5|Lima

158 22 0
                                    

"Dasar!" seru orang itu lalu membalikkan badannya untuk menuju mobilnya tanpa memperdulikan Naura.

Naura yang merasa jengkel pun mengejarnya dan membalikkan badannya.

"Kamu?"

"Lo?"

Betapa terkejutnya Naura saat melihat orang itu, begitupun sebaliknya.

"Sial! Kenapa gue jadi gugup gini," batin Naura.

Naura secara tidak sengaja mengucapkan kata 'kamu'.  Ia juga tidak tahu mengapa ia bisa mengucapkan itu.

Orang itu menatap Naura dengan wajah datarnya.

"Emm, lo satu sekolah kan sama gue? Gue boleh nebeng gak? Soalnya bensin gue habis," ucap Naura dengan hati-hati karena gugup.

"Hmm," jawab orang itu lalu menunjuk pintu mobil dengan dagunya yang mengartikan 'masuk'.

Naura yang mengerti maksud tersebut segera menggambil tasnya yang ada di dalam mobil dan segera masuk ke dalam mobil.

Canggung.

Itulah yang saat ini dirasakan mereka berdua.

Mereka berdua sama-sama tidak ada yang mau membuka suara. Naura memilih diam agar tidak mengganggu orang itu yang sedang fokus menyetir karena dengan kecepatan yang tinggi.

Hanya membutuhkan beberapa menit mereka telah sampai di sekolah, Orang itu memakirkan mobilnya di pakiran.

Untung mereka masih bisa masuk karena telah terlambat 2 menit, peraturan di sekolah ini tidak terlalu ketat dengan sekolah lama Naura.

Saat Naura keluar dari mobilnya, banyak mata yang menatapnya dengan tidak suka.

"Siapa dia? Kok bisa masa Revan."

"Centil banget sih deketin bebeb gue."

"Gue aja gak pernah berangkat sama Revan masa dia pernah sih."

"Dia kan murid baru itu."

"Apa jangan-jangan mereka pacaran."

"Gak mungkin! Mereka gak mungkin pacaran!"

Begitulah celotehan yang Naura dengar saat turun dari mobil Revan. Ya, orang itu adalah Revan, ia memang selalu berbaik hati kepada semua orang tetapi tidak dengan cewek, entah apa yang merasuki Revan sehingga ia mau membantu Naura.

"Nau!" seru seseorang sambil menepuk pundak Naura.

"Eh?" ucap Naura sambil menengok ke belakang.

"Hallo Naura," sapa dua gadis kembar bersamaan.

"Hai Billa, hai Dilla," jawab Naura sambil tersenyum.

"Ke kelas bareng yuk!" ajak Billa. Naura mengangguki dan berjalan meninggalkan area parkiran.

"Emang sulit ya ngomong makasih?" gumam Revan saat Naura pergi meninggalkannya tanpa sepatah kata apapun.

NAURATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang