Author: coffeepearl
Genre: lokal AU! Romcom
Rate: All
Length: 7,4k words
Summary: Stay gold, from the ground to forever, finally our Golden Era.
Oh, ibu dan ayah, selamat pagi
Kupergi sekolah sampai kan nanti
Selamat belajar nak penuh semangat
Rajinlah selalu tentu kau dapat
Hormati gurumu sayangi teman
Itulah tandanya kau murid budiman
Awal semester baru, tahun pelajaran baru, kelas yang baru.
Lagu penyambut hari pertama di awal semester bersahutan di penjuru salah satu sekolah dasar. Murid-murid dengan seragam yang baru hilir mudik datang bergantian. Ada yang diantar oleh orang tua, ada juga yang tidak.
Ada yang senang bertemu dengan kawannya kembali setelah libur panjang, ada yang berat hati harus meninggalkan masa senang di waktu liburan.
"Huwaaaaa!"
Yang barusan berteriak adalah murid kelas empat. Lingkungan yang baru membuatnya takut apalagi di tinggal oleh ayahnya.
"Sshh nggak apa-apa sayang..tuh lihat banyak temen-temen kamu yang baru." ayahnya mengelus punggung sang anak yang masih betah merangkulnya sambil menangis.
"Hiks..takut..."
Tidak hanya satu, cukup banyak pemandangan ini terlihat di halaman sekolah. Bukan hanya tahun ini pula.
Ketika lagu yang "Pergi Belajar" usai yang berganti dengan bel tanda masuk kelas, para orang tua murid melepaskan anak-anaknya untuk memasuki kelas. Di sekolah ini diterapkan peraturan orang tua tidak boleh menunggu di halaman sekolah, karena akan menganggu kondusifitas waktu belajar. Boleh menunggu, tetapi di luar pagar sekolah.
"Ayah...jangan pergi!!"
Sang ayah semakin kepayahan ketika anaknya tidak mau melepaskan pelukannya. Ia malah semakin merangsek memeluk kaki ayahnya.
"Nak, ayo masuk." Suara seorang wanita dewasa menyadarkan sang ayah dan anaknya.
Nampak sosok wanita cantik berambut hitam lurus berdiri di depan mereka. Senyuman tak pernah luntur dari wajah cantiknya. Nampaknya ia adalah guru wali kelas empat.
"Ayo..teman-temanmu sudah masuk kelas."
Benar. Semua itu bisa terdengar karena suasana amat sangat hening begitu bel tanda masuk kelas berbunyi. Hanya satu anak ini yang belum masuk kelas. Bahkan semua orang tua murid yang tadi memenuhi halaman sekolah kini sudah tidak tersisa satupun.
"Hiks.." si anak menggeleng takut menghindari tatapan sosok yang akan menjadi gurunya selama satu tahun ke depan.
"Sayang, tidak apa-apa." Sang ayah melepaskan pelukan anaknya untuk berdiri tegak, sedikit mendorong punggungnya.
"Kita masuk sekarang."
Anehnya ketika sang guru berujar demikian, tangisan sang anak langsung berhenti. Ia menunduk patuh menghampiri gurunya yang langsung menggamit lengan kecilnya untuk masuk ke kelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
REWIND pt.1
Fiksi Penggemar11 songs - 11 stories - 11 authors 1 collaboration - 1 love ONGNIEL REWIND pt.1 "Undivided Promise" ⚠BXB