Teman

0 1 0
                                    

Mataku tidak teralihkan dari sembari menunggu istirahat kedua, tentu saja rasa penasaran meliputi hatiku,

"penasaran?"

Sudah lama aku tidak merasakannya, situasi ini mirip dengan diriku waktu aku masih kecil .

"Kenapa hidung gajah sangat panjang?, lalu apakah dia akan baik-baik saja dengan minum dari hidungnya? ,bukankah itu hal yang menjijikkan?"

Pasti menurut kalian aku yang masih kecil sangatlah menggelikan, tapi itulah diriku menurutku itu bukanlah hal yang tabuh.

Saat ini akupun mulai penasaran tentang dia, kenapa aku tidak dapat membaca perasaannya dan pikirannya?, apakah penyebabnya adalah saya atau dia? ,Atau faktor lain seperti tempat dan waktu?, tapi mengingat tentang tidak ada spesial tempat dan waktu kita bertemu .

Pertanyaan dan jawaban terus berputar dan memenuhi kejipalaku

"Hana, silahkan jawab soal ini di papan tulis"

"baik bu"

Walaupun aku tidak memerhatikan pelajaran tapi soal ini tidaklah susah karena aku orang yang jenius, itu yang dikatakan mereka.

Jam Istirahat kedua dimulai aku pergi ke perpustakaan lebih cepat dari biasanya dan masuk dengan cepat ke perpustakaan

"hai Maria!"

"hai Ha.... na! , kenapa dia terburu-buru? "

Saat aku tiba di meja ,tempat kita bertemu

"hai  Rian.........

tentu saja, aku saja yang terburu-buru"

Meja itu masih kosong , dengan pikiran positif itu aku duduk dan menunggu dia

Menunggu....

Terus menunggu....

5 menit lagi jam istirahat selesai ,Prasangka buruk muncul ,aku berpikir dia berbeda dari yang lain aku mulai menganggap senyuman dan buku yang dia berikan kepadaku adalah hal yang nihil dari hatinya, mungkin saja dia juga sama dengan orang lain dengan rasa benci kepadaku.

Bagaimana aku tidak curiga perasaan nya kepadaku terlihat transparan bagiku,  aku pernah mendengarnya sebuah kalimat yang sesuai dengan situasi ini.

"Rasa curiga muncul karena ketidak tahuan"

Sepertinya aku terlalu berharap dengan dia,aku percaya dengannya, ketika hal menarik dari dia muncul , rasa ingin mengenalnya meluap-luap di pikiranku

Dengan suara lantang sambil menundukan kepala

"Aku ingin menjadi temanmu! "

"aku juga!"

Sesaat aku berpikir suara itu berasal dari pikiranku tapi saat membuka mata , Rian Terlihat sambil terengah

"Rian, kau kenapa"

" habis lari, aku tadi bolos untuk mengambil buku kumpulan anekdot lainnya yang aku ingin berikan padamu "

"kenapa"

"tentu saja , aku menjadi temanmu "

Dia mengatakan itu dengan senyuman

" Aku sangat senang bisa bertemanmu "

Kata itu bersamaan dengan refleks, aku berdiri dan menuju padanya

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
"DAN MEMELUKNYA DENGAN ERAT"

my feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang