Author: chrnoirGenre: Fantasy, slight Romance, Angst, Hurt/Comfort
Rate: Teen
Length: 5.6k
Summary: Bagaimanapun juga, jam kehidupan itu tak akan bisa dihentikan. Jika mereka tidak bisa melawan takdir yang Tuhan berikan, maka biarlah kehidupan terbatas itu diisi dengan kebahagiaan.
✧・゚: *✧・゚ Hourglass ・゚✧*:・゚✧
Manusia memiliki batas waktu untuk menjalani hidupnya masing-masing. Entah itu akan bergerak sangat lambat, atau malah sangat cepat. Sangat cepat hingga tak ada yang tahu kapan waktunya akan berakhir.
Pernah aku bertanya sekali pada Ibu, mengapa kami yang lahir di dunia memiliki jam yang melingkar di pergelangan tangan kirinya. Jam itu berbeda-beda bentuknya, mulai dari yang bulat, kotak atau bahkan seperti jam saku kuno.
Setelah kutanyakan hal itu, bisa kulihat tatapan Ibu berubah melembut, senyum manisnya terukir saat menunjukkan jam perak yang melingkar manis di tangan.
Jarum panjangnya berada di angka dua, sedangkan jarum pendeknya menunjuk pada angka delapan. Tak ada jarum yang menunjukkan detiknya, semua jam yang melingkar di tangan kami memang tak memiliki penunjuk detik. Melihat itu membuatku jadi semakin bertanya-tanya apa yang Ibuku maksudkan.
"Tuhan menciptakan dunia dengan dua jenis jam di dalamnya. Yang pertama adalah jam yang biasa kita gunakan sehari-hari sebagai penunjuk waktu, dan yang kedua adalah jam kehidupan yang melingkar di tangan kita."
"Jam kehidupan ini menunjukkan batas waktu kita hidup di dunia. Mulai bergerak dari angka dua belas saat kita dilahirkan dan ketika kedua jarum ini kembali ke angka dua belas, maka berakhir sudah waktu di dunia ini," katanya. "Setiap orang memiliki jam yang berbeda. Ada yang bergerak lambat seperti milikmu, ada juga yang bergerak sangat cepat."
"Seperti milik siapa?" tanyaku.
Ibu hanya mengendik bahu lalu mengulurkan tangannya untuk mengelus bahuku, "Banyak orang yang memiliki waktu sangat sedikit di dunia ini. Kau bisa melihatnya di sekitarmu."
Usiaku sepuluh tahun waktu aku bertanya perihal jam yang mengikat waktu kami di dunia ini pada Ibu.
Dan pada usiaku yang kelimabelas, Ibu meninggal dunia.
Jam di tangannya sudah kembali ke angka dua belas dan berhenti berdetak. Seperti jam milik Ayah yang berhenti ketika usiaku masih lima tahun dulu.
Aku sama sekali tidak bisa menangis karena sudah menduga hal ini akan terjadi cepat atau lambat. Setiap malam ketika Ibu tidur, aku menyelinap masuk untuk melihat jam kehidupan miliknya.
Mereka... bergerak lebih cepat dari dugaanku...
Rasa takut ini sudah lebih dulu menghantuiku.
✧・゚: *✧・゚ Hourglass ・゚✧*:・゚✧
Please don't take my sunshine away~
Suara nyanyian nyaring anak-anak diiringi denting piano yang mengalun menghias udara. Riuh tawa berderu, mengiring kaki-kaki kecil berlarian di atas rumput hijau. Semua tak luput dari pandangan seorang Ong Seongwoo. Lelaki yang sekarang duduk di hadapan piano itu tak mampu menahan senyum melihat tawa riang dari anak-anak yang tak mampu mendapat kasih sayang yang selayaknya mereka dapat di usia dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWIND pt.1
Fanfiction11 songs - 11 stories - 11 authors 1 collaboration - 1 love ONGNIEL REWIND pt.1 "Undivided Promise" ⚠BXB