Rian Dan Anekdot

9 2 0
                                        

  Melewati lorong sekolah bagiku setara dengan jembatan menuju neraka ,ujaran kebencian terhadapku bagaikan api yang menjalar di sekelilingku, tetap dengan menundukan kepala ,aku terus melewati api ini , seperti yang aku bilang sebelumnya, hal ini sudah rutin aku alami tetapi tetap saja aku tidak akan terbiasa dengan suasana ini

Melewati pintu neraka, maksudku kelas yang penuh rasa benci, kutukan ini memberikan informasi "awas aja kau hana, dengan semua laki-laki yang melirikmu, kau kira aku akan membiarkanmu begitu saja, dengan mencoret mejamu harusnya kau sudah tau diri" kutukan ini mengatakan bahwa perasaan kebencian ini berasal dari dia ,karin, rasa benci kepadaku sangat besar dari pada orang lain, dia kuga sering membully dan mengerjaiku, dan menurut informasi yang diberikan oleh kutukan ini benar mejaku tertulis kebencian yang sebenarnya sudah aku ketahui dengan kutuka ini.

  P*LAC*R ,tertulis dengan spidol Diatas mejaku , "terjadi lagi, yah" yap, hal ini juga sudah biasa terjadi padaku, tetapi aku juga sudah siap menghadapinya ,aku menutup tulisannya dengan buku gambar yang ukurannya cukup untuk menutupi kata itu, guru sudah memasuk kelas dan kegiatan belajar dimulai

Bel istirahat berbunyi, tanda dimana aku sementara bisa lari dari neraka ini, aku segera bergegas ke perpustakaan, sekolahku mempunyai perpustakaan yang agak jauh dari gedung sekolah lainnya, jaraknya sudah cukup jauh dari jangkauan kutukan kutukan ini di meja pustakawan aku sudah di sambut oleh perasaan bersahabat dari maria ,dia siswi yang bertugas sebagai penjaga perpustakaan "selamat datang Hana, kau agak terlambat, aku kira kau tidak akan datang" dia sangat baik terhadapku, dia tidak menaru rasa benci terhadapku, itulah yang dikatakan oleh kutukan ini

"aku pasti akan datang, semoga pekerjaan mu hari ini berjalan dengan baik "setelah kata itu selesai aku diberi senyuman hangat dari maria, hal itu selalu mengurangi  penderitaanku 

Tempat duduk disudut perpustakaan adalah tempat favoritku dimana cahaya selalu memenuhinya ,perasaan tenang aku rasakan, menurut informasi yang aku dapatkan dari kutukan ini, di perpustakaan  ini hanya ada 3 orang, seorang guru yang sedang menyusun buku ,maria dan diriku

Bahan bacaan hari ini ,novel  ,ini sudah volume terakhir aku harus menyelesaikannya supaya aku bisa melanjutkan ke buku yang lain
Beberapa saat setelah itu terdengar suara tawa kecil di kursi sebelah lemari buku ini
Tapi kutukan ini tidak merasakan  adanya perasaan disekitar sini, diriku memberanikan diri untuk melihat dia yang perasaannya tidak dapat aku lihat,  ternyata dia seorang cowok dengan air mata, sekejap aku kira dia sedih tetapi setelah melihat senyumannya aku menyimpulkan bahwa dia menahan tawanya ,karena menurut aturan bahwa siswa dilarang berisik, aku yakin dengan hal itu, dan saat itu juga aku melihat judul buku yang ia baca "kumpulan Anekdot"

Tak terduga dia berbalik melihatku
" kau hana ya? " dengan spontan "ya, aku hana, dan kau siapa? "pertanyaan itu bukan sekedar basa basi, aku sangat penasaran dengan dia karena aku tidak dapat melihat perasaannya
"namaku........

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
Rian"

my feelingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang