8|Delapan

157 12 1
                                    

"Aurel!" teriak orang itu saat melihat Aurel mendorong tubuh Naura.

Cindy dan Cintya yang mendengar teriakan itu sontak membelakkan matanya karena terkejut.

"Ngapain lo?" tanya Revan sambil mendorong tubuh Aurel dengan penuh amarah sehingga membuat tubuh Aurel terjatuh.

"Re-re-van," jawab Aurel gelagapan karena tiba-tiba Revan datang dengan mendorong tubuh Aurel.

"Apa-apaan sih lo! Lo ngapain?" tanya Revan masih dengan mata yang menyalang karena tersulut emosi.

"Eng-enggak kok Van, aku gak ngapa-ngapain," jawab Aurel lalu bangkit dan berjalan mendekati Revan.

Aurel mendekati Revan lalu memegang lengan Revan. Revan yang merasa risi dengan tingkah laku Aurel langsung melepaskan tangan Aurel dengan kasar.

"Kamu kenapa sih?" tanya Aurel dengan heran.

"Dih jijik gue," ucap Revan lalu berjalan mendekati seorang gadis yang tadi disakiti oleh Aurel.

Revan mengulurkan tangannya berniat membantu gadis itu berdiri. Dengan cepat gadis itu menerima uluran tangan Revan.

Gadis itu langsung berdiri, tetapi tubuh gadis itu tidak seimbang dan akan terjatuh. Namun, dengan sigap Revan langsung menahan tubuh gadis itu agar tidak terjatuh.

"Aduh, sakit banget kaki gue," ringis Naura.

"Eh lo gapapa?"

"Gapapa kok."

Naura lalu mencoba untuk berjalan, tetapi lagi-lagi tubuhnya tidak seimbang. Namun, dengan langkah sigap Revan langsung menahan tubuh Naura lagi.

Aurel, Cindy, dan Cintya membelakkan matanya saat melihat Revan menahan tubuh Naura yang akan terjatuh.

Revan langsung berjongkok di depan Naura. Naura mengerutkan dahinya menandakan jika ia bingung dengan sikap Revan.

"Ayo naik," suruh Revan.

"Naik? Naik ke mana?" tanya Naura yang masih bingung.

"Ck! Lo bego apa gimana sih? Kaki lo itu sakit dan lo gak bisa jalan," jelas Revan. Naura masih menatap Revan dengan tatapan bingung.

"Gausah bengong gitu deh ah, cepetan naik sebelum gue berubah pikiran."

Dengan hati-hati Naura naik ke atas punggung Revan.

Aurel yang melihat adegan hampir pingsan.

"Oh my God! Gue waktu jadi pacarnya aja gak pernah digendong sama Revan," ucap Aurel sambil mengibas-ngibaskan tangannya karena ia merasa panas.

"Ya ampun! Ya ampun! Inces mau pingsan." Tiba-tiba Cindy sudah tergeletak di lantai.

"Duhh! Ngapain sih dia tidur di situ," ucap Aurel acuh sambil memandang Cindy.

"Cindy pingsan Aurel!" tegas Cintya lalu mendekati tubuh Cintya yang telah tergeletak.

"Bodoamat gue gak peduli, gue mau nyusul pacar gue," ucap Aurel lalu pergi meninggalkan Cintya yang tengah khawatir dengan Cindy.

"Duh! Lo berat banget sihh," cibir Revan. Naura langsung memukul pundak Revan dengan agak keras.

"Turunin aja kalo lo gak mau!" tegas Naura.

"Uks udah di depan mata, lo baru minta turun!" seru Revan lalu masuk ke dalam uks sambil menggendong Naura.

Revan lalu mendudukkan Naura di atas bankar tempat tidur yang tersedia di dalam uks.

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang