4 · Ketahuan

3K 467 44
                                    

Wonderstruck

▪️Happy Reading▪️

Baekhyun POV

"Baekhyun.."

Ternyata Bona tidak berbohong. Dia benar-benar Chanyeol Xavier.

Aku mengucek mata, meyakinkan diri sendiri jika itu memang dirinya. Untuk apa ia kesini? Bagaimana bisa ia tahu letak kelasku?

Senyumannya membuat semua orang yang memandang- bahkan yang berlalu lalang ikut terpesona. Tingkat kemanisannya terlalu tinggi.

Rambut ikal yang rapi dan pakaiannya simple. Hanya celana jeans dipadu dengan kaos hitam dan jaket jeans namun aku tidak pernah bosan untuk mengatakannya, ia sangat tampan.

"Kaget ya aku kesini?" Luhan dan Bona yang mengikutiku di belakang menganga tak percaya bersama beberapa pekikan kagum oleh teman-teman sekelas yang mengintip di sela-sela jendela.

"Loh ada Luhan?" Aku tidak melihat reaksinya seperti apa. Aku bertaruh ia pasti sangat terkejut.

Aku hanya bisa mengangguk. Suaraku tercekat di pucuk tenggorokan. Tubuhku bergetar gugup.

Ia tergelak pelan, "aku mau ngajak kamu makan bareng anak-anak. Hadiah kemaren pas kamu nyanyi bareng Jongdae."

Aku mengangguk lagi, seperti boneka pajangan. Berkedip beberapa kali sembari menyerap kata perkata yang ia ucapkan.

"Jangan ngangguk-ngangguk terus. Nggak pegel lehernya?" Ia tersenyum lagi. Gemas.

Luhan mendorong bahuku agar kembali tersadar dari lamunan. Aku menoleh kesal kearahnya. Membuatku malu saja.

"Jangan dorong-dorong!" Bisikku lantas kembali menghadap Chanyeol.

Luhan memajukan badannya dan mendekatkan bibirnya ditelingaku. "Ojok meneng ae! (Jangan diem aja!) Keliatan o'on tau!"

Aku mendelik kearahnya namun Luhan tidak mempedulikanku.

"Baekhyun?"

Aku tersentak kaget. "Hmm?"

Sepertinya wajahku terlihat bodoh barusan. Ya ampun, Baekhyun!

"Mau nggak? Kamu udah bubar kelas toh?"

Aku mengangguk kembali.

"Ayo! Udah ditungguin anak-anak. Ada adekmu juga."

Aku menggigit bibir lalu mengangguk lagi. "Bentar, ambil tas dulu."

Chanyeol mengiyakanku lalu memasukkan tangannya kedalam saku celana, menunggu.

Karismanya benar-benar memancar terang. Bahkan semua orang masih saja betah memandangnya lamat-lamat.

Luhan mengikutiku lagi saat diriku masuk kelas untuk mengambil tas. "Sumpah Baek, aku sek nggak nyongko!"

(Sumpah Baek, aku masih nggak nyangka!)

Aku meringis dan menyembunyikan wajahku dengan uraian rambut, malu. Cepat-cepat membereskan peralatan tulisku yang berserakan diatas meja lantas memasukkannya ke dalam tas.

WonderstruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang