Selamat membaca❤
"Ver, Pak Reza gabisa ngajar hari ini" teriak Renata setelah menerima telfon.
"Kenapa ma?" tanya Vera dari meja makan.
"Nemenin ibuknya di rumah sakit" jawab Renata.
"Lagian udah ganteng, pinter gaburu buru punya istri, nungguin Vera kali ya" guman Vera sambil mengunyah apel.
"Idih mau sama om om" ledek Renata dari meja tengah.
"Makanya Vera betah di rumah" sahut Fery keluar dari kamarnya.
"Hehe" jawab Vera sambil tertawa.
"Maah, Vero berangkat sekarang. Udah kesiangan. Assalamualaikum" pamit Vero berlari turun dari tangga sambil memakai jaket levisnya.
"Hatihati" teriak Renata saat Vero sudah berada di atas motornya.
"Dasar Vero" guman Vera pelan.
Setelah Vero berangkat ke sekolah, disusul Fery yang berangkat ke kantor. Terakhir Renata juga pergi saat Rini menghampirinya.
"Mama keluar bentar ya" pamit Renata saat suara klakson mobil di depan rumahnya.
"Iya ma, kalo nanti gabut Vera keluar ya" izin Vera.
"Iya, pamit sama mama ya" pesan Renata.
"Iya mama" jawab Vera gemas kemudian Renata keluar meninggalkannya di meja tengah sendirian. Dirumah hanya tertinggal Vera dan Bi Lasmi.
Sedari tadi, Vera mengotak atik remote di tangannya, mencari chanel yang ia sukai. Namun, sudah hampir setengah jam ia hanya duduk seperti itu saja. Vera merasa bosan, segera mengambil ponselnya barangkali ada hal yang menarik disana.
'7 panggilan tak terjawab dari Tinonansanjayaaa'
Vera memberanikan dirinya menelfon balik Tino, karena mungkin saja ada hal penting yang ingin dia sampaikan.
"Halo" ucap Vera ragu saat sambunganya sudah terhubung.
"Vera" panggil seseorang dari sebrang.
"Iya gimana?" tanya Vera pelan.
"Kan lo yang nelfon" jawab Tino santai.
"Kan lo yang telfon gue duluan sampai 7 kali, ya kali ada yang penting gue telfon balik lah" solot Vera tak terima.
"Iyaiya mbaknya biasa aja gausah ngegas" ucap Tino cekakaan dari sebrang.
"Tadi telfon ngapain?" tanya Vera ketus.
"Gue suntuk, main yuk" ucap Tino penuh keyakinan.
"Bukanya lagi sakit" jawab Vera cepat.
"Kalo lo kesini nanti langsung sembuh" ucap Tino semakin meyakinkan Vera.
"Nggabisa. Kan lagi sakit, harus istirahat yang cukup biar cepet sembuh. Kalo belum sembuh udah main, sembuhnya kapan dong?" jawab Vera panjang.
"Perhatian banget deh" ucap Tino menggoda Vera.
"Idih pede" jawab Vera dingin.
"Yaudah kesini aja, ngajakin keliling kek apa ngapain suntuk gue gapunya temen" rengek Tino manja.
"Tania dimana? Tante Viola? Zulfa?" tanya Vera sinis.
"Gue maunya Vera, pokoknya gue tunggu 10 menit dari sekarang kalo sampai telat harus siap terima hukuman dari gue" jelas Tino panjang kemudian memutus sambungan telfonnya.
"Tino!!! Ihh dasar!" keluh Vera sambil memandang ponselnya.
Entah Vera takut atau karena memang niat bertemu dengan Tino, ia menuruti kemauan Tino untuk bergegas kesana. Bahkan ia masih mengenakan sweeternya dengan celana santainya bahkan rambutnya yang hanya ia ikat asal asalan namun tetap memancarkan kesan cantik alaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Say Goodbye?
Novela Juvenil"Kalo gue disuruh milih, gue milih gapunya hati, karena yang hati punya cuma ketulusan!" isak Vera dengan air matanya yang sudah mengalir deras. "Terus kalo lo nggapunya hati, gimana lo mau mencintai gue?" tanya Tino menenangkan gadisnya. "Karena lo...