Chapter 5

10 4 2
                                    

Akhirnya mereka ganti tujuan. Yang tadinya cuma mau jalan-jalan nggak jelas, akhirnya jadi ke rumah Jodie. Mereka khawatir sekaligus penasaran. Ya lebih ke penasaran deh pokoknya.

"Eh, pulangnya jangan lupa beli es susu ya weh, yang kemaren kita beli di deket rumah Jodie. Enak kali loh," ucap Dina tiba-tiba. Sementara yang lain diam dan sibuk dalam pikiran mereka masing-masing.

Karena di cuekin, Dina langsung diam. Tapi kakinya masih menggoes sepeda dengan semangat.

Pas sampai di rumah Jodie, rasanya kayak sepi banget. Di halaman rumahnya cuma ada sepeda pink dengan keranjang di depannya yang udah pasti kalo itu punya Jodie. Enggak ada kendaraan lain karena dari pertama mereka kesini juga cuma ada sepeda-nya Jodie, oh, ditambah motor scoopy warna dongker yang mungkin punya kakaknya kemarin.

Setelah di depan pintu, mereka ber-empat saling tunjuk siapa yang akan mengetuk pintu.

"Kau ajalah Sal, masalah kau yang paling dikit sama dia," ucap Dina.

"Lah ngapa aku, Alfian ajalah dia ketua kelasnya kok," balas Salma tidak terima.

Alfian geleng-geleng, "ya kalok di luar aku bukan ketua kelas lagi loh weh. Kau aja Than, kalian kan dekat,"

"Palak kau dekat,"

"JADI SIAPA YANG MAU NGETUK NI?" Bersamaan dengan teriakan Dina, Jodie membuka pintu sambil menenteng 2 kantung plastik berisikan sampah.

Jodie keliatan bingung. Ya jelas lah, menurut kalian aja.

"Halo Jod," sapa mereka diikuti senyuman canggung.

"Kalian kalok mau nitip oleh-oleh bbm aja, eh iya lupa, kalian kan nggak makek bb,"

Siapa nih yang mau menampar Jodie agar kembali ke jalan yang benar?

Untung aja rasa penasaran dan kasihan Thana lebih besar daripada rasa kesalnya, jadi dia langsung nanyain masalah tadi ke Jodie, "Jod, kau bohong ya?"

"Hah? bohong?"

Giliran Alfian yang bertanya, "Papa kau ada di rumah?"

Tiba-tiba Jodie gelagapan, "e-eh, Papa aku balik kerja lah abis ngambil rapor tadi,"

"Tapi kan ini hari sabtu Jod, ayahku aja libur," balas Salma.

"KALIAN NGAPA SIH MAU TAU AJA URUSAN KELUARGA ORANG?!" teriak Jodie.

Bersamaan dengan itu, suara kakak-nya Jodie menginterupsi mereka, "Loh, Jod, ini temen kamu yang kemarin kan? Dek, ayo pada masuk,"

Jodie langsung kesal lalu membanting kedua plastik sampah yang dia pegang.








"Ayo dek, di makan," ucap kakaknya Jodie sambil menyodorkan kue kering yang sengaja di letakkan untuk tamu di meja.

"oh iya, mau minum apa? Nanti kakak ambilin," sambung kakaknya. Kalo udah begini, semuanya sangat mengharapkan soda kaleng yang terpampang jelas di bawah meja TV karena kalo di rumah, mereka nggak akan dibolehin untuk minum.

"atau mau soda? Ada yang dingin di kulkas. Bentar ya kakak ambilin,"

Semuanya langsung mendesah lega karena kepekaan kakaknya Jodie, sementara Jodie sendiri masih ngambek sambil ngelipat tangannya di dada. 

Suasana di ruang tamu benar-benar hening sebelum Dina bersuara, "Jodie, kami tu sebenernya nggak benci sama kau, tapi kau tu sombong kali, jijik kali kami dengernya. Kami nggak iri tapi cara kau ngomong kayak ngerendahin kami mangkanya kami benci sama kau,"

Jodie agak kaget dengar Dina ngomong begitu, soalnya selama ini yang Jodie kira kalo dia begitu, dia bakalan punya teman yang banyak. Antek-anteknya Jodie aja ngedeketin Jodie setelah dia pamerin Pizza dan ngasih cicip sedikit ke mereka.

Perasaan mereka berempat lega karena Dina udah mengutarakan apa yang selama ini mereka fikirkan. Setidaknya mereka nggak ngomongin Jodie di belakang lagi.

Lalu mereka diam lagi. Thana baru inget kalo Jodie pernah ngomong kalo dia bakalan berangkat ke Pekanbaru setelah bagi rapor.



"oh iya Jod, kau nggak ke Pekanbaru?"

Friend-Val✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang