27 · Family & Friendship

1.7K 272 50
                                    

Wonderstruck

◾Happy Reading◾

Tangan Baekhyun tak bisa diam sejak Chanyeol mengakhiri panggilan.

"Aku udah hampir mau nyampe, bie."

"Iya ati-ati dijalan."

Ia berusaha menghilangkan rasa gemetaran yang menjalar dengan menepuk-nepuk kedua pahanya berulang kali atau meremat-remat ujung bantal sofa yang ia pangku.

Mama dan Papa yang sedari memperhatikan di sofa seberang saling terkikik geli karena tingkah anak sulungnya itu. Mereka jadi teringat momen masa muda ketika kedua keluarga mereka pertama kali bertemu.

"Deg-degan ya Mbak?" Ucap Mama dengan senyum jahilnya.

Baekhyun mengigiti sudut bibir sembari mengangguk gelisah. Seringkali bola matanya bergerak melihat jam dinding yang terpasang di atas pintu utama.

"Mama dulu juga gitu kan yo?" Sang Papa ikut-ikutan.

"Halah, kamu dulu pamit bolak-balik ke kamar mandi ae saking nervous-nya. Aku masih inget." Mama menjulurkan lidah kearah sang suami dan dibalas cubitan lembut di pipinya.

"Kan wajar sayang.."

"Hueek!" Sehun tiba-tiba datang dengan baju rapinya seraya menutupi mulutnya, pura-pura ingin muntah. "Alay!"

"Belum ngerasakno ae (ngerasain aja) kamu. Ati-ati karma." Acuh si Papa sedangkan Sehun hanya mengangkat bahu tak peduli.

Si bungsu mendudukkan diri di samping Baekhyun, memperhatikan kakaknya yang bersikap aneh jika gelisah.

"Keluarga Mas Chanyeol santai kok Mbak, tenang aja. Yah.. Kecuali Papanya seh."

"Kenapa?"

"Agak kaku."

Baekhyun melirik Sehun dengan mata sayu, ucapan sang adik bukannya meredakan sport jantung tapi malah semakin mempercepat kinerjanya.

"Jangan makin bikin aku deg-degan po'o (dong)!"

"Belum pernah ketemu Papanya?"

"Belum." Jawab Baekhyun lirih. Ia sempatkan mengambil selembar tissue diatas meja untuk menyeka keringat dingin di pelipisnya.

"Kalo udah kenal bakalan santai. Nggak serem kok." Itu karena Sehun sudah mengenal ayah Chanyeol dan beberapa kali sempat terlibat obrolan jika berkunjung ke rumahnya.

"Papanya yang punya hotel bintang lima itu ya dek?" Tanya Papa memastikan.

"Iya, *Novatel Pa. Generasi penurun."

"Waduh, Papa kok jadi ikut deg-degan yo." Papa memegangi dadanya yang tiba-tiba berdetak lebih cepat.

Novatel tentu kerap menjadi buah bibir di kalangan masyarakat Surabaya ataupun majalah bisnis. Hotel itu termasuk dalam jajaran hotel terbagus dan termewah yang ada di kota ini dengan pelayanan kelas premium yang sanggup menguras kantung hingga menipis.

"Itu berarti Papa harus lebih jaga ucapan biar nggak salah ngomong. Ngkok (nanti) kalo ada apa-apa..." Goda Sehun seakan menakut-nakuti.

Mama hanya mendengus pelan, menatap anak bungsu dan suaminya bergantian dengan malas. "Mereka juga manusia biasa kali, nggak usah terlalu dibuat insekyur juga. Semua profesi sama aja di mata Allah. Toh nanti di akhirat harta nggak akan dibawa."

"Iya ustadzah Yoona." Jawab Papanya jenaka. Inginnya sedikit mencairkan suasana. "Pinter ngomong ya sekarang."

"Kamu kan tau aku ngefans banget sama Najwa Shihab."

WonderstruckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang