6|Enam

179 14 1
                                    

Saat ini Revan dan teman-temannya tengah berada di kantin untuk mengisi perutnya.

Sedari tadi Revan menatap Naura dari kejauhan, walaupun ia satu kelas tapi ia tidak terlalu memikirkan. Entah apa yang membuat tiba-tiba kepikiran gadis itu.

"Woy Van! Ngelihatin apa sih lo?" tanya Raffa sambil mengikuti kemana arah mata Revan menatap.

"Ohh, lo liatin itu," sindir Raffa.

"Lo suka sama Naura?" tanya Vano yang tiba-tiba ada di belakangnya.

Raffa yang mendengar pertanyaan Vano pun tertawa dengan sangat keras sehingga mengundang banyak tatapan mata ke arah mereka.

"Gue tanya beneran ini," ucap Vano kesal.

"Ya mana mungkin lah Revan suka sama Naura, kan Revan cuma suka sama 'dia'." jelas Raffa.

"Oh jadi namanya Naura," gumam Revan.

Vano dan Raffa menautkan alisnya karena bingung.

"Lo gak tak namanya?" tanya Raffa yang tidak percaya dengan sahabatnya ini.

"Gila lo Van! Temen sekelas aja gak tau namanya," ucap Vano.

Revan hanya mengangkat bahunya acuh, "gue gak peduli."

"Segitu acuhnya lo sama cewek Van!" seru Andra yang datang sambil membawa makanan mereka.

"Inget! Cewek bukan cuma dia doang! Masih ada banyak yang lain, emangnya kalo lo mikirin dia, dia juga mikirin lo? Belum tentu Van," ucap Raffa.

"Tapi gue gak bisa lupain dia," cicit Revan.

"Usaha dulu kali, gue tau semua masalah ini berawal dari lo, tapi gue gak mau lihat lo kayak gini terus," sahut Andra.

"Ubah sikap lo sama cewek!" tegas Raffa.

"Gue gak bisa Raff! Gue udah pernah nyoba kan deketin Aurel, tapi hasilnya apa? Sama aja gue gak bisa lupain dia," ucap Revan.

"Ya gimana lagi coba? Lo deketin Aurel tapi lo gak pernah ngajak dia pulang bareng, berangkat bareng, cuma ngajak jalan doang. Aneh lo!" seru Andra.

"Katanya lo gak akan masukin cewek ke mobil lo kecuali dia, tapi kenyataannya lo malah ngebolehin Naura masuk mobil lo. Padahal lo gak kenal sama Naura," sahut Vano.

"Gue juga gak tau kenapa gue bisa kayak gini," ucap Revan sambil mengacak rambutnya frustasi.

"Apa mungkin perasaan lo ke dia udah ilang?" tanya Raffa dengan sedikit hati-hati.

"Gak mungkin," gumam Revan.

"Gue sih cuma ngasih saran aja," ucap Andra sambil memakan makanannya.

"Apa?" tanya Revan dengan lesu.

"Mending kita makan aja, gue udah laper banget ini," jawab Andra lalu memakan makanannya lagi.

Raffa menonyor kepala Andra dengan keras, "dasar ogeb! Temen lagi kesusahan lo malah mentingin makan."

Andra yang mendapat perlakuan seperti itu dari Raffa tetap kekeuh untuk melanjutkan makannya dan tidak peduli dengan ucapan Raffa.

"Mau lo apa sih?" tanya Raffa yang sudah kesal dengan Andra.

"Makan," jawab Andra dengan singkat, padat, dan jelas.

"Selera makan gue tiba-tiba ilang," ucap Revan sambil menggebrak meja lalu meninggalkan mereka.

"Tuh kan Revan jadi pergi," sindir Vano yang juga merasa kesal dengan Andra.

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang