Bismillah..
Risa membasahi bibirnya karena gugup. Keringat mengalir deras di pelipisnya,takut jika Gagas mengetahui jika cowok yang ada di depannya saat ini adalah Rafa, cowok yang membuat Gagas sering emosi padanya akhir-akhir ini.
Gagas menyipitkan mata pada Risa. Sengaja membuat gadis itu makin terintimidasi olehnya. Sebenarnya Gagas merasa mengenali cowok dengan tampang polos di depannya ini. Tapi entah kenapa ia lupa pernah melihat cowok itu dimana. Yang pasti perasaannya tidak enak saat melihat Rafa.
"Risa, can you explain it ?" tanya Gagas dingin. Risa menghela napas.
"Oke, jadi ini-"
"Dia pacar gue." potong Gina tiba-tiba.
"WHAT THE- GIN? SEJAK KAPAN?"
Risa terbelalak, tanpa sadar sudah menyuarakan keterkejutannya dengan suara yang lumayan keras. Gagas menatap Risa curiga karena gadis itu terkejut dengan berlebihan. Sedangkan Rafa yang tidak tau apa-apa hanya bisa mengerjap bingung kenapa cewek yang baru dikenalnya mengaku-ngaku jadi pacarnya.
"Bener kak Gina cewek lo?" tanya Gagas pada Rafa. Kedua alisnya terangkat.
"Enggak, dia bukan pacar saya," jawab Rafa polos. Bahkan ekspresi wajahnya masih terlihat bingung.
Gagas menoleh pada Gina, meminta penjelasan. Wajah Gina terlihat memerah.
Sial ! Ini cowok gak tau situasi banget sih ? maki Gina dalam hati.
"I mean, Rafa itu gebetan gue Gas" jelas Gina sambil tertawa kikuk.
Gagas mengangkat sebelah alisnya. Merasa tak asing dengan nama Rafa.
"Oh, lo cowok yang antar jemput Risa itu kan?" tanya Gagas setelah berhasil menggali memorinya.
Rafa terdiam sejenak, melirik pada Risa yang memberikan kode gelengan kepala kepadanya. Rafa menghela napas. Jujur ia tidak mau ikut campur urusan gadis itu, karena itu ia menjawab..
"Iya"
..dengan jujur.
Bahu Risa langsung merosot mendengar jawaban Rafa. Sedangkan Gagas tersenyum licik.
"Jadi dia yang bikin kamu gak mau berangkat ke sekolah sama aku ?" tanya Gagas tajam.
Risa menelan ludah.
"Aku bisa jelasin Gas, bukan Rafa yang mau ngantar jemput aku, aku yang maksa dia," jelas Risa.
Gagas tertawa kecil sambil menggelengkan kepala.
"Kamu mau bohong lagi ? Cuma untuk lindungin cowok itu?" kata Gagas sambil mengedikkan dagu pada Rafa.
Rafa mengerinyit. Ia tidak suka Gagas menyebutnya dengan panggilan cowok itu. Dan ia tidak suka dengan nada bicara Gagas. Seolah cowok di depannya ini berniat meremehkannya.
"Saya Rafa dan saya tidak tau menahu dengan hubungan kamu dengan Risa, kalau kamu mau mengantar jemput Risa, oke, tidak masalah, tapi tolong jangan panggil saya dengan panggilan 'itu' saya Manusia, bukan barang," kata Rafa dingin. Kedua matanya menyorot Gagas tajam.
Gagas tersenyum miring. Mulai tertarik dengan kepribadian Rafa yang terlihat penuh harga diri.
"Oke, gue gak bakal menyebut lo dengan sebutan 'itu' lagi," kata Gagas sambil membentuk jarinya seperti tanda kutip saat menyebut kata "itu".
"Sebagai gantinya lo jauhin Risa," tambah Gagas.
Rafa mengangguk tanpa pikir panjang saat mendengar persyaratan itu, kemudian mengambil tasnya yang tergeletak di sofa.
KAMU SEDANG MEMBACA
96 Minggu Bersamamu [SELESAI]
Teen Fiction[Sebagian cerita telah dipindahkan ke aplikasi kubaca.] Keinginan Rafa sebenarnya sederhana. Hidup normal selayaknya anak SMA, bergabung dengan organisasi keagamaan dan lulus dengan nilai yang memuaskan. Namun ternyata 96 minggu bertetangga dengan...