Baik Elvan, silahkan kamu duduk di samping Abdul." Tunjuk pak retno. Lalu, Elvan menuju tempat duduknya. Tak sengaja mata hazelnya bertemu dengan mata Caramel milik Nisa, sontak Nisa memalingkan mukanya untuk memutuskan kontak mata dengannya.
***
Pelajaran pun dimulai, pak retno yang sedari tadi berbicara dengan nada ramah yang di buat-buatnya kini berubah kembali menjadi pak retno yang di judg killer.
"Baik anak anak 30 menit dari sekarang, bapak akan mengadakan kuis. Kuis terdiri dari tiga soal yakni mudah,sedang, dan sulit. sekarang buka halaman 21, baca dan pahami." Perintah pak retno membuat semua murid mengangguk. "Bonus yang mengerjakan soal di atas dengan benar maka akan mendapatkan nilai plus dan saya tidak akan mengikutkannya dalam ulangan harian berikutnya serta akan saya rekomendasikan untuk ikut olimpiade." Jelas pak retno panjang lebar.
Semua murid pun berusaha keras untuk memahami materi tersebut bukan agar di rekomendasikan tapi agar terhindar dari ulangan harian berikutnya yang susahnya minta ampun. Dira yang sedari tadi mengumpat kesal dalam hatinya karena Guru yang satu ini suka memberikannya kejutan mendadak. Nisa dengan santainya membuka buku tersebut dan mempelajarinya secara tenang karena ia sudah terbiasa. Elvan-murid baru itu hanya mengikuti apa yang di baca oleh Abdul-teman sebangkunya. Akhirnya 30 menit berlalu, pak retno pun menuliskan soal di papan tulis yang panjangnya sekitar 200 mil, jika dikonversikan dalam satuan massa yah sekitar 2 ton lah, hehe...
"Sekarang yang bisa mengerjakan soal pertama siapa ?" Tanya pak retno.
"Saya pak" ucap Abdul sembari mengangkat tangannya.
"Saya pak..."ucap adit-cowok berkacamata yang duduk di depan Abdul.
"Saya pak..." Timpal Tama dengan suara yang tak terkalahkan oleh teman temannya.
"DIAAAAMMMM." Titah pak retno sembari menggebrak meja membuat semua murid tak berkutik. "Yah silahkan kamu." Lanjutnya sembari menunjuk Abdul.
Setelah itu, semua murid menggerutu karena tak di pilih oleh pak retno.'Tadi dia nyuruh yang bisa, sekarang malah marah. Tuh guru maunya apa sih.' batin Adit
'Gagal deh' gumam Tama dalam hatinya.
Abdul yang mengotak atik rumus yang ia pelajari tadi, akhirnya terpecahkan juga. Dan jawabannya
"Bagus, ini benar." Ucap pak retno seraya memperhatikan jawaban Abdul dari atas sampai bawah.
Setelah Abdul kembali di tempat duduknya, pak retno kembali memberi kesempatan untuk soal kedua bagi siswa lain untuk mendapatkan bonusnya. Tapi, apalah daya soal ini semakin sulit tingkatannya dibandingkan soal pertama tadi. Dalam soal ini hanya beberapa orang saja yang mengangkat tangannya, dan akhirnya pak retno menunjuk Sarah untuk mengerjakan soal kedua. Dan jawabannya pun tak ada yang salah, setelahnya terdengar riuh tepuk tangan dari sebagian teman temannya.
Tibalah di soal ketiga, soal yang begitu sulit. Dua menit berlalu, tak seorang pun yang mengangkat tangannya mereka hanya saling bertukar pandang. Hingga akhirnya pak retno bertanya sekali lagi dengan nada marah karena merasa tak di respon, lalu dua orang bersuara dari arah belakang sontak semua siswa menoleh ke sumber suara tepatnya ke arah Nisa dan Elvan yang mengangkat tangannya bersamaan.
"Bagus. Karena hanya kalian berdua, silahkan kalian menuliskan jawaban versi kalian." Ucap pak retno.
Mereka berdua pun maju ke depan untuk menuliskan jawabannya. Nisa di bagian kanan papan tulis dan Elvan sebaliknya. Nisa dengan tenang dan teliti mengerjakannya begitupun Elvan yang menuliskan jawabannya secara singkat, padat dan jelas. Akhirnya mereka berdua pun selesai, betapa terkejutnya Pak Retno di buat oleh kedua jawaban siswanya ini yang sama sekali tak ada salahnya, padahal soal ini sangatlah sulit karena belum ada seorang siswa pun yang mampu memecahkannya. Semua siswa pun tercengang, bukan karena Nisa tapi Elvan yang notabenenya siswa baru tapi mampu menjawab soal sesulit itu.
"kalian berdua silahkan duduk!" Perintah pak retno.
"Baik pak." Ucap Nisa.
Nisa menuju ke tempat duduknya di ikuti oleh Elvan. Setelah mereka duduk, Elvan menoleh ke arah Nisa tapi Mata Dira tak sengaja bertemu dengan mata hazel Elvan, sontak Elvan memalingkan mukanya membuat Dira tambah terpesona padanya.
'Kayaknya dia ada rasa deh sama gue. Pokoknya gue harus dapetin dia gimanapun caranya.' Pikir Dira sembari mengulas senyum di bibirnya. (Gini nih kalo tingkat ke geer-an Dira muncul).
Nisa yang melihat sahabatnya senyum senyum sendiri langsung menyikut lengan Dira.
"Apa apaan sih lo, ganggu khayalan gue aja." Ucap Dira
"Lagi mikirin apasih? Senyum senyum sendiri, nanti lo di kira OrGil yah. Oh gue tau, pasti lo mikirin gebetan lo itu kan ?" Tanya Nisa yang penasaran.
"Kayaknya gue mau cari yang lain deh, toh gebetan gue juga nggak ada respon baliknya sama gue." Jelas Dira
"Gitu dong, kalo keputusan lo yang ini gue setuju banget. Di dunia ini kan masih ada beribu-ribu cowok lain selain gebetan lo."
"Nis, sebenarnya guee ...."
~♡~
Tbc
Piss Damai✌
Lay
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema
Teen FictionKisah seorang gadis yang merelakan seseorang yang dicintainya demi sahabat tercintanya. Bagi Nisa persahabatannya jauh lebih berharga daripada perasaannya. Tapi apakah ia sanggup menahan perasaannya lebih lama lagi ??? Penasaran👇 . . . . . Baca yuk...