Kring... kring...kring
Bel istirahat berbunyi, sesuatu yang di nantikan oleh semua siswa terutama Dira. Setelah guru keluar, ada yang menuju ke perpustakaan, ada yang berpacaran,ada yang ke taman, dan ada ke kantin.
"Dir, lo duluan aja ke kantin nanti gue nyusul keburu tempat duduknya di booking sama kakak kelas, gue ke toilet dulu yah." Ucap Nisa melambaikan tangannya sembari meninggalkan Dira.
"Okke. Jangan lama-lama yah, nanti gue ada yang culik loh." Seru Dira dengan membalas lambaiannya.
Di tengah perjalanan Nisa tak sengaja menabrak seseorang. Saat mendongakkan kepalanya, yang ia lihat pertama kali adalah wajah datar dari lelaki itu.
"Sorry...gue nggak sengaja."ucap Nisa.
"Hm..."ucap lelaki itu lalu berlalu meninggalkan Nisa yang masih mematung.
"Ganteng ganteng kok cuek." batin Nisa.
Nisa yang menatap punggung lelaki itu semakin jauh langsung sadar akan lamunannya.
***
Saat ini Nisa berada di kantin, ia mencari keberadaan seseorang. Tak lama kemudian ia melihat sosok yang ia cari-cari dan menuju ke tempatnya.
"Dira."panggil Nisa.
"Eh lo udah dateng. Lama banget sih, dari mana aja lo ?" Tanya Dira seraya mengaduk ngaduk minumannya.
"Yah, dari toilet lah. Tadi itu ....." belum sempat Nisa menyelesaikan kata-katanya, Dira langsung menyantap Baksonya yang di bawa oleh pelayan kantin.
"Entar aja ceritanya, gue laper banget nih nunggu lo dateng." Kata Dira setelah bakso di mulutnya habis tertelan.
Setelah makan dan Nisa selesai membayarnya, mereka berdua menuju kelasnya. Hanya candaan Dira yang menemani perjalanan mereka sambil sesekali menyapa siswa di sekitarnya. Bel masuk pun berbunyi, jam pelajaran selanjutnya adalah fisika. Sesaat sebelum pelajaran dimulai, tiba tiba raut muka pak retno berubah, tak terlihat lagi sangar di sketsa mukanya seakan-akan dia tau kalo di indosiar aja ada azab apalagi disini.
Hmm... sebagian besar siswa kini bertanya-tanya. Entah mengapa demikian, Nisa pun tak mengerti akan hal tersebut, ia berfikir adakah hal aneh padanya? Entahlah, tapi itu hanya menurutnya.
Tak disangka dan tak diduga memang benar demikian, ada sesuatu yg lain dibalik pintu. Seorang siswa berpakaian seragam SMA tampak berjalan menunjukkan pandangan sedang tangannya di dalam saku celananya, dia adalah siswa baru yang telah diceritakan Sarah beberapa hari yang lalu. Pak retno dengan nada ramah yang dibuat buatnya sedang mempersilahkan siswa itu masuk ke dalam kelas.
"Baik anak-anak ini teman baru kalian, silahkan perkenalkan diri nak." Titah Pak Retno dengan nada ramah yang di buat buatnya.
"Gue Aditama Elvan Syahreza kalian bisa manggil gue Elvan. Gue pindahan london." Ucapnya dingin dengan wajah datarnya.
'Ganteng banget'
'Mau jadi pacar aku nggak ?'
'Senyum dong'
'Gue manggil lo sayang aja, boleh nggak ?'
'Anjir, saingan baru!'
Itulah sebagian kalimat yang dilontarkan oleh beberapa siswa siswi yang di dengar oleh Elvan di kelas barunya. Dira yang melihat penampilan Elvan dengan wajah datar dan sedingin itu membuat kesan tersendiri bagi Dira. Tapi lain hal dengan Nisa yang sudah pernah bertemu sebelumnya. Nisa beranggapan bahwa lelaki itu yang tak lain adalah Elvan murid baru kelasnya memiliki sakit kejiwaan karena sikap dinginnya yang sangat kelewatan.
"Baik Elvan, silahkan kamu duduk di samping Abdul." Tunjuk pak retno. Lalu, Elvan menuju tempat duduknya. Tak sengaja mata hazelnya bertemu dengan mata Caramel milik Nisa, sontak Nisa memalingkan mukanya untuk memutuskan kontak mata dengannya.
~♡~
Tbc
Piss Damai✌
Lay
KAMU SEDANG MEMBACA
Dilema
Fiksi RemajaKisah seorang gadis yang merelakan seseorang yang dicintainya demi sahabat tercintanya. Bagi Nisa persahabatannya jauh lebih berharga daripada perasaannya. Tapi apakah ia sanggup menahan perasaannya lebih lama lagi ??? Penasaran👇 . . . . . Baca yuk...