prolog

13 4 0
                                    

   Mengetahui perasaan orang lain itu, bagi kalian adalah kemampuan yang sangat hebat dan kalian juga menganggapnya sebagai karunia, tapi bagiku ini sebuah kutukan aku berkata itu sambil menatap refleksi diriku dalam cermin, bukan hanya itu orang lain menganggap bahwa diriku sempurna, cantik, pintar dan berbakat di banyak bidang,  hal itu juga aku anggap sebagai kutukan

Dapat merasakan perasaan orang lain dan pribadi sempurna ,kombinasi dari hal-hal itu membuat kehidupanku......

Menjadi neraka bagiku.....

Terdengar panggilan dari luar kamarku "Hana!  Apa kau sudah siap kesekolah?, nanti kau terlambat! " ,"sebentar lagi! "

Ibuku, dengan kutukan ini aku sangat tahu bahwa ibuku sangat menyayangiku, aura yang terpancar dari sungguh luar biasa, tapi saat pertama kali aku mengetahui hal itu aku tidak terkejut karena melihat fakta bahwa kasih ibu sungguhlah besar kepada anaknya, hal itu sudah menjadi rahasia umum," kau juga tahu akan hal itu kan? "

Meninggalkan rumah dengan rasa sayang yang sangat besar itu sangatlah berat, tapi hal dialami itu untuk menggapai cita-cita, "itu juga bukan hal yang salah kan? " , bagiku perjalanan kesekolah itu bagaikan bom waktu, Timer menunjukan angka 00:00, pada saat yang sama aku tepat di gerbang  sekolah ,dengan melihat seluruh dengan siswa-siswa yang berada didalamnya, dengan perasaan sedih dan air mata keluar bersamaan , "kenapa... Kalian....  Sangat.....  MEMBECIKU!..... Apa aku melakukan  hal buruk, kenapa!!! "

Bahkan sebelum masuk kedalam kelas aku sudah merasakan banyak sekali rasa benci terhadapku, tenang saja ini sudah menjadi hal yang rutin saya alami, berjalan dengan menundukan kepala dengan air mata terus mengalir " rasa benci dimana-mana " dengan efek dari kutukan ini, aku juga dapat mendengar dengan jelas dari kepala mereka "wajah cantik saja sudah sombong" ,"gara-gara kau ,cita-citaku untuk mengikuti  olimpiade matematika jadi hilang " ,aku berkata pada diriku sendiri "ini bukan apa-apa, neraka yang sebenarnya

.
.
.
.
.
.
.
.

.
.
.
"saat berada dalam kelas"

my feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang