Kampanye

1.8K 168 22
                                    

Bismillah..

Masa-masa kampanye ketua rohis dan wakil ketua rohis SMA Atarahman sedang berlangsung dan besok akan diadakan debat putaran satu di sekolah. Ada tiga kandidat yang akan bersaing dalam debat itu. Sebenarnya ada 10 paslon yang mendaftarkan diri, namun hanya tiga kandidat yang berhasil menempati kursi pemilihan.

Alhamdulillah, Adam dan Rafa berhasil lolos dalam tahap seleksi.  Untuk itulah kedua cowok yang saat ini digandrungi cewek satu sekolahan itu mulai melakukan observasi ke lapangan tempat debat besok pagi.  Sebenarnya ini permintaan Rafa, ia takut akan gugup kalau belum melihat secara langsung tempat ia akan berdebat nanti. 

"Jangan grogi,  santai aja Fa"ujar Adam terkekeh sambil menepuk bahu Rafa yang sejak tadi terlihat pucat. 

"Ini kan pemilihan kedua kamu, pasti kamu sudah menguasai materi, kalau saya..  Aduh, saya mengundurkan diri boleh ?"pinta Rafa sambil menatap Adam nelangsa.  Adam terkekeh. 

"Dimana Rafa yang semangat sekali meledek saya dengan mantan anggota cheerleader ?"kata Adam sambil menaikkan alis.  Rafa terkikik.
"Wah..  Ternya kamu suka ya saya ledekin sama Adel"

"Hah ? Emang iya Dam ?"

"Astaghfirullah !"

Adam berjengit saat melihat kemunculan Adel yang tiba-tiba saja berada di sebelahnya.  Gadis manis itu tersenyum lebar. 

"Assallammuallaikum, calon imam !" teriak Adel. 

Adam mendelik, meringsut menjauh dari Adel lalu bersembunyi dibalik bahu Rafa. 
"Kamu sih ! Nyebut-nyebut nama dia, muncul beneran kan orangnya"rutuk Adam. 

Adel tertawa. 

"Jangan khawatir Mas-kuh,  aku cuma mau bilang semangat kok ! Semoga berhasil ya debat ketua rohisnya"kata Adel sambil tersenyum manis. 

Rafa terkekeh saat melihat wajah Adam memerah.  Cowok itu membuang pandangan ke arah lain.  Teguh dengan prinsip ghadul bashar yang selama ini ia pegang.

"Terimakasih"katanya, pelan.  Namun berhasil membuat ujung bibir Adel tertarik ke samping.

"Gemes kan Fa lihat Adam malu-malu begitu ! Rasanya mau gue tarik pulang trus dikenalin ke ayah" kata Adel sambil mengibaskan tangan. 

Rafa mengangguk lalu tertawa makin lebar saat melihat Adam yang kabur ketika didekati terus oleh Adel. 

Setidaknya dengan melihat pasangan absurd itu,  ia merasa mulai tenang. 
Saat Rafa hendak melangkah pergi dari lapangan, tempat ia dan Adam melakukan observasi debat tadi, mata tajamnya tak sengaja menatap seorang gadis berkacamata yang tengah menatapnya diam-diam. 

Cewek itu... 

✂✂✂

Dua hari yang lalu. Diana berdiri di depan sekolah sambil menengadahkan tangan.  Merasakan dinginnya air hujan melalui telapak tangannya.  Gadis berkacamata itu tersenyum kecil, hujan sejak dulu memang selalu bisa menenangkannya.

"Wah..  Lebat juga"

Celetukan seseorang disebelahnya membuat Diana reflek menoleh ke arah sumber suara. 

Diana mengerinyit, merasa asing dengan sosok cowok bertubuh tinggi yang sekarang sedang asyik memainkan hujan dengan tangannya yang besar. 

Deg! 

Saat cowok itu menoleh ke arahnya dan tersenyum dengan cerianya, Diana hampir saja terlonjak.

Tampaknya cowok itu punya senyum yang berbahaya untuk kesehatan jantungnya. 

"Saya Rafa, anak baru,  kelas 11 Ipa 4, kamu ?"

Diana mengerjap dua kali sebelum menjawab pertanyaan itu. Tidak menyangka cowok pemilik senyum manis itu mengajaknya kenalan dengan begitu santainya. 

"A..Aku Diana,kelas 10 Ipa 4"lirih Diana malu-malu sambil memperbaiki letak kacamatanya.

Rafa menaikkan alis. 

"Wah,ternyata kamu adik saya"kata Rafa tetap dengan nada cerianya. Diana mendelik. 

"Adik ?"ulangnya.  Rafa menganguk kuat. 

"Kita sama-sama dari kelas Ipa 4, berarti kamu adik saya"kata Rafa,lalu cowok itu menggumam seolah sedang berfikir keras. 

"Sebenarnya semua adik kelas itu adik saya, tapi Ipa 4 adik yang lebih special" tambah Rafa sambil terkekeh. 

Diana tertawa pelan.  Kakak kelas aneh!  pikirnya.

"Suara tawa kamu bagus, ini saya pinjamin payung"kata Rafa sambil mengeluarkan sebuah payung berwarna merah hati.

"Eh tapi kak.. "

"Gak usah sungkan, pakai aja, udah sore,  mending kamu pulang daripada disini sendirian,udah gelap"kata Rafa sambil menunjuk langit. 

Diana akhirnya menerima payung itu dengan bingung,  menatap punggung Rafa yang berlarian ke arah parkiran sekolah setelah memaksanya mengambil payung itu.

Kakak kelas aneh, ulangnya lagi.  Diana menatap payung itu dengan perasaan hangat.  Warna payungnya merah hati,  seperti warna perasaan Diana yang sepertinya mulai bersemi. 
"Non Diana"

Suara Ferdinand supirnya,membuat Diana mengangkat wajah.  Sebuah mobil ferari terparkir cantik di depannya.  Diana tersenyum lalu masuk ke dalam mobil itu. 

✂✂✂

"Dianaaa !"Rafa berteriak riang saat gadis itu pura-pura tidak melihatnya.  Wajahnya kian memerah saat melihat Rafa malah menghampirinya di depan kelas. 

"Ck, kok sombong banget"kata Rafa sambil memonyongkan bibir membuat Diana makin gemas. 

"A-Aku cuma takut salah orang,  aku kira kakak gak kesini"kata Diana sambil sibuk menunduk.  Rafa tersenyum kecil. 

"Hem.. Besok, saya debat, jangan lupa lihat ya"kata Rafa lembut.

Diana mendongak.  Kakak kelasnya itu masih tersenyum. 

"Insyaallah kak"kata Diana malu-malu.  Rafa tergelak. 

"Oke, saya pergi dulu"kata Rafa lalu berlalu begitu saja.  Diana mendelik, ia belum mengatakan kalimat itu, cepat-cepat ia berteriak. 

"Kak Rafa !!"

Rafa menoleh, menelengkan kepala ke kanan dengan wajah bingung. 

"Ya ?"

"Se-Semangat ya ! Semoga sukses  !" teriak Diana.

Rafa membulatkan mata saat melihat gadis itu sungguh-sungguh menyemangatinya.  Senyumnya terbit kembali. Kenapa gadis di depannya ini pandai sekali sih membuatnya senyum-senyum seharian ?

"Terimakasih Diana"lirihnya.

Rafa tidak mengerti apa yang terjadi setelah percakapan itu.  Dadanya terasa hangat dan berdebar.  Apa ini ya yang dirasakan Adam saat mendengar Adel menyemangatinya ?

✂✂✂

Assallammuallaikum :D
Berkah Ramadhan si author jadi rajin update. 😂
Padahal pembaca di part sebelumnya masih satu lho.  😭
Terimakasih untuk anggrahini16
yang udah support cerita ini terus.
Terimakasih juga untuk pembaca yang masih setia membaca cerita ini walau updatenya lama.  Habis ini insyaallah bakalan jalan lagi kayak cerita yang disebelah.

Ditunggu ya, maaci😁

96 Minggu Bersamamu [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang