Sepanjang perjalan menuju kekantornya nada terus saja memikirkan bagaimana cara untuk meninggalkan rain, atau dimana harus menitipkan rain."Apa aku tinggalkan saja dia ditempat kemarin?"guman nada kepada dirinya sendiri, namun perasaan tak tega hinggap didada nada saat melihat senyuman rain.
Nada menghentikan langkahnya sehingga membuat rain juga ikut berhenti disebelahnya, rain menatap nada bingung namun senyuman dari bibirnya belum juga luntur.
"Rain...sebenarnya ditempat kerja aku, orang asing tidak diperbolehkan masuk..."ucapan nada sukses membuat senyuman rain hilang dan berganti dengan wajah murung.
"Jadi rain gak boleh ikut tante kerja?"tanya rain dengan raut kecewa.
Nada mengangguk."karna itu aku tidak bisa bawa rain kesana..."nada menggigit bibir bawahnya gusar."gimana kalo aku antar rain pulang saja, rain udah ingat belum rumahnya dimana?"
"Rain gak ingat tante..."ujar rain lemah.
Nada melirik jam tangannya yang melingkar dipergelangan tangannya."aku bisa telat kalo kayak gini..."ujar nada gusar.
Nada merogoh tasnya dan mengambil dompetnya."ini uang buat rain..."ujar nada sambil menyerahkan uang 200 ribu ketangan rain, rain menatap bingung uang yang berada ditangannya."itu disana ada toko kue, rain boleh beli apa aja ditoko itu..."ujar nada sambil menunjuk toko kue yang berada tak jauh dari mereka."rain beli kue sendiri bisakan?"tanya nada.
Rain mengangguk sambil tersenyum dengan semangat."tante mau rain beliin kue juga?"tanya rain antusias.
Nada menggeleng sambil tersenyum."gak usah...beli saja untuk rain..."
"Tante tunggu ya, nanti rain beliin kue yang enak buat tante..."seru rain dengan mata berbinar.
Nada hanya dapat tersenyum getir saat mendengar perkataan rain, Rencananya nada ingin meninggalkan rain disini. Mana tahu keluarga rain nanti datang mencari rain dan bisa menemukan rain dengan mudah. Karna tempat ini tak jauh dari toko bunga tempat rain berdiri semalam.
Nada memang agak tidak tega meninggalkan rain disini namun nada juga tidak bisa membawa rain kemana pun, dan satu hal lagi. Nada juga tidak bisa membiarkan rain tinggal dirumahnya lebih lama, nada takut tetangga didekat daerahnya akan menggosopi dirinya yang tidak-tidak.
Nada menatap rain yang berjalan menuju toko kue tersebut dengan riang, sesekali rain menoleh kearahnya sambil tersenyum. Dan nada akan tersenyum saat rain menoleh kearahnya.
"Maaf rain..."ujar nada pelan sambil berbalik dan dan berjalan dengan cepat menuju halte bis.
Tanpa nada sadari rain melihat nada yang berjalan menjauh bermaksud meninggalkan dirinya ditoko kue tersebut. Dengan cepat rain mengejar nada.
"TANTE...TUNGGUIN RAIN...!!!"pekik rain sambil berlari mengejar nada, niat rain membeli kue pun batal seketika.
Nada menoleh kebelakang dengan wajah cengong dan setelahnya nada pun lari dengan kencang mencoba menjauh dari rain. Hingga mereka pun jadi pusat perhatian karna kejar-kejaran diteretoar tempat pejalan kaki dipagi hari.
***
"Hhhuuu...tante jahat...hiks...tante mau ninggali rain kan..."isak rain didepan nada yang masih mengatur nafas.
Aksi kejar-kejaran mereka terhenti saat rain tiba-tiba duduk diteretoar sambil menangis sekencang-kencangnya, dan hal itu membuat para pejalan kaki menatap rain aneh. Bahkan ada yang menertawakan tingkah rain yang sudah dewasa tapi masih seperti anak kecil.
Nada akhirnya menyerah dan menghampiri rain yang masih sesegukan dan menangis sejadi-jadinya ditengah teretoar tersebut tanpa rasa malu sedikit pun.
KAMU SEDANG MEMBACA
Posesif Boy
Romanceseorang pria dewasa yang diperkirakan berumur 23 tahun tengah menangis tersedu-sedu ditepi jalan sambil memeluk sabuah mainan anak-anak. Kenyataanya dia memang seperti pria normal namun tidak ada yang tahu bahwa dia memiliki cacat mental. Yang masih...