S'1

192 71 171
                                    

Kringgggg....

Dering suara alarm menyeruak memenuhi seisi kamar ketika seorang cewek masih asik pada bunga tidurnya

Segera ia mendudukkan diri ke tepi ranjang, mengerjapkan beberapa kali mata sembari mengumpulkan separuh nyawanya yang masih berkeliaran di alam mimpi.

Diliriknya jam sudah menunjukkan pukul setengah sembilan pagi. Ya, hari ini adalah hari minggu , jadi ia bisa dengan bebas untuk bangun kesiangan.

Ia pun lantas mengambil ponsel yang terletak di nakas. Entah mengapa, barang tersebut selalu menjadi barang pertama yang selalu dicarinya setelah bangun tidur.

Walaupun tak ada notifikasi apapun tetapi ponsel selalu berhasil menarik perhatian cewek itu untuk membukanya. Berharap ada pesan dari cogan nyasar. Upss.

Tok tok tok

"Ila?" ucap seseorang memanggil.

Dengan sigap ia langsung turun hendak membukakan pintu.

Terlihat seorang wanita yang masih cantik parasnya walaupun usianya bisa dibilang tidak muda lagi berdiri di depan pintu sambil tersenyum manis.

"Ya? Kenapa ma?"

"Ayo turun kebawah, ada yang mau papa sama mama kenalin"

"Kenalin? Emang sia-"

"Udah buruan" potongya cepat.

Setelah sampai di bawah, terlihat Reno, papa Ila dan seseorang yang akan dikenalkan pada Ila.

Reno yang melihat kedatangan Ila dan istrinya pun langsung melambaikan tangan menyuruh duduk bersama.

Dengan langkah gontai dan sambil menunduk Ila berjalan mendekati papanya.

Ketika ia mengangkat wajahnya, terlihat seorang cowok mengenakan kaos putih berlengan panjang dengan paduan jeans selutut.

Subhanallah, makhluk dari planet manakah ini? Tampangnya..
batin Ila.

"Ila? Kok melamun?" ucapan Reno seketika membuyarkan lamunan Ila.

"Eehh.. anu.. enggak kok pa"

"Kenalin, ini Alex Papa udah ngangkat dia buat jadi anak angkat papa sama mama. Jadi sekarang dia adalah abang kamu"

"Owwhh.. Abang baru ya.."

"Kenalin, Khalisa Sia Xaquilla. Bisa dipanggil Ila, sia, lisa atau apapun deh senyamannya"

"Reynand Alexi Pranaja, boleh dipanggil Alex" kenalnya sambil tersenyum.

Gila manisnya. Masa iya gue harus maraton jantung tiap hari. Bisa mati muda kalo gini.

"Oh ya pa, beda umur aku sama bang Alex berapa?"

"Cuma beda 1 tahun" jawab Gina, mama Ila.

"Cuma beda setahun? Berati sekarang bang Alex udah kelas 12 ya? Boleh dong disekolahin satu sekolah sama aku? Ya ya ya?" bujuk Ila dengan tampang memelas.

"Iya, bang Alex emang udah didaf-"

Ucapan Reno seketika terpotong setelah mendengar suara terikan seseorang yang masuk kerumah.

"Assalamualaikum.. Resya yang cantiknya gak ketulungan, yang punya kembaran namanya Raisa, istrinya Hamish Daud aja sampe kalah cantiknya sama aku udah pulang. Ada yang kangen gak? Jangan ya, Dilan 1991 tanyangnya baru bulan depan"

"Waalaikum salam"

"Aishh, Dilan mulu lo dek" ujar Ila menimpali.

Ila punya satu adik namanya Azzela Reisya Cressenda. Beda umurnya 2 tahun. Reisya itu termasuk golongan anak alay dan hobi nyabe. Setiap sabtu siang ia akan menginap di rumah nenek dan pulang pada minggu pagi.

"Iya dong har- Subhanaallah, Allahu Akbar.. Ni makhluk dari mana kok bisa tamvan ngetss. Iihh fotbar dulu lah. Go kakak ganteng yang ketjeh badaii kita selfie" ucap Reisya nyerocos sambil meng ubrak abrik tas mencari ponselnya.

Cekrekk. Cekrekk. Cekrekk.

Maaf author lupa ngasih tau kalo Reisya ini juga ikut dalam suatu grup bernama PPC alias Para Pemburu Cogan.

"Astagfirullah, kok bisa ya ada makhluk segini iya nya. Aduhh. Tanpa editan udah mulus" lanjutnya sambil melihat hasil foto selfienya tanpa memperdulikan sekitar.

"Reisya, kamu itu anak siapa sih? Kok bisa-bisanya punya sifat kayak gini" heran Reno.

Mereka hanya tersenyum melihat keheranan papa dan wajah tanpa dosanya Reisya.

Reisya mengernyitkan dahinya "Kan anak papa sama mama, masa iya lupa sih pa?" ucapnya dengan wajah polos.

"Sudah-sudah" lerai Gina.

"Reisya, ini kenalin dulu. Namanya Alex, abang barumu. Dia-" lanjut Reno setelah menyudahi aksi herannya tadi tetapi langsung terpotong lagi.

"Hah? Abang baru? Kok bisa? Emang papa sama mama kapan bikinnya? Kok udah langsung gede aja? Jadi abang Reisya pula..."

Sang papa pun hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat sifat anaknya yang satu ini langsung berkata pasrah "Ma, tolong ambilin kartu keluarga sama tipe-x"

Yang disuruh mengambil barang tersebut pun langsung keheranan lantas berkata "Loh, emang buat apa pa?"

Dengan sedikit kesal beliau menjawab "Buat ngapus nama Reisya dari kartu keluarga. Nanti papa tanda tanganin di atas materai terus Reisyanya langsung kita ceburin ke sungai biar dimakan dugong".

Lantas seisi rumah langsung tertawa mendengar penuturannya kecuali Reisya yang mukanya udah kecut.

"Ya kali pa, segitu amat, kan cuma nanya" gumam Reisya yang langsung disambut lagi dengan gelak tawa semua orang.

"Haduhh, sudah-sudah.." potong sang mama yang tawanya sudah mereda.

"Reisya, bang Alex ini kakak angkat kamu".

"Owhh.."

"Oh ya ma, kok papa sama mama ngangkat bang Alex jadi anak angkat kalian?" tanya Ila yang masih dilanda seribu satu pertanyaan tentang bang Alex.

"Sesi tanya jawabnya ditutup. Kalo mau nanya lagi nanti aja, mendingan kamu mandi dulu. Bau badanmu itu.."

Ila yang baru teringat belum mandi pun langsung tersenyum malu lalu berlari ngicir ke atas untuk mandi.

STRUGGLETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang