalah dengan papanya.

"sarapan dulu nih" ucap sang mama memberikan piring.

"papa mau kamu menikah lagi" ucap sang papa santai namun tegas.

"aku belum siap pah" ucapnya. "lagi pula diaa..."

"papah menyuruh kamu menikah bukan dengan wanita itu" ucap eric memotong omongan sang anak.

"pah yesung udah dewasa, bahkan yesung sudah terlalu tua untuk dijodohkan" ucap yesung tegas.

"selama ini papah sudah membiarkan kamu mencari sendiri pengganti karin, tapi apa ?" ucap eric.

"tidak ada wanita lain yang seperti karin pah" ucap yesung melemah.

"papah juga tau itu, tidak ada wanita di luar sana yang begitu mencintai suaminya dan tulus terhadap keluarga selain karin, bahkan sampai rela mengorbankan dirinya sendiri demi kebahagiaan kamu" ucap eric dengan suara parau.

Sedangkan yesung hanya menunduk saja.

Rasa ini
Rasa rindu
Rasa penyesalan
Rasa yang gak akan pernah terlupakan
Ia terlalu egois

Tanpa disadari yesung mulai menangis. Ia merindukan istrinya. Ia merindukan sosok yang benar - benar mencintainya. Sosok yang selalu ada untuknya. Sosok yang benar - benar yesung cintai.

Ia ingin istrinya kembali. Ia ingin memutar waktu. Ia ingin melihat dan memeluk istrinya untuk yang terakhir kalinya. Tapi ia sudah pergi. Pergi dengan senyuman kebahagiaan untuk selamanya.

"yesung" panggil eric. Yesung tetap diam.

"papa tidak ada maksud untuk menghilangkan sosok karin dalam hati kamu" ucap eric. "papa sama mama ini sudah tua, kami ingin melihat kamu bahagia, kami akan merasa gagal jika kamu hidup seorang diri" ucap eric memberi pengertian.

"pah yesung bahagia" ucap yesung parau.

"papa tau kamu bahagia, tapi itu dulu saat kamu bersama karin, tapi sekarang ?" tanya sang papa yang mulai menahan tangis.

"yesung masih cinta pah sama karin" ucap yesung

"papah juga tau itu, papah juga menyayangi karin seperti anak papa sendiri" ucap sang papa

"yesung" panggil eric. Yesung hanya berdehem.

"cobalah untuk hidup kembali nak" ucap eric. "papah tau kamu itu tidak mencintai arin, kamu hanya menjadikan arin sebagai status pacar kamu saja supaya papa sama mama bahagia" sambungnya.

"papah ingin menjodohkan kamu dengan seseorang, papa mohon sama kamu perlakukan dia seperti kamu memperlakukan karin, tapi jangan anggap dia sebagai karin, karna dia tetap dia bukan karin" jelas eric.

Yesung hanya menghembuskan nafasnya. Dadanya kembali terasa sesak. Apa yang harus ia lakukan sekarang ? Ia masih mencintai karin. Apa ini sudah saatnya untuk membuka hati kembali ?

Yesung masih tak bergeming. Ia masih sibuk berperang dengan hati dan fikirannya.

"yesung" panggil eric.

Yesung menoleh dan menghembuskan nafasnya kasar.

"akan yesung fikirkan pa" ucap yesung.

Eric tersenyum bahagia. Ia tidak ingin melihat putranya setiap hari termenung mengenang karin.

"yesung berangkat dulu pah mah assalamu'alaikum" pamit yesung menyalim kedua orang tuanya.

"wa'alaikum salam" ucap keduanya.

Altar BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang