"Estha ya ampun! Dari mana aja sih?! Nekat banget ngga masuk di jamnya Mr.Bin." seru Vinda yang melihat kedatangan Estha.
"Bukannya nekat tapi terpaksa." jawab Estha malas lalu menjatuhkan dirinya kebangku.
"Sial? Sial kenapa Es?"
"Ini tuh gara-gara cowok sengklek bin aneh yang lo sukai itu Lin."
"Mak-"
"Selamat pagi." ujar Bu Retno memotong pertanyaan Zellin.
"Nanti gue jelasin."
###
Rival memainkan telinganya dengan tangan. Kebiasaan saat bingung. Saat masuk kelas setelah dihukum bersama Estha, kedua sahabatnya berdrama layakanya aktris yang tengah memerankan gadis yang sedang merajuk.
"Kaya cewek lo ambekan." ujar Rival bingung.
Kedua sahabatnya kekeuh tak mengucapkan satu katapun.
"Dih, kamu ngga peka juga." sindir Kiki.
"Bukannya ngga peka tapi aku emang ngga tau apa kesalahan aku."
Semua siswa yang tadinya sibuk dengan urusannya kini menatap mereka bertiga. Mereka mencium bau-bau drama keluarga Simos akan tayang.
"Udah dong ayah bunda jangan pada ribut. Aku tuh capek denger kalian ribut." keluh Aldo.
"Kalo capek ya jangan didenger." ujar Rival dan Kiki bersamaan.
"Kamu tuh kenapa sih? Bolos ngga bilang-bilang? Aku juga pengin ikut." ucap Kiki layaknya istri yang tengah memarahi suaminya.
"Oo.. Yaudah nanti kalo bolos bilang dulu deh." bujuk Rival.
"Yey! Liat kan temen-temen nanti aku bakalan diajak bolos sama Ayah aku." girang Aldo dengan nada yang dibuat-buat.
Aldo memutar-mutar tubuhnya seperti mendapat hadiah. Hingga dirinya tak sadar dengan tali sepatunya yang lepas. Ivan, salah satu temen sekelas Simos yang kelakuannya sebelas duabelas dengan Simos tak menyia-nyiakan tontonan gratis. Saat Aldo berjalan kearahnya, dengan sengaja Ivan menjulurkan kakinya hingga-
Brukk...
Aldo terjatuh disamping kursi Ivan. Sontak kejadian itu membuat siapa saja yang melihat akan tertawa ngakak.
Dengan perasaan malu, oh came on siapa yang tak malu jatuh didepan banyak orang lagi jatuhnya tak elit sama sekali. Aldo bangkit dari keterpurukannya lalu berteriak.
"Huaa.. Ayah aku ngga bisa diginiin." rengek Aldo berlari kearah Rival.
Rival yang melihat Aldo seperti itu lantas mengangkat tangannya dan melambai-lambaikan sambil berseru. "Bukan anak gue." dengan ekspresi ngerinya.
Tawa kelas 12 IPS 4 yang tadi ngakak sekarang kicep saat ada guru didepan pintu.
"Heh bego. Satu dunia juga bakal ngga percaya kalau itu anak lo." ujar Kiki yang tak sadar sudah ada guru.
"Ho'oh mana ada anak sama bapak seumuran. Lagipula gue sama lo ngga ada mirip-miripnya. Gantengan gue." tambah Aldo.
"Lo yang mulai lo yang mengakhiri. Kurang-kurangin jahatnya pantes jomblo." rutuk Rival. "Iya ganteng kalo lagi pake masker."
"MIROR PLEASE!" teriak Kiki dan Aldo bersamaan.
"APA?"
"Pertama lo ngatain gue jomblo, ngga ngaca hah diri sendiri juga." jawab Kiki.
"Yang kedua lo bilang gue ganteng kalo lagi pake masker? Lo temenan sama gue berapa lama? Ngga liat kalo gue jalan cewek-cewek pada ngga kedip?" sambung Aldo.
KAMU SEDANG MEMBACA
LIAL
Teen FictionSepercik sapuan halus sebuah perasaan yang belum pernah dirasakan oleh kedua remaja yang menginjak dewasa. Perasaan asing yang masih tabu dikehidupan keduanya. Masih abu-abu seperti seragam yang masih tetap harus dikenakan keduanya. Terlalu terkej...