Saat melihatnya, mengapa aku kembali teringat akan kenangan lama dan rasa sakit yang pernah ada?***
Seorang gadis cantik berbalut sweter garis-garis berlengan panjang dan rok berwarna pink selutut berjalan anggun dipelataran halaman dengan membawa sebuah paperbag. Tak lupa senyum manis yang semakin melengkapi penampilan cantiknya.
Diketuknya pintu rumah yang sedikit terbuka.
"Assalamualaikum"
"Waalaikumusalam" seorang wanita paruh baya keluar. "Walah, mbak Sava. Udah lama gak main ke sini".
"Iya mbok, udah lama banget" sahut Sava lembut. "Tante Gina ada mbok?"
"Ada mbak. Masuk dulu"
Mereka berdua berjalan menuju sofa di ruang tamu.
"Silahkan duduk, mbok panggilin dulu bu Ginanya"
Hanya seulas senyum tipis yang berikan Sava sebagai tanda jawabannya.
Mata Sava menjelajah ke setiap detail rumah. Sesekali di ingatnya kenangan saat dulu dia sering berkunjung ke rumah ini.
Suara derapan kaki membuyarkan lamunan Sava. Segera ia melihat asal suara itu.
Mengetahui siapa yang datang, Sava berdiri dan tersenyum. "Tante Gina, Sava kangen".
Dipeluknya lama Gina. "Tante juga. Sava udah jarang main ke sini. Tante kira Sava udah lupa sama tante"
"Gak kok. Sava kan udah kelas XII, jadi harus banyak belajar buat persiapan UN"
"Oh iya ya, cepet banget. Gak kerasa. Yuk lah ngobrol di taman belakang aja"
Meskipun rumah Ila tidak terlalu besar dan mewah, namun rumah ini sangat sejuk karena memiliki taman belakang yang asri.
Taman dengan ukuran 4 x 5 meter ini dipenuhi dengan bunga yang mengelilingi kolam ikan. Tepat di depan kolam, diletakkan 4 kursi santai dan meja. Di sebelah kiri terdapat beberapa pohon bonsai yang menambah kesegaran saat mata memandang.
Mereka berdua melanjutkan beberapa perbincangan ringan seputar kehidupan sekolah Sava, makanan, serta gosip.
"Eh, Ila mana tante? Kok dari tadi gak kelihatan?" tanya Sava.
"Ila mah jam segini molor. Kebiasaan, pulang sekolah langsung tidur dia" jawab Gina.
Disela perbincangan mereka, seseorang datang menginterupsi.
"Kak Sava!!!" teriak seseorang.
"Panjang umur kamu La, baru aja diomongin"
"Udah bangun La?" tanya Sava basa-basi.
"Kak, oleh-olehnya mana?" Ila datang dengan muka bantalnya menghiraukan pertanyaan Sava.
"Ini anak siapa sih? Datang-datang langsung nagih. Disapa dulu dong tamunya, nak" rutuk Gina.
Langsung saja Ila menghampiri Sava, mengambil tangan kanannya lalu diciumnya punggung tangan Sava, memberi salam seperti yang telah diajarkan oleh kedua orang tuanya. "Assalamualaikum Kak Sava"
"Waalaikumusalam Ila"
Setelah memberi salam, Ila mengambil posisi duduk di seberang Sava. Mereka melanjutkan pembicaraan yang sempat terjeda tadi.
Sampai terlontarlah pertanyaan yang membuat Sava mengernyitkan dahinya.
"Bang Alex mana La?"
Sejenak Ila berfikir, "Tadi abang bilang mau jemput Re les ma"
KAMU SEDANG MEMBACA
STRUGGLE
Teen FictionKetika aku harus berjuang dalam sebuah angan dan ilusi semata ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ NB *Gak bisa janji kalo ceritanya bakal bagus. Tapi baca aja dan kalian akan nemuin kejutan didalamnya.