Bila kini berada di sebuah taman. Ia sekarang sedang bersama lucas yang sedang jogging sore. Sebenarnya ia sudah menolak ajakan lucas untuk ke taman. Namun dengan seenak udel lucas ia malah langsung menggendong bila seperti karung beras dan membawanya duduk di atas jok motor.
Bila duduk di bangku taman dengan tatapan kosong.
Lucas yang melihat adiknya sedang tidak mood tersebut langsung mendekatinya dan memeluknya, membuat banyak pasang mata yang memandang bila dengan pandangan iri dan dapat bila dengar teriakan yang tertahan dari beberapa anak remaja yang berada di sekitarnya.
"apaan sih lu bang, bau tau lo keringetan jangan peluk-peluk ihh" ucap bila berusaha melepas pelukan lucas.
"alah lu juga belum mandi nyet jadi sama-sama bau" ucap lucas mencium pipi bila di depan umum.
Dapat bila dengar teriakan serta bisik-bisik tidak mengenakkan dari orang-orang yang merasa iri dengannya.
"abang tau kamu lagi mikirin sesuatu kan ?" tanya lucas dengan tangan yang masih setia merangkul adiknya agar dapat bersandar di dadanya.
"apaan sih bang sok tau banget" elak bila. Ia tidak mau membuat abang-abangnya khawatir.
"gak usah ngelak deh bil, abang ini abang kamu, abang kenal kamu dari bayi, dan abang udah tau semua" ucap lucas memandang lurus ke depan.
"lo mau di nikahin kan ?" sambungnya.
Bila terkejut mendengar pertanyaan abangnya atau lebih tepatnya pernyataan.
"iyakan ?" tanya lucas dengan tawa pilunya.
Flashback On
Lucas memarkirkan mobilnya asal di halaman dan langsung masuk ke dalam rumahnya tanpa embel-embel salam.
Ia langsung menaiki tangga menuju ke kamarnya. Ia lupa membawa tugasnya.
Namun, langkahnya terhenti di depan kamar bila. Ia mengernyit heran mendengar suara sang papa yang berada di kamar adiknya itu.
'tumben papa udah pulang jam segini ?' batinnya.
Ia mendekatkan diri ke arah pintu yang tidak ditutup rapat. Ia mengintip dengan hati-hati.
"bil, papa terpaksa melakukan ini" ucap sang papa.
Bila hanya diam.
"papa terpaksa nikahkan kamu, kamu tau kan ? Papa selama ini ngurus perusahaan sendiri, dulu ketika kamu masih smp perusahaan papa hampir bangkrut, namun om eric sahabat kakek andi memberikan anak perusahaannya kepada papa untuk menyokong perusahaan papa" ucap heechul dengan pandangan kosong.
"dan ternyata kakek kamu punya perjanjian dengan om eric, mereka ingin menikahkan anak mereka kelak ketika mereka sudah dewasa" heechul menghembuskan nafasnya kasar.
"kamu tau sendiri kan ? Papa gak punya saudara perempuan, semua anak kakek eric adalah lelaki, begitu juga dengan anak om eric" lanjutnya.
"namun, kakek kamu tetap bersekukuh menikahkan siapapun dengan keluarga eric, dan hanya kamu perempuan di keluarga ini bil" ucap heechul dengan air mata yang ia tahan.
"papa merasa gak guna banget bil, gak bisa jagain kamu dan ngelindungin kamu" ucapnya sambil menangis.
Bila masih tidak bergeming.
"siapa namanya ?" ucap bila dengan nada dingin membuat hati heechul semakin terluka.
"yesung" ucap heechul.
Lucas mengepalkan tangannya kuat. Ia pergi dari kamar bila menuju mobilnya dengan dua nama yang ada di otaknya 'eric dan yesung'.
Flashback off
"gue ngerasa gak guna banget jadi abang lo, seharusnya waktu itu gue bantuin papa ngurus perusahaan" ucapnya merasa bersalah.
Bila memeluk tubuh lucas.
"apaan sih ngomong gitu ? lagian semuanya udah terjadi, sekarang kita cuma bisa menjalaninya bang, gue siap kok dengan semua ini" ucapnya dengan senyum yang dipaksakan.
"asalkan lo tetap disisi gue meskipun sudah menikah" lanjutnya.
Lucas memeluk erat tubuh adiknya.
"abang gak akan pernah jauh dari kamu" ucap lucas kembali memeluk hangat adiknya tersebut.
Tanpa mereka sadari terdapat dua orang yang mendengar percakapan mereka.
'haruskah terjadi lagi ?' batin seseorang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Altar Boyz
Random"saya masih mencintainya" -yesung "GUE JUGA CINTA AMA YANG LAEN AELAH" -bila