2|Dua

254 32 8
                                    

Sesampainya di luar kelas, Nasya dan Naura hanya duduk-duduk di pinggir lapangan sambil mengamati Revan yang tengah lari.

"Dia kasian juga ya," ucap Naura.

"Enggak tuh, kasian juga gue."

"Emang lo kenapa?"

"Gue ditinggal pas lagi sayang-sayangnya," jawab Nasya dengan raut muka yang menyedihkan.

Naura yang mendegar jawaban Nasya hanya menatapnya dengan gusar, ia tidak tahu jika teman barunya ini ternyata bucin.

"Yee, dasar ya lo," cibir Naura.

"Biarin."

"Permisi mbak-mbak yang cantik kenapa duduk di sini?" tanya seorang.

"Lagi duduk pak, capek menerima semua cobaan," curhat Nasya.

Lagi dan lagi Nasya menjawab seperti itu yang membuat Naura jenuh mendengarkannya.

"Kenapa gak ngelaksanain hukumannya?" tanya orang itu yang membuat Naura heran. Mengapa seseorang di sekolah ini mengetahui segala hal tanpa diberitahu.

"Yaelah si bapak tau aja sih," keluh Nasya.

"Kamu lupa bapak siapa?" tanya orang itu dengan sombong.

"Cepat laksanakan hukumannya atau kamu akan tau akibatnya," ancam orang itu.

Nasya langsung pergi meninggalkan orang itu. Naura yang masih ada di sana hanya menatap heran.

"Udah mbak, ayo cepat ikut temen kamu," ucap orang itu.

Naura langsung berlari mengejar Nasya.

"Tadi siapa sih?" tanya Naura.

"Tadi itu pak Tarno namanya, dia itu emang orang suruhan guru untuk nge-cek murid-murid yang kena hukuman," jelas Nasya.

"Oh pantesan dia tau, gue kira dia juga dukun sama kayak lo," tuduh Naura.

"Gue bukan dukun ih," jawab Nasya yang merasa jengkel dengan Naura.

Lalu mereka berdua pun hormat kepada bendera. 

"Oy! Kalian ngapain?" tanya Revan sambil tertawa.

"Lo gak liat? Lagi hormat gini," jawab Nasya dengan sewot.

"Ini bukan hari Senin kali."

"Ini juga bukan jadwalnya olahraga ya, jadi ngapain lari-lari?" sindir Nasya.

"Gue kan emang suka olahraga biar sehat biar gak penyakitan kayak lo!"

"Dasar Revan!"

"Udah Sya! Gausah diladenin," ucap Naura yang sedari tadi hanya menyaksikan mereka bertengkar.

"Dia emang gitu, ngeselin!" seru Nasya.

Lalu Revan melanjutkan larinya, begitu juga dengan Nasya dan Naura.

Beberapa menit kemudian Nasya merasa kepala pusing, tiba-tiba ia terjatuh yang membuat Naura terkejut.

"Nasya! Lo kenapa?" tanya Naura sambil menggoyang goyangkan tubuh Nasya.

Naura menoleh ke kanan dan ke kiri, hanya ada Naura, Nasya, dan Revan di lapangan tersebut. Naura langsung memanggil Revan saat Revan mulai mendekat.

"Hei kamu! Bantu aku dong!" teriak Naura.

Revan yang mendengar langsung melihat Nasya yang tengah pingsan, "dia kenapa?"

"Aku gak tau dia kenapa, tolong bawa ke uks dong. Aku takut Nasya kenapa-kenapa, dia pucet banget soalnya."

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang