Author POV
"Heh lu cabe sini lu"
Dua orang cewek berpakaian kurang bahan menghapiri queen dengan gaya sok berkuasanya.
Queen rasanya ingin sekali menyumbang pakaian untuk mereka.
"Eh busett, itu seragam sekolah dari jaman kapan? Ketat banget" batin queen.
"Saya kak?" Tanya queen sambil menunjuk dirinya sendiri.
"Bukan. Setan" Kata salah satu dari mereka.
"Oooo, ya udah" Dengan cuek queen berjalan santai meninggalkan mereka.
"Hehhh ya elu lah ogeb, sini lu" Kata salah satu dari mereka geram.
"Lah tadi katanya bukan, lagian juga tadi yang dipanggil cabe kan?" Queen menjawab dengan santai.
"Ya lu cabenyaa, dasar cabe"
Queen POV
Queen mengerutkan keningnya bingung.
"Eh ni orang pms kali ya? Masa sendirinya cabe bilang cabe si"
"Salah kali kak. Nama saya queen bukan cabe." queen berujar dengan berani sambil menatap kedua kakak kelasnya yang menurutnya sedang pms itu.
"Eh lo ya, masih calon siswa aja udah berani banget. Lo gak tau siapa kita?"
"Gak tuh, gak tau. Siapa ya? Apa kita pernah kenal sebelumnya? Apa kita pernah bertemu? Apa kita per..."
"DIEM LU" Sentak salah satu dari mereka yang sedari tadi diam.
"Lo tuh ya. Baru calon siswa aja udah berani banget sama kita, mau jadi apa lo nanti ha? Dan apa-apaan lo tadi? berani-beraninya lo deketin Stevan. Stevan itu cuma punya gua, dan lo siswa baru, dengan entengnya lo deketin Stevan. Lo pikir gue bakal biarin gitu aja ha?"
Queen mengerutkan keningnya bingung.
"Enggak kak, saya gak deketin kak Stevan."
"Masih bisa ngelak ya lo? Terus apa tadi yang di lapangan ha? Lo pikir gue gak liat"
"Bukan gitu kak, tadi kak stev cuma bantuin aja"
"Jangan percaya van, boong tu cewek. Masa stevan yang cuek bisa tiba-tiba baik gitu ke dia kalo dia emang gak ada hubungan apa-apa sama si stev" teman cewek yang sedang memarahi queen mulai mengkompori.
"Enggak beneran. Kita gak ada hubungan apa-apa"
"Alaahh ngelak ae lu cabe"
"Si anjir itu temen apa supporter, dari tadi ngomporin mulu"
"Enggak kak beneran, udah ah kak saya laper mau kek kantin" dengan sebal queen meninggalkandua orang cewek yang menurutnya sedang tidak waras itu.
"HEH GAK SOPAN YA LU SAMA KAKEL, AWAS AJA GUE LIAT LU DEKETIN STEV LAGI. ABIS LU SAMA GUE"
Queen menutup telinganya mendengar teriakan cewek tadi.
"Dasar toa" gerutu queen.💘💘💘💘
Sesampainya dikantin queen memesan burger, kentang goreng dan jus mangga. Queen duduk di bagian pojok kantin, dia sedang malas berinterkasi dengan calon siswa lain gegara mood udah ancur.
"Hhh sebel deh, baru hari pertama udah dapet hatters aja gue"
"Bodo ah makan ae enak laper gue"
Queen memakan makanan yang baru saja diantarkan ke mejanya dengan cepat."Wesss rakus amat, gak makan setahun lo?"
Uhuk uhuk
Queen segera meminum jus mangganya saat seseorang yang tidak diharapkannya datang dan tiba-tiba saja sudah duduk di sebelahnya."Uhuk eh anjirrr lu ngapain disini?" queen menatap tidak percaya orang yang sedang duduk disampinya itu.
"Lah kenapa? Kan tadi gue udah bilang nanti gue nyusul ke kantin"
Ya orang yang baru saja duduk disamping queen adalah stev.
"Tadi katanya ada rapat koordinasi?"
"Udah selesai" dengan santainya stev mengambil kentang goreng yang ada di depan queen.
"Eh enak aja. Beli sendiri" queen menjauhkan makanan dan minumannnya dari jangkauan stevan.
"Ya elah pelit amat lo, bagi dikit napa" stev berusaha merebut makanan milik queen.
"Kagak ada, laper gue"
"Ya udah pesenin gue sana kentang goreng satu sama jus sirsat satu ya"
"Eh kamvret, pesen sendiri lah. Lo pikir gue babu lo?"
Stev memandang queen dengan sebelah alis terangkat.
"Gak, lo tuh gak pantes jadi babu gue....lo pantesnya tuh jadi...."
"Apa?"
Stev memandang queen sambil tersenyum setan. Ia melihat sekitar memastikan tidak ada murid lain yang sedang melihat ke arahnya dan queen. Posisi tempat duduk yang memang berada di pojok sedikit menguntungkannya.
Setelah memastikan semuanya aman, stevan mendekatkan wajahnya ke arah wajah queen. Queen terus mumundurkan wajahnya hingga kepalanya terhalang tembok mencegahnya untuk mundur lagi.
"Ap-apa-apaan si lu stev" queen berusaha mendorong dada stev agar sedikit lebih jauh darinya.
"Eh anjirrrr, DADA STEV SANDARABLE BANGET" Batin queen.
Semenjak queen berusaha mendorong dada stev, queen jadi tidak fokus harus memperhatikan mana.
Wajah stev yang terlewat tampan?
Atau
Tangannya yang sedang berada di dada stev dan tengah merasakan teksturnya?
Queen semakin deg deg an saat stev terus memajukan wajahnya hingga hidung mereka hampir bersentuhan, queen memejamkan matanya.
"Ya tuhan, jika disinilah akhir dari bibir suci queen, queen ikhlas" batin queen.
Tiba- tiba stev berbisik di telinga queen yang membuatnya naik darah seketika.
"Ngarep gue cium ya?" Setelah mengatakan itu, stev menjauhkan wajahnya dari wajah queen dan tertawa melihat wajah queen yang cengo dan memerah.
"Gue cuma mau bilang kalo lo tuh gak pantes jadi babu gue, lu pantesnya jadi babunya babu gue" kata stev setelah tawanya sedikit reda.
Queen?
Jangan ditanya lagi dia, wajahnya sudah memerah antara malu dan marah. Darahnya sudah naik hingga ke ubun-ubun dan sudah siap meledak kapan saja.
"STEVAAAAANNNNN" Jerit queen membuat seisi kantin melihat ke arah mereka berdua.
Queen mengambil stik kentangnya dan memasukkan semua ke mulut stev yang masih saja terus tertawa dan meninggalkannya begitu saja. Mengabaikan murid lain yang menatapnya tidak percaya.
Bodo amattt, queen sebel pokoknya sama stev. Queen terus berjalan cepat mengabaikan stev yang tengah terbatuk-batuk karena ulahnya.
"Makan tu kentang, mati aja sekalian"
💘💘💘💘💘💘💘💘
Halooo author bekkk.
Maap ya baru bisa update, kuota habis soalnya.
Gimana? Jelek ya? Pendek? Biarin capek authornya.
JANGAN LUPA VOTE+COMMENT YA BIAR CEPET UPDATE.
see you💘
KAMU SEDANG MEMBACA
Queen's Relationshit
Teen Fiction[Baca aja dulu, Siapa tau suka] Judul sebelumnya : STEVAN Prolog "Dia itu orang paling nyebelin yang pernah gue temuin dalam hidup gue" Queen Anstasya Johnson. "Dia itu cerewet tapi ngegemesin, apalagi kalo marah" Stevan Salvatore Kisah yang mempert...