Lena Clarina tersenyum memandang papan nama yang baru saja dipasangnya di atas kafe miliknya. Deretan huruf 'Lovelies' dipapan itu mampu menambah manis gedung kafe yang baru ia sewa satu bulan yang lalu. Semua furniture dan hiasan di bangunan itu dipilih serta ditata olehnya.
Lena cukup puas dengan tampilan kafe itu yang didominasi dengan kayu dan tanaman. Semua furniture sengaja dipilih dari bahan kayu agar membuat suasana menjadi nyaman dan mood lebih santai. Hiasan tanaman dan bunga juga ditata cantik di setiap meja serta tergantung indah di dinding. Buku menu cake & coffee sengaja ia buat sendiri dengan spidol bewarna.
Berbagai menu coffee & cake ia gambarkan dengan cantik di selembar kertas HVS. Ia akan cetak gambar buatannya itu dan diperbanyak menjadi beberapa buku menu. Lena tersenyum puas akan guratan gambar yang baru saja dibuatnya. Ia cukup yakin pelanggan akan tertarik memesan cake & coffee setelah melihat buku menu buatannya.
Semua menu yang ada dibuku itu ia rancang dan akan akan dibuat sendiri olehnya. Lena memang mempekerjakan seorang pelayan. Namun pelayan itu hanya bertugas mengantar pesanan dan membersihkan kafe. Semua cake dan coffee yang diberikan oleh pelanggan harus dibuat oleh tangannya sendiri. Bukan karena ia tidak percaya orang lain. Namun ia ingin di masa awal pembukaan kafenya, pelanggan dapat merasakan kualitas cake & coffee yang terjamin enak.
Semua sudah ia persiapkan dengan matang dan detail. Lena merasa semuanya sudah sempurna. Ia hanya tinggal membalikan tanda "closed" menjadi "open" di pintu kafenya. Sebelum melakukan itu, ia sekali lagi memeriksa kesiapan menu, pelayan, dan kerapihan tampilan kafenya. Setelah yakin, Lena akhirnya membalikan papan tanda dibukanya Kafe Lovelies miliknya.
Lena cukup berdebar menanti pelanggan pertama yang akan masuk ke kafe dan memesan menu cake & coffee buatannya. Mungkin debaran jantungnya terasa hampir sama ketika menunggu pesan dari cinta pertama. Lena langsung berhenti bernafas beberapa detik saat ia mendengar suara pintu dibuka. Ia menoleh ke arah pintu untuk melihat wajah pelanggan pertamanya.
Namun, detik itu juga senyum di wajahnya justru menghilang. Matanya jutru menatap dengan terbelalak wajah pelanggan pertamanya itu. Ia tampak tak percaya dengan sosok yang sedang berdiri di hadapannya kini. Pelanggan itu tersenyum penuh percaya diri dengan seorang wanita yang merangkul manja lengannya.
"Hai. Selamat ya udah buka kafe. Ini keren," puji pria itu.
"Kamu kenapa disini?" tanya Lena dengan tatapan tajam.
"Mau ucapin selamat. Aku juga mau coba makan dan minum kopi di sini. Gak ada masalah, kan?" Pria itu tersenyum manis di depan Lena sambil mengambil sebuah buku menu.
Lena mengepalkan tangannya. Ia berusaha menahan emosinya yang kini sedang bergejolak. Bagaimana mungkin mantan kekasihnya itu berani datang ke pembukaan kafenya bersama seorang wanita!
CONTINUED
*************
Hai guys! ^^
Rencananya aku mau buat short story series. Ini project menulis bareng redeland_authors . Jadi ceritanya kita bikin short story bareng dengan tema TOKO/KAFE.
Nah semoga suka ya bab pembukaan cerita ini :D
See you! ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
I Think... ✔
القصة القصيرةLena Clarina memutuskan membuka toko cake & coffee selepas kandasnya hubungannya dengan John Benhard. Berharap manisnya cake dan harumnya coffee dapat membantu menyembuhkan luka hatinya yang masih membekas. Lena mengakhiri hubungannya yang terasa h...