Chapter 21: Drumstick

88 6 2
                                    

Jiyeon sedang menonton tv dirumahnya. Sementara Nenek sedang membaca koran di sudut ruang tengah yang lainnya. Tangannya tak berhenti keluar masuk dari kantung snack menuju mulutnya.

Ding... Dong...

Bel rumah mereka berbunyi. Tumben, jarang mereka menerima tamu di sore hari seperti ini. Selain karna hanya mereka berdua saja dari keluarga Jiyeon yang tinggal di Korea, selebihnya tinggal di luar negeri. Teman-teman Jiyeon yang biasanya berkunjung pasti menghubunginya dulu, tapi ia yakin seharian ini tidak ada kabar kalau temannya akan datang ke rumah. Jiyeon pun beranjak dari sofa nyamannya menuju pintu rumah sambil menerka siapa gerangan yang bertamu ke rumahnya.

"K-kau?!" itulah kata pertama yang Jiyeon ucapkan begitu membuka pintu rumahnya.

"Annyeong, Jiyeon-ah!" sapa orang itu bahagia melihat Jiyeon membukakan pintu untuknya.

"Kenapa kau disini?" tanya Jiyeon yang masih kaget.

"Apakah aku tidak boleh kesini?" orang itu malah balik bertanya.

Kedua mata Jiyeon berkedip beberapa kali dengan cepat. "B-bukan begitu.." lirihnya gagap.

Orang itu memandangi Jiyeon dengan senyuman diwajahnya yang tak henti-hentinya merekah, ia menunduk sedikit untuk melihat Jiyeon lebih dekat. "Apakah aku tidak dipersilakan untuk masuk?" tanyanya lagi, tapi kali ini nada suaranya beda. Seperti menggoda.

Dan polosnya, Jiyeon termakan nada menggoda itu dan ia memberi ruang bagi orang itu untuk memasuki rumahnya. Setelah membuka sepatunya, orang itu masuk melangkah riang dengan kedua tangannya yang memegang kantung plastik putih. "Permisiii!" ujarnya.

Nenek Jiyeon yang menyadari kehadiran orang itu pun menghentikan bacaannya dan memandangi sosok tinggi yang berdiri didepan pintu dengan senyuman semringah diwajahnya. "Anda pasti ibunya Jiyeon, Annyeongahseyo, Eomoni" ujar orang itu dan lalu mendekati Nenek dan menyalaminya.

Nenek yang kebingungan menatap Jiyeon sembari bertanya "Siapa ini?" tanpa suara. "Ini Jungkook, Nek" sahut Jiyeon.

Jungkook pun bangkit setelah menyalami Nenek, ia menampilkan ekspresi wajah canggung. " Jungkook, ini Nenekku" lanjut Jiyeon. Sementara Jungkook tertawa kecil karena malu telah salah mengira.

"Maafkan aku, Nek, aku tidak tahu kalau Anda neneknya Jiyeon soalnya Anda tidak terlihat setua itu" puji Jungkook makin tersenyum. Apakah sekarang ia menggoda Nenek-Nenek? Jiyeon merasa pusing dengan selera Jungkook.

"Kau bisa saja, Jungkook ssi" sahut Nenek tertawa. "Cukup Jungkook-ah saja, Nek. Atau kalau Nenek mau, panggil aku Kookie saja" ujar Jungkook. Mereka berdua tertawa.

Jiyeon tak bisa tahan melihat apa yang dihadapannya sekarang. Seorang pria 21 tahun dan seorang wanita tua 67 tahun saling menggoda. "Jungkook-ah kenapa kau kemari?" ujar Jiyeon dan lalu duduk disofa nyamannya kembali.

"Aku hanya lewat dan memutuskan untuk mampir" jawabnya sambil meletakkan kantung plastik yang ia bawa diatas meja didepan tv.

Jiyeon menoleh kearah Jungkook dengan mulutnya yang masih mengunyah snack, "Tahu darimana kalau aku tinggal disini?"

"Sejin Hyung memberi tahuku tadi. Dia ada di mobil" jawab Jungkook setelah menduduki sofa yang sama dengan Jiyeon.

"Kenapa tak ajak dia masuk kesini?"

"Dia tadi lagi terima telepon"

Jiyeon hanya merespon Oh tanpa suara. Matanya kini beralih ke dua kantung plastik yang Jungkook bawa tadi. "Ini apa?" tanyanya dan mendekat kearah meja.

"Itu ada beberapa barang Cooky dan sedikit makanan" Jungkook ikut mendekat dan membuka isi kantong tersebut.

Ia mengeluarkan sepasang piyama berwarna pink dengan hiasan kepala kelinci pink dengan wajah songong yang bertebaran diseluruh piyama itu. "Lucu, bukan?" tanyanya dengan senyum bangga.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 29, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Answer: HimTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang