Keesokan harinya Vera memutuskan membawa mobil sendiri. Selain supaya tidak terjebak satu mobil bersama Tino. Sekolah masih terlalu sibuk membersikan halaman yang berserakan sampah. Murid murid pun dipulangkan lebih awal, kecuali kelas XII karna sebentar lagi mereka akan menghadapi ujian.
Vera yang masih berpegang teguh pada pendiriannya, segera melangkah ke ruang osis seusai bel sekolah. Kebetulan semua anggota osis sudah berada di sana.
"Loh kok pada disini semua?" tanya Vera bingung saat memasuki ruang osis mendapati semua anggota osis yang lain berada di sana.
"Kan emang sekarang disuruh kumpul sama Agra" jawab Rangga.
"Ohhh" guman Vera, saat menyadari Agra berada disana.
"Emang lo ngga di cht pribadi sama Agra" tanya Reno.
"Gue off semalem" jawab Vera berbohong.
Agra yang berada di sana segera mengambil posisi berdiri, membuat anggota osis yang lain duduk memperhatikannya.
"Pertama tama gue ucapin terimakasih buat kalian semua karna sudah mau berkumpul saat ini. Yang kedua, gue ucapin makasih buat kalian yang bener bener melaksankan tugas dengan baik" ucap Agra membuat Vera panas.
"Kita kemarin terlalu sibuk sama tugas masing masing jadi ngga sempet fotbar dong" ucap Rea sedikit kecewa.
"lain kali kalo ada event lagi, kita bisa fotbar" jawab Vera sambil melempar senyum.
"Halah emang lu ngga mati gaya apa, kemarin lo habis jebolin memori gue" tonjok Faisal pada Rea.
"Lagian cuma berapa foto juga, dasar pelit" balas Rea ketus.
"Udah udah, evaluasi aja ya. Kemarin acara pembukaannya sedikit molor. Emg ada kendala apa Ren?" tanya Agra.
"Kemarin Bapak Windoro sambutannya terlalu lama" jawab Reno.
"Oh iya, sama bagian dokumenternya gimana? Filenya udah ada? Kalo uda ada langsung pindah ke komputer" ucap Agra melirik Vera.
"Udah kok, udah ada di laptop cuma belum gue pindah ke flashdisk" jawab Vera seadanya.
"Udah ada beneran, apa baru buat pemalsuan foto?" sindir Agra.
"Maksudnya apa?" tanya Vera dengan nada meninggi.
"Yakali lo kemaren sibuk pacaran, terus lupa kewajiban lo, foto fotonya kurang terus bikin pemalsuan" sindir Agra semakin panas.
"Ehh maksud lo apa ha? Lo nuduh gue" tanya Vera semakin nyolot membuat anggota osis yang lain hanya celigukan.
"Halah pake alesan segala, dasar cewek mur---"
"Plakk" Vera lebih dahulu mendaratkan tangan mulusnya ke pipi Agra. Semua anggota osis terkejut dengan apa yang mereka lihat baru saja.
"Apa lo mau bilang gue apa? Cewek murahan? Murahan yang gonta ganti cowo ha? Gue bikin nama osis jadi tercemar? Okee gue keluar dari osis sekarang juga. Puas lo?" sahut Vera dengan nada meninggi dan suara yang keras. Vera yang merasa tidak kuat lagi membendung air matanya segera keluar.
Sindy yang sebagai sahabat Vera segera menghampirinya. Namun tangan Sindy dengan cepat dicengkal oleh Agra.
"Ver, lo tau kenapa gue ngga suka liat lo sama kak Vero, sama Tino? Karna apa? Karna gue cemburu. Lo tau kan gue pernah ngajakin lo nonton, tapi apa lo nonton sama Vero tanpa ngasih gue kepastian. Gue nungguin lo Ver. Lo juga udah pernah janji sama gue bakal foto bareng pas acara bazar. Tapi kenyataannya? Seharian penuh lo bareng Tino. Dan yang paling sakit Ver, gue bikin lo nangis tapi bukan gue yang ngehibur lo" Jelas Agra dengan tatapan sendu saat Vera berada diambang pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Goodbye?
Teen Fiction"Kalo gue disuruh milih, gue milih gapunya hati, karena yang hati punya cuma ketulusan!" isak Vera dengan air matanya yang sudah mengalir deras. "Terus kalo lo nggapunya hati, gimana lo mau mencintai gue?" tanya Tino menenangkan gadisnya. "Karena lo...