Sebuah tetesan air hujan bergerak turun di kaca. Mengikuti setiap liku tak terlihat yang ada di sana. Sepasang mata coklat bergerak mengamati tetes air hujan itu hingga turun dan menyentuh bingkai jendela yang berwarna hijau.
"Emma!"
Emma menoleh saat mendengar suara itu. Andromeda, laki-laki itu tersenyum saat Emma kini telah memfokuskan padangannya.
"Akhirnya nyaut juga, kan! Kamu ni dari tadi dipanggil nggak nyaut-nyaut. Kesambet lhoo!" kata Andro, "Nggak takut kesambet apa?"
Emma tersenyum, "Itu kata-kata yang dikeluarkan oleh seorang mahasiswa kedokteran semester akhir, huh? Kesambet?"
Andro menggaruk punggung kepalanyanya, "Habisnya dipanggil dari tadi nggak nyaut-nyaut. Siapa tahu aja.. heee,"
Emma menyeruput es tehnya dan kemudian memandangi laki-laki yang duduk di depannya ini. Harusnya akhir minggu ini mereka pergi ke Solo untuk mengantar pesanan cake durian milik Ummi Andro, tetapi tiba-tiba aja semua rencana itu batal. Anak dari pemesan cake durian itu sedang berlibur ke Jogja. Jadi mereka ingin sekalian mengambil sendiri pesanan itu.
Akhirnya.. di sini lah mereka berakhir. Duduk berdua di salah satu cafe di sudut Kota Jogjakarta yang panas. Emma mengenakan kaos longgar dengan lengan pendek dengan celana pendek berkantong banyak yang diambilnya dari lemari Mas Dimas waktu pergi ke Semarang. Sandal jepit, rambut panjangnya dicepol ke atas, dan kacamata berlensa normal.
Emma masih tidak habis pikir, bagaimana bisa kehidupannya menjadi sekacau ini dalam satu bulan terakhir. Bagaimana bisa dia bertunangan dengan laki-laki yang saat ini duduk di depannya. Celana jeans panjang, kaos putih dan kemeja yang tidak dikancingkan. Dengan rambutnya yang berantakan karena sudah sedikit lebih panjang dari terakhir kali Emma ingat, laki-laki ini masih bisa terihat... manis.
Entah nasip apa yang telah Tuhan gariskan untuk laki-laki di depannya ini. Yang jelas sebuah nasip sial telah menimpa laki-laki ini. Bagaimana bisa laki-laki 'semanis' ini harus bertunangan dengannya, Emma Tsalasa Wijayadinata, perempuan yang sama sekali tidak berminat untuk menjalin hubungan dengannya. Tidak, coret kalimat itu! Sepertinya lebih tepat, bagaimana bisa dia menjalin hubungan dengan perempuan yang tidak berminat untuk menjalin hubungan dengan laki-laki?
"Iya deh.. aku tahu kok aku ganteng. Tapi nggak usah diliatin kayak gitu. Kan malu," gumam Andro sambil mengambil onion rings dan memakannya.
"Apaan sih," kata Emma.
Andro tersenyum, "Sayang banget kita nggak bisa ke Solo. Padahal kan asyik kalo kita maen berdua ke sana. Iya nggak?"
Emma menoleh dan dia menadapi laki-laki itu sedang tersenyum lebar padanya, "Pervert!"
"Yaa.. apanya yang cabul? Emang aku mikir apa coba?"
Emma tersenyum. Laki-laki di depannya ini.. setiap kali mereka menghabiskan waktu bersama akan berakhir seperti ini. Dia diam memperhatikan dan mendengarkan setiap kata-kata Andro, sedangkan laki-laki itu akan menceritakan setiap hal yang terlintas di dalam benaknya dan selalu berusaha membuat percakapan dengan Emma. Entah Emma akan menanggapainya atau tidak. Andro tidak pernah.. lelah.
Apakah sama? Apakah berbeda? Pertanyaan itu selalu berputar di kepala Emma beberapa waktu terakhir ini. Dia sudah melakukan berbagai cara yang dia tahu untuk berhenti dari pertunangan ini. Mulai dari Bundanya, Om Kamal, Mas Dimas, Mas Ditto, Omma, bahkan Emma sudah melakukan konfrontasi langsung pada Andro. Dan hasilnya? Seperti yang Emma bisa lihat saat ini, cincin itu masih melekat manis di jari manis keduanya.
Emma menunduk dan mengamati es batu yang berputar di dalam gelasnya. Apakah mungkin akan ada cerita yang berbeda untuknya? Apakah Andro berbeda? Emma tidak yakin dengan semua itu. Semua hal yang terhampar di depan matanya telah membuatnya percaya bahwa semua cerita dongeng putri dan pangeran yang Oma selalu bacakan untuknnya adalah omong kosong.
KAMU SEDANG MEMBACA
Today, Yesterday, and Tomorrow
Ficção AdolescenteDimas, kakakku yang tercinta, bilang kalau semua cerita cinta yang ada di semua novel cinta itu hanya fiksi. Tidak pernah ada sebuah cerita cinta mengharukan seperti Romeo and Juliet yang menurut kebanyakan orang sangat romantis, cerita cinta yang s...