AB - 08

3 0 0
                                    


"bil, udah sampai" ucap jeno.

Bila masih saja terdiam di belakang jeno.

"dek" ucap jeno sambil menepuk pelan tangan bila yang berada di pinggang jeno.

"eh iya, kenapa kak ?" tanya bila.

Jeno tersenyum melihat ekspresi terkejut bila yang terlihat menggemaskan bagi jeno, namun tidak bagi jaemin.

"udah sampai" ucap jeno.

Bila turun dari motor jeno dan memberikan helmnya kepada jeno.

"kamu kenapa selama dua hari ini kok diem mulu ?" tanya jeno.

"engga kenapa-napa bang" ucap bila sambil menggeleng.

"jangan bohong deh sama abang, abang udah kenal bila dari kecil, abang tau kalok kamu sekarang lagi gak baik-baik aja" ucap jeno.

Bila masih saja diam sambil memandang wajah tampan jeno. Ia ragu untuk cerita hal ini kepada jeno. Sedangkan jaemin, abangnya saja masih belum mengetahui masalah apa yang membuat bila kebanyakan melamun akhir-akhir ini.

"yaudah kalok kamu masih belum siap cerita" ucap jeno.

"yaudah gih masuk, abang mau langsung ngerjain tugas sama temen" sambungnya.

Bila memutarkan matanya malas.

"iya, bila masuk dulu, assalamu'alaikum" ucap bila.

"wa'alaikum salam"

Sepeninggalan bila jeno masih saja terdiam di atas motornya. Sepertinya ia harus mencari tau apa yang ngebuat bila sering melamun akhir-akhir ini.

Jeno mengambil handphone dari saku celananya dan menelpon seseorang.

"na, kayaknya dia ada masalah deh"

-------

Jeno baru saja sampai di halaman rumahnya. Semua kendaraan teman-temannya sudah berada rumahnya, termasuk jaemin. Ia sengaja tidak langsung pulang kerumahnya.

Jeno tidak melihat teman-temannya di ruang tamu, ia langsung saja naik menuju kamarnya. Sudah terbiasa bagi temannya langsung masuk ke kamarnya.

Jeno menghembuskan nafasnya kasar melihat keadaan kamarnya sekarang. Tas mereka berserakan dimana-mana. Untung saja tidak ada taeyong abangnya di rumah. Jika saja taeyong melihat kamarnya kapal pecah seperti ini pasti telinga jeno akan panas mendengar mulut lee taeyong yang mengomel berjam-jam.

"lu semua belum ada sejam di kamar gue, tapi kamar gue udah begini" kesal jeno.

"yaelah jen mumpung gak ada bang taeyong juga di rumah lu, jadikan lu kagak bakalan diomelin" sahut jaemin.

Jeno tidak menanggapi ucapan jaemin. Ia sibuk menumpuk tas teman-temannya yang tadinya berserakan.

"jinyoung mana ?" tanya jeno begitu menyadari jinyoung belum sampai.

"lagi nungguin daehwi piket" ucap chenle.

Tak lama kemudian jinyoung datang bersama daehwi dengan membawa kantong kresek besar penuh dengan makanan.

"wessss... Tumben lo mau beliin ?" ledek renjun.

"nah le atm lu" ucap daehwi menyerahkan atm ke chenle.

"yaelah kirain duit lu pada" ucap jaemin.

Mereka semua sibuk dengan makanan di tangannya masing-masing.

"jen.." panggil jaemin.

Jeno menoleh ke arah jaemin dengan mengangkat sebelah alisnya.

"kayaknya gue tau apa yang difikirin bila" ucap jaemin.

"emangnya yayang bila kenapa ?" tanya haechan.

Mereka semua tidak terlalu menanggapi omongan jaemin.

"kira-kira kalau bila tiba-tiba nikah gimana ?" tanya jaemin tiba-tiba, membuat yang lainnya tersedak.

UHUK UHUK

"WEH MINOM DULU LU PADA, NTAR MATI GUE RIBET NGURUS LU SEMUA" ucap jaemin setengah berteriak.

"lah si anjir kalau ngomong jangan dadakan gitu ngapa" ucap jinyoung.

"lagian emang ada yang mau nikahin bila ?" ledek daehwi.

BUGH
BUGH
BUGH

Ia menerima banyak lemparan bantal dari abangnya.

"wesss gini-gini gue masih ada niatan anjir buat ngelamar yayang bila" ucap haechan.

"NGIMPI KETINGGIAN" Ucap jaemin meraup muka haechan.

Mereka melanjutkan kegiatan masing-masing dengan ricuh. Namun, Tidak dengan dua orang yang sedari tadi masih diam memikirkan omongan jaemin yang dianggap angin lalu bagi teman-teman mereka lainnya.

Altar BoyzTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang