Hari hari berikutnya berjalan biasa saja, Vero selalu mengantar dan menjemput Vera. Intana yang sudah tidak lagi ada kabar. Sindy yang masih saja mendiamkan Vera. Dan yang paling parah, Tino tidak ada kabar sama sekali. Bahkan menyapa Vera saat di sekolah saja tidak.
Hari yang selalu saudara kembar itu nanti akhirnya sudah di hadapan mereka. Hari dimana Vera sibuk menyiapkan surprise untuk kakaknya dan hari dimana Vero sibuk menyiapkan surprise untuk adiknya. Vera sudah terbiasa mengalah saat di hadapan masa. Namun, selalu saja ia menang saat berada di rumah. Sudah 2 tahun berturut turut Vero mengadakan pesta besar besaran untuk ulang tahunnya. Vera hanya memaklumi. Namun, hadiah yang ia minta selalu saja di luar dugaan orang tuanya. Mulai dari meminta Vero menari balet dihadapannya, meminta Renata membuat kimchi, mengajak Fery pesta minum teh, dan mengajak ketiganya menonton konser kecil kecilan yang Vera adakan sendiri di kamarnya. Sekali lagi, mereka semua tidak bisa menolak perintah gila jika tidak mereka sendiri yang akan mendapat batunya.
Sweet seventeen selalu saja istimewa bagi kalangan remaja. Kali ini, Vero mengadakan pestanya di aula sekolah. Fery sudah meminta kepada kepala sekolah untuk memberikan sehari free. Meskipun pesta diadakan malam hari, persiapan pasti membutuhkan waktu yang lama. Jadi, semua siswa sudah diberitahu jika libur sekolah dan menggantinya malam hari untuk acara pesta.
Vera masih sibuk menyalakan lilin di dapur bersama Renata dan Fery. Vera meminta Renata meniup terompet dan meminta Fery membawa kamera. Vera selalu saja ribet, sampai akhirnya ia dan orang tuanya sudah berada di hadapan Vero.
"Happy birthday Veroo.... Happy birthday Verooo... Happy birthday... Happy birthday.. Happy birthday Veroo..!!" ucap Vera menyanyi tanpa nada membuat Vero terbangun. Dengan Renata yang sibuk meniup terompetnya dan Fery yang mencari sisi yang pas untuk ia ambil gambar.
"Happy birthday Veroo!" ucap Vera mengeraskan suaranya membuat Vero membuka matanya lebar.
"Makasih adek" ucap Vero mencium kening adiknya kemudian mencium Renata.
"Papa sini, masa papa disuruh ngambil foto" ucap Vero membuka selimutnya.
"Yang nyuruh ituu" jawab Fery sambil menunjuk Vera.
"Uhh papa" ucap Vera kesal.
Vero membaca doa dalam hatinya kemudian meniup lilin dan mendapat tepuk tangan meriah dari kedua orang tuanya.
"Sukses UN kakak" ucap Renata mencium kening Vero kemudian mengacak acak rambut Vero yang memang sudah berantakan.
"Makasih mama" jawab Vero lembut.
"Lebih dewasa lagi nak" beralih Fery sambil menepuk pundak putranya.
"Siap kapten" jawab Vero memberi hormat pada Fery.
"Mama mau tidur lagi masih ngantuk, tadi digangguin Vera suruh bangun" ucap Renata sambil menahan kantuk.
"Yaudah papa sama mama tidur lagi yaa" ucap Fery keluar dari kamar anaknya kemudian menutup pintunya saat sudah berada di luar kamar.
Vero meletakan kue yang Vera bawa di atas meja kamarnya. Kemudian menarik Vera kedalam pelukannya. Dan menciumnya berulang ulang. Kemudian kembali terlelap dalam posisi saling berpelukan.
Vero sengaja tidak membangunkan Vera dari tidur lelapnya karena Vero tahu semalam pasti Vera menyiapkan surprise sederhana yang ia buat untuknya. Terlebih hari ini sekolah meliburkan para siswanya, tetapi menggantinya di malam hari untuk acara persta ulang tahun Vero. Semua persiapan sudah di persiapkan dan di lakukan secara baik tanpa ada sedikitpun kekurangan. Semua kerabat yang berada di Bandung sudah di hubungi untuk menyambut ulang tahun Vero. Bahkan Vero dan Vera sendiri yang menjemput nini di rumahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Goodbye?
Ficção Adolescente"Kalo gue disuruh milih, gue milih gapunya hati, karena yang hati punya cuma ketulusan!" isak Vera dengan air matanya yang sudah mengalir deras. "Terus kalo lo nggapunya hati, gimana lo mau mencintai gue?" tanya Tino menenangkan gadisnya. "Karena lo...