"Haha! Aku juga sudah tidak sabar untuk menyembuhkannya" sahut Jimin dan lalu tersenyum.
"Nah itulah tadi beberapa calon antifan yang akan diundang untuk a Week with Bangtan episode selanjutnya" ucap Bang Peulodyuseo-nim setelah tayangan di LCD selesai.
"Sekarang kalian putuskan siapa yang mau kalian sembuhkan kali ini" sambung Bang Peulodyuseo-nim sambil menyelang-nyelingkan jarinya menjadi satu dan meletakkannya didepan wajahnya. Bibirnya hampir tidak terlihat sebab bersembunyi dibalik tangannya yang cukup besar dan berbidang. Tatapannya seolah menusuk mata para member BTS satu persatu.
"Eoh... Kalo aku pilih antifan yang terakhir tadi. Dia sepertinya akut! HAHA!" jawab Taehyung yang diakhiri tawa terbahak-bahak hingga seluruh giginya terlihat dan matanya menyipit. Namun tawanya tak disambut baik oleh Bang PD-nim, ia masih dingin dan kini matanya fokus ke Taehyung.
"HAha..ha" intonasi tawa Taehyung menurun seiring tatapan Bang PD-nin kearahnya.
Dengan gugup, Taehyung melirik ke arah Namjoon yang berada disampingnya sambil berusaha tersenyum.
"A-Aku juga setuju sama Taehyung! Yang terakhir itu sangat akut antifannya! Dia harus disembuhkan!" Namjoon mengerti kode dari Taehyung dan segera membuka suara dengan percaya diri, ia melemparkan senyum yakin pada Bang PD-nim. Ia sependapat dengan Taehyung.
Bang PD-nim masih diam. Dingin. Tak bergerak sedikit pun. Hanya matanya saja yang bergerak sedari tadi.
"N-Ne??" tanya Namjoon pada semua member BTS yang juga ikut dalam suasana gugup dan canggung yang dirasakan seisi ruangan.
"Ah? N-NE!" member BTS berusaha menjawab dengan kompak. Namun karna gugup, jadinya tidak kompak.
"Baiklah, dia akan diundang untuk a Week with Bangtan selanjutnya" tutup Bang PD-nim dan lalu berjalan pergi meninggalkan ruang tersebut.
Para member BTS seakan menahan napas mereka hingga sosok Bang PD-nim menghilang dibalik pintu.
"Aigoo! Kenapa tadi canggung sekali?" Hoseok memecah suasana dengan suara dan dialek khasnya.
"Tatapan matanya seperti pisau, tajam!" sahut Jin sambil menyipitkan matanya meniru Bang PD-nim.
"Ya! Bagaimana denganku? Jantungku hampir copot tadi!" celetuk Taehyung sambil mengelus-elus dadanya. Memastikan jantungnya masih berada ditempatnya.
"Ya siapa suruh tertawa disaat suasana serius" ucap Yoongi sambil bersandar dikursinya dengan malas.
"Kita kan harus mencairkan suasana. Lagi pula tadi terlalu tegang" Taehyung membela diri. Ia memanyunkan bibirnya sambil menatap rendah meja dihadapannya.
Sementara yang lain sibuk membahas suasana tegang tadi, Jungkook terlihat santai-santai saja sambil memainkan handphonenya.
"Ya Jungkook! Kau tidak mau ikut latihan?" panggil Namjoon yang kini sudah berdiri bersama member BTS lainnya dipintu.
Jungkook pun menoleh, "Ah! Tentu saja mau, Hyung!" sahut Jungkook yang lalu beranjak dari kursinya dan segera bergabung dengan para Hyung-nya untuk latihan.
***
Jiyeon's POV
Untung saja tugasku sudah selesai kukerjakan, jadi aku bisa makan bekalku lebih cepat hari ini.
Ah entah mengapa setelah mengerjakan tugas tadi perutku langsung lapar. Karena takut mengganggu siswi lainnya yang sedang mengerjakan tugas, aku memilih memakan bekalku di taman sekolah.
Aku pun mengambil kotak bekalku dan melangkah ringan menuju taman sekolah.
Aku bersyukur, hari ini matahari tak bersinar se-terik kemarin. Aku pun duduk di sebuah meja taman yang berada dibawah pohon rindang. Meja taman itu terbuat dari semen. Sebenarnya banyak spot-spot seperti ini disekolahku, tapi berada dibawah pohon membuatku tenang dan rileks. Itulah mengapa aku selalu kesini saat waktu luang atau disaat aku butuh ketenangan.
Aku membuka kotak makan biru mudaku dengan pelan. Aroma dari makananku sudah tak terlalu menyengat. Meski begitu tetap terlihat lezat bagiku yang kelaparan ini.
Dengan menggunakan sebuah sendok berbahan stainless-steel berbentuk bulat, aku memakan bekalku.
Makanan buatan Nenek memang selalu enak.
Ya, Nenekku yang membuatkanku bekal hari ini sebab aku tidak sempat membuatnya tadi.
Kalau kalian bertanya kenapa, jawabannya gara-gara Jungkook.
Gara-gara chattingan dengannya semalam aku jadi terlambat bangun. Dan entah mengapa aku tidak kesal dengan itu.
Aku pun memainkan handphoneku saat makan. Dan memeriksa notifikasiku. Jungkook mengirimiku pesan lagi tadi. Aku pun membukanya
🍪Kookie🍪: baiklah.. Semangat belajarnya ya!
Dia masih sempat-sempatnya mengirimiku beginian diwaktu padatnya jadwal mereka.
Han Ji Yeon: gomawo~
Tepat setelah membalas pesan Jungkook bel sekolah berbunyi. Tanda waktu istirahat. Aku tak menghiraukannya, lagian aku sudah istirahat sejak tadi haha.
***
"Jiyeon-ah!!!" teriak Yumi dari kejauhan.
Jiyeon yang tadinya berjalan menuju gerbang sekolah pun menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Ia mendapati Yumi dan Gyuri yang berlari kearahnya.
"Jiyeon-ah" panggil Yumi lagi begitu tiba dihadapanku. Bersama Gyuri, ia mencoba mengatur napasnya yang terengah-engah sebab berlari mengejar Jiyeon.
"Waeyo?" tanya Jiyeon. (Ada apa?)
"Ada yang perlu ku beritahu padamu" jawab Yumi dengan senyum semringah.
"Apakah itu hal yang bagus?" tanya Jiyeon lagi.
"Bagus sekali, Jiyeon-ah! Kau akan tidak percaya" sahut Gyuri yang tak kalah semringah.
"Kalian berdua ini senyum-senyum seperti itu kenapa?" Jiyeon bertanya lagi.
"Kalau kau mau tau, ayo ikut kami!" pinta Yumi yang lalu menarik Jiyeon. Ah dia benar-benar suka bertingkah seenaknya.
"Eodi-ga?" Jiyeon masih melontarkan pertanyaan. Sepertinya dia punya banyak stok pertanyaan hari ini. (kemana?)
"Tenanglah, Jiyeon-ah. Kau akan kaget jika sudah tahu" sahut Gyuri yang mendorong punggungku mengikuti tarikan Yumi.
Oh God
What will happen to meTo be continue...
〰️🔸〰️🔸〰️🔸〰️🔸〰️🔸〰️🔸〰️
Waahh sudah lama gak update yah hehe
Maaf yaa yorobun💜
Aku lagi UASBN:"3
Jadi harap maklumSemog kalian suka yaaa
Jangan lupa vommentsnya chingu-deul💜Fira
KAMU SEDANG MEMBACA
Answer: Him
Fanfiction💜✨🙏slow update🙏✨💜 Han Ji Yeon, gadis biasa yang bersekolah disekolah khusus perempuan. Disaat seisi sekolah sibuk mengidolakan sebuah grup boyband 'BTS' hanya Jiyeon seorang yang tidak tertarik. Ia memilih menyendiri dipojokan kelas ketika teman...