Sepuluh

9K 875 29
                                    

Malam itu setelah pertarungan berakhir, Mirabella menyarankan agar mereka melanjutkan perjalanan karena tempat itu tidak aman. Mereka berjalan pelan, sebab Ethan dan Lucius menggendong Jasmine beserta Claire yang tak sadarkan diri di punggung mereka.

Mereka tidak mau ambil resiko untuk tetap tinggal di sana dan menjadi santapan tumbuhan sulur lainnya, cukup Jasmine dan Claire yang menjadi korban.

Mirabella kini bertugas menjadi mata bagi kelompok itu, kedua pemuda itu sudah tidak bisa dia andalkan karena mereka bertugas menjaga kedua gadis. Suara gemericik air terdengar di pendengaran Mirabella yang tajam, gadis itu mengarahkan Lucius dan Ethan untuk mengikutinya kemudian memilih beristirahat di sana.

"Kita istirahat di sini sampai mereka sadar, lalu keesokan paginya kita lanjutkan perjalanan," putus Mirabella.

Lucius membaringkan tubuh Claire di samping Jasmine, dia lalu pergi mencari kayu bakar untuk membuat api unggun. Dia kembali sepuluh menit kemudian mulai menyusun kayu-kayu itu dan dengan cara manual dia membuat api.

"Ethan, kau membawa selimut?" tanya Lucius.

Ethan mencari dalam ranselnya dan mendapatkan sebuah kain yang tidak terlalu lebar namun cukup digunakan sebagai selimut untuk dua orang.

"Kau selimuti Jasmine dan Claire, aku akan membuat api."

Ethan menjalankan perintah Lucius, dia memandang lama wajah Jasmine. Wajah gadis itu masih pucat walau tidak seperti tadi dan rona merah sudah terlihat di kedua pipinya. Pemuda itu menghembuskan napas lega, berarti Jasmine sudah membaik.

Lalu, matanya beralih pada sosok di samping Jasmine, Claire tengah memejamkan matanya rapat. Ethan menatapnya khawatir karena gadis itu terlalu memaksakan energinya untuk memulihkan Jasmine di saat kondisinya tidak memungkinkan.

"Semoga kau segera sadar Claire." Dia berharap dengan sungguh-sungguh akan kesembuhan Claire, bukannya dia takut akan amukan Conor yang sudah membayangi dirinya sejak tadi, tapi karena dia sahabatnya dan sudah dia anggap sebagai saudara sendiri.

"Lucius, apa Claire mempunyai kekuatan penyembuh?" tanya Mirabella, dia sejak tadi memandang Claire.

"Ya, sama seperti Ibunya."

Mirabella beranjak mendekati bibir sungai untuk mengambil air dengan daun yang sudah disulapnya menyerupai mangkuk, dia berjongkok di samping Claire. Mengangkat sedikit kepala Claire lalu meminumkan air itu, Mirabella berharap apa yang dia lakukan ini bisa sedikit membantu.

"Jika dia berelement air, maka air yang akan menyembuhkannya," ucap Mirabella tanpa ditanya. "Tapi, butuh waktu beberapa hari untuk memulihkan energinya."

Api unggun telah menyala di kegelapan, menjadi penerang satu-satunya untuk mereka. Lucius bangkit lalu mendekati Claire yang terlelap, pemuda itu memandangi wajah pucat dengan bulir-bulir keringat. Perlahan tangannya terulur menghapus jejak keringat, tak lupa menyingkirkan anak rambut yang menutupi wajah gadis itu.

"Ethan, Lucius, kalian tidurlah, biar aku yang berjaga malam ini," ujar Mirabella.

"Jangan, biar aku temani," kata Ethan.

"Kau jangan membantah, energimu habis dan kau butuh istirahat, Ethan."

Akhirnya Ethan pasrah saja mendengar perintah Mirabella, pemuda itu berjalan menghampiri salah satu pohon yang cukup rindang untuk tempatnya bersandar. Kemudian beberapa menit setelahnya, mata itu terpejam rapat.

Akhirnya, Lucius juga beranjak untuk tidur tidak jauh dari tempat Ethan. Dirinya ingin beristirahat sebentar lalu menemani Mirabella berjaga sampai pagi.

Percikan api unggun menemani sisa malam Mirabella, gadis itu berkeliling sebentar memastikan keadaan sekitarnya aman. Dia memandang langit yang terang menampakkan bintang dan rembulan, senyumnya terpatri di wajah putihnya.

"Sampai kapan?"

Pertanyaan seringan kapas itu mengudara tanpa berniat meminta jawaban, menguap dan berbaur bersama kabut tipis.

-oOo-


Sinar mentari menerobos rindangnya dedaunan, mencari celah-celah untuk menyinari seluruh area hutan tanpa terkecuali. Suara burung berkicauan terdengar merdu ditambah aroma bunga-bunga yang bermekaran kala pagi datang.

Pemuda itu mengerjapkan matanya kala pendengarannya menangkap suara berisik di sekitarnya, dia melihat ke depan dan mendapati sosok Mirabella tengah membakar ikan, hingga menghasilkan aroma yang mengundang rasa lapar.

"Kau sudah bangun, tolong bangunkan yang lain," pinta Mirabella yang masih sibuk membakar sarapan mereka.

Lucius menengok ke samping, dia mengguncang tubuh Ethan untuk membangunkannya. Pemuda itu menggeliat sesaat karena tidur nyenyaknya diganggu, kemudian Lucius mengguncangnya lebih kencang dan terpaksa Ethan membuka matanya.

"Iya, aku bangun," racau Ethan, dia menguap lalu merenggangkan otot-otot tubuhnya. Hidungnya menghirup aroma masakan yang membuat cacing di perutnya berdemo meminta jatah makan. "Wah, siapa yang memasak? Sepertinya enak."

Ethan membuka matanya lebar, dengan langkah gontai dia mendekati Mirabella yang masih sibuk memasak. Senyumnya tercipta. "Wah, kak Bella memasak ikan," serunya.

"Iya, tadi aku menangkap ikan di sungai," kata Mirabella.

Lucius menghampiri Jasmine yang sudah sadarkan diri, gadis itu menggosok-gosok matanya dan beralih memandang pemuda di sampingnya.

"Aku kenapa?"

Lucius menghembuskan napas panjang. "Kau pingsan semalam."

Ingatan Jasmine berputar saat dirinya terseret sesuatu, lalu dia mendengar suara Claire yang memanggilnya, namun kegelapan langsung menelan kesadarannya.

"Ayo, kita sarapan dulu," ajak Lucius.

"Tapi, bagaimana keadaan Claire?" tanya Jasmine.

"Nanti akan aku periksa, lebih baik kau isi perutmu agar energimu cepat pulih."

Jasmine mendekati Mirabella dan Ethan dengan dibantu Lucius, mereka duduk melingkar dan mulai menyantap sarapan mereka dengan suasana hening.

"Setelah kalian selesai bersiap-siap, kita akan melanjutkan perjalanan. Lucius, kau bisa membantu Claire, 'kan?" tanya Mirabella.

"Baik."

"Hei, sebenarnya apa yang terjadi setelah aku pingsan?" Jasmine belum dapat menangkap apa yang tengah mereka alami selama dia tak sadarkan diri.

"Sebaiknya kita bergegas, soal bercerita bisa kita lakukan nanti diperjalanan," ucap Lucius.

"Saran yang bagus," kata Mirabella.

Setelah semua bersiap, keempatnya mulai meninggalkan tepi sungai. Lucius bertugas menggendong Claire yang masih belum sadarkan diri akibat energi miliknya habis.

"Cepatlah sadar," gumam Lucius.

-oOo-

20 Desember 2018

Come Back [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang