Empat Belas

7.9K 784 25
                                    

Langkah kaki Conor melambat saat matanya menangkap keberadaan istrinya, binar kekhawatiran tampak nyata di netranya. Di dalam dekapan Sofia, Maggie terlihat sesegukan.

Conor mengamati itu dalam sedih, mengapa Maggie bisa seperti ini?

Dia kembali berjalan mendekati keempat perempuan itu, masih dengan binar kesedihan yang terpancar di matanya. Tujuannya kini hanya satu, merengkuh tubuh mungil Maggie ke dalam dekapannya.

"Maggie," panggilnya pelan.

Sontak ketiganya menoleh secara bersamaan, wajah terkejut menjadi pemandangan yang Conor lihat.

Maggie menoleh ke arah suara yang sudah familiar di telinganya, tangannya mengusap bekas airmata yang membasahi pipi lalu bergegas bangkit menghampiri Conor.

"Conor," ucapnya lirih.

Conor mengangguk paham kemudian merangkul Maggie mengajaknya kembali ke rumah. Lengan kekar Conor merapatkan tubuhnya dengan Maggie, menghilangkan jarak di antara keduanya.

"Sekarang apa lagi, Maggie?" tanya Conor.

Bungkam, Maggie tidak menjawab pertanyaan yang Conor ajukan untuknya. Ibu dari Claire itu memilih memalingkan muka menghindari tatapan menuntut Conor.

Langkah Conor berhenti dan diikuti dengan Maggie. Conor memalingkan wajah Maggie agar melihatnya, tatapan mata mereka saling beradu.

"Tatap aku saat kita bicara, Maggie," kata Conor, "aku bukan bicara dengan patung."

Maggie mengangguk patuh, keduanya kembali berjalan menjauhi taman. Kepala Maggie bersandar pada dada bidang Conor, mencoba mencari kenyamanan yang selalu lelaki itu suguhkan.

"Conor," gumam Maggie, "ayo, kita susul Claire."

Conor tidak terkejut lagi, ini sudah masuk ke dalam daftar dugaan yang dia buat jauh-jauh hari. Dia menghembuskan napas panjang, apa yang harus dia katakan pada Maggie agar istrinya tidak khawatir lagi?

"Sayang, apa kau tidak percaya pada Claire?"

Maggie menggeleng sebagai jawaban. "Bukan itu maksudku."

"Lalu apa? Kau meragukan kemampuan Lucius dan Ethan?"

Sebuah gelengan kepala Maggie berikan pada Conor. "Tidak, aku percaya mereka anak yang kuat, aku hanya takut Claire bernasib sama ... sepertiku."

Di lorong-lorong sepi itu, Conor memeluk erat Maggie. Memberikan rasa hangat dan aman yang selamaini hanya dia berikan kepada istri dan anaknya.

"Jangan takut, percaya padaku, Maggie," bisik Conor.

Dari kejauhan, Sofia, Emma beserta Jessie memandang kedua insan itu dengan mata berkaca-kaca. Mereka juga merasakan apa yang Maggie rasakan, mereka juga seorang ibu, tidak mungkin mereka tidak khawatir dengan anaknya yang pergi menantang maut.

Namun, mereka tidak dapat berbuat apa-apa, mereka hanya mampu menanti dan menanti jalan keluarnya. Menunggu anak mereka kembali dengan selamat adalah doa mereka sejak anak mereka menginjakkan kaki ke luar academy.

-oOo-

Cahaya matahari yang mulai menghilang masih menjadi penerang utama saat ini, mereka masih beristirahat di wilayah yang menurut Mirabella aman untuk ditempati. Tidak ada semak-semak di sekitar mereka, hanya ada hamparan padang rumput hijau di pedalaman hutan Terlarang.

Mirabella dengan kekuatan werewolf pergi mencari air karena persediaan mereka semakin berkurang, Ethan dan Lucius pergi mencari buah-buahan yang ada untuk dimakan sore ini.

Sementara yang lain pergi, Jasmine bertugas menemani Claire yang baru sadar dari pingsannya atau Jasmine lebih suka menyebutnya koma beberapa hari.

"Bagaimana keadaanmu? Apa masih ada yang sakit?" tanya Jasmine.

Claire menggeleng sambil tersenyum simpul. "Tidak ada, maaf, sudah merepotkan kalian," lirihnya.

Cepat-cepat Jasmine menggeleng tak setuju. "Kau ini bicara apa? Harusnya aku yang meminta maaf padamu, gara-gara aku kau jadi kehabisan energi."

"Tidak," bantah Claire, "itu sudah tugasku, Jasmine, aku bertugas menolong kalian jika kalian dalam bahaya."

"Tapi bukan begitu caranya, Claire, Paman Conor pasti khawatir melihatmu pingsan seperti kemarin."

"Kuyakin Mom juga akan melakukan hal yang sama jika terjadi sesuatu pada orang yang dia sayang, sama seperti sekarang. Kita sahabat, keluarga, kenapa harus sungkan?"

"Ah, seperti kejadian yang telah lalu, ya?" gumam Jasmine mengingat-ingat.

"Ya, kurang lebih begitu."

Lalu keduanya larut dalam keheningan, tidak ada topik yang sekiranya dapat mengusir rasa bosan mereka.

"Hei, aku mendapat buah banyak, ada yang mau?"

Sebuah suara memecah kesunyian yang menyelimuti kedua gadis itu, mereka menoleh serempak dan mendapati Ethan membawa buah-buahan serta Lucius di belakangnya.

"Wah, akhirnya kalian kembali, aku sudah lapar," ucap Jasmine girang.

Gadis bersurai pirang itu menghampiri Ethan dan membantu pemuda itu membawa beberapa buah hasil pencarian di dalam hutan. Jasmine mengambil beberapa buah apel, jeruk dan anggur dari dekapan Ethan, gadis itu lalu mendekati Claire.

"Nah, makan yang banyak, Claire, supaya tenagamu cepat pulih." Jasmine menyodorkan apel merah pada gadis itu.

Claire menerima buah itu dengan senyuman, dia mulai menggigit apel yang ada di tangannya sedikit demi sedikit.

Jasmine mulai melahap buah pisang yang dibawa Lucius, di sampingnya Ethan mengupas kulit jeruk. Pemuda itu membagi dua jeruknya, lalu diberikan pada Jasmine dan diterima dengan senang hati oleh gadis itu.

"Kalian hebat sekali bisa mengumpulkan banyak buah-buahan." Jasmine menelan makanannya lalu memandang Lucius. "Hei, Lucius, tolong jaga Claire sebentar, aku ingin mencari beberapa tanaman yang dipesan Bibi Rose."

Lucius menyanggupi permintaan Jasmine. Gadis itu lalu pergi ditemani Ethan masuk ke dalam hutan, kini tinggal Claire dan Lucius saja yang ada di sana menunggu Mirabella kembali.

"Apa saja yang aku lewatkan?" Claire melemparkan pandangannya ke hamparan rumput di depannya.

"Hanya hal-"

"Lucius!"

Lucius dan Claire menoleh spontan, di belakang mereka Mirabella membawa botol minuman. Gadis itu menghampiri keduanya dengan raut wajah pias.

"Aku baru ingat, waktu kita tinggal sedikit. Kita harus bergegas," ucapnya sambil menaruh botol air di dekat Lucius, "aku mencium keberadaan makhluk lain di sekitar sini."

Claire mengernyit bingung. "Makhluk apa?"

"Vampir."

-oOo-

28 Januari 2019

A/N:

Mendekati ending, siapakah hati kalian untuk berpisah dengan anak-anak ucul ini hehe

Maaf updatenya lama.

Kemungkinan hiatus awal Maret sampai akhir April. Jangan tanya kenapa, jelas jawabannya karna ujian wkwk

Salam hangat,

Thatha.

Come Back [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang