Tahukah engkau wahai langit
Aku ingin bertemu, membelai wajahnya
Aku pasang hiasan angkasa yang terindah
Hanya untuk dirinyaLagu rindu ini kuciptakan
Hanya untuk bidadari hatiku tercinta
Walau hanya nada sederhana
Izinkan aku untuk ungkapkan segenap rasa dan kerinduan-Krispatih
❄❄❄
Nada...
Sekalinya aku ingin melihatmu duduk di seberangku,
menikmati sarapan bersama seraya menyuapi si kecil bubur biskuitNada...
Sekalinya aku ingin mengecup keningmu sebelum masing-masing dari kita memejamkan mataNada...
Sekalinya aku ingin menyampaikan jutaan rasa terima kasihku kepadamu yang telah melengkapi ragakuNada,
bersamamu lengkap sudah melody hidupkuTangga memejamkan mata ketika riuh suara tepuk tangan memenuhi aula pertunjukkan. Gemuruh tepuk tangan itu seperti godam yang menghantam jiwanya. Meremukkan seperbagian dirinya. Inilah ia, Tangga tanpa Nada: yang rapuh, yang tak mampu lagi berjalan, yang tak lagi jiwanya membumi, yang jiwanya telah ikut bersama Nada.
"Terima kasih."
Tangga membungkuk ke hadapan penonton. Dua detik setelahnya, tirai merah di hadapan Tangga tertutup. Saat itulah seluruh tembok pertahanan dirinya runtuh. Seruntuh-runtuhnya hingga ia tak mampu lagi untuk menopang berat tubuhnya.
"Ga."
Nora muncul lalu meremas bahu Tangga. Perempuan berkaca mata itu menyetarakan posisinya dengan Tangga untuk melihat keadaan laki-laki itu. Untuk melihat bagaimana rapuhnya Tangga tanpa Nada selama tiga bulan ini.
"Terima kasih udah mau tampil, Ga. Terima kasih banget udah berusaha kuat, untuk Nada, untuk Irama, dan untuk diri lo sendiri."
Tangga mendengus. "Jangan sok tau, No. Kata siapa gue kuat? Setelah ini, gue belum tentu bakal balik lagi ke dunia hiburan. Gue mau pergi jauh, No. Jauh, sejauh-jauhnya dari dunia yang udah ngambil Nada gue. Gue bakal pergi dari gitar, dari puisi-puisi sialan itu, gue bakal berhenti berkarya. Jadi, ini anggap aja sebuah acara perpisahan dari gue."
Tangga berdiri, hendak pergi. Namun sebelum ia benar-benar melangkahkan kakinya, Nora menahan pergelangan Tangga. Dapat Nora rasakan bahwa tangan Tangga menjadi lebih kurus. Kehilangan Nada benar-benar mengubah kehidupan Tangga seutuhnya.
"Gimana dengan Irama, Ga? Dia masih butuh lo."
"Itu urusan gue. Besok gue mau ketemuan sama calon orang tua angkat Irama. Gue nggak bisa ngurus dia tanpa Nada, No. Nggak bisa."
Nora kontan saja marah besar mendengar pernyataan gila yang terlontar dari mulut Tangga.
"Sinting lo, Ga! Gue bisa urus Irama kalau lo emang bener-bener nggak mau urus dia. Nada pasti bakal sedih banget lihat lo ngenjauhin Irama."
Tangga lagi-lagi mendengus. "Gue bukan cowok baik-baik, No. Nada yang buat gue jadi seperti sekarang. Jadi Tangga yang baik."
❄❄❄
"Irama sudah satu tahun, Bu. Sudah bisa berjalan pelan-pelan dan berbicara. Sudah bisa bilang Papa dan Mam---"