"Ya,jadi tadi merupakan penampilan ekstrakulikuler di sekolah ini,masing masing anak harus mengikuti minimal satu ekstrakulikuler.
Untuk pendaftarannya, sudah ada stand untuk masing masing eskul,jadi bisa daftar disana" ucap salah seorang guru di SMA GARUDA ketika Nasya dan Mauryn sedang asik mengobrol."Lo mau ikut eskul apa?" tanya Nasya
"Gue ikut basket deh, kalo lu mau eskul apa?"
"Gue ikut lo aja"
"Yaudah yuk kita daftar ke stand basket" ucap Mauryn sambil berdiri dan menepuk pelan belakang roknya yang sedikit kotor sehabis duduk.Saat sedang menuju stand basket, ternyata ketua pendaftarannya itu adalah kak Aan dan kedua temannya yang tak lain adalah kak Davin dan kak Daffa. Ohh tentu saja jangan lupakan cewek yang selalu buntutin kak Aan itu,siapa lagi kalau bukan mantannya.
"Udah kayak koyo,nempel mulu" ucap Mauryn saat menangkap sosok cewek yang terus mendekati kak Aan.
"Heh,diem Mauryn, ntar kedengaran sama dianya gak enak juga loh"
"Lagian tuh ya cewek udah kayak koyo,IJO,BERLUBANG,NEMPEL MULU, GAK NYADAR APA YA KALO DIRINYA TUH BIKIN PANAS,GERAAAAHHH!!!!"ucap Mauryn dengan nada ketus yang membuat Nasya hanya bisa menahan ketawanya agar tidak membludak.
"Ehmm..Permisi kak, saya Mauryn Adijaya dan teman saya Nasya Almira ingin mendaftarkan diri untuk masuk eskul basket" nada suara Mauryn sedikit gugup saat dirinya sudah berada di depan meja pendaftaran dan berhadapan dengan pangeran impiannya
"Oh iya ini..." ucap Aan seraya mengangkat wajahnya ke arah mauryn "formulirnya diisi ya, untuk info lebih lanjut bisa ditanyakan nanti" lanjut Aan lalu memberikan formulir yang di pegangnya kepada Mauryn,tapi...
"Ya Tuhan, demi Mimi Peri kalau bener jodohnya Oppa Sehun, kak Aan ganteng bangeetttt, tatapannya itu meneduhkan, serasa mau ujan nih hati" ucap Rin dalam hati sambil terus memandangi wajah kak Aan tanpa menyadari bahwa cowok itu sedari tadi menunggu ia untuk mengambil dua formulir yang akan diberikan untuknya dan Nasya.
"Dek,? Ini formulinya jadi diambil gak?" Aan berdiri lalu mendekat kepada Mauryn dan sedikit menepuk pundak gadis itu
"Oh iya kak, jadi kok makasih ya"
"Enggak enggak,ini beneran aneh,rasanya beda dari yang sebelum sebelumnya, getaran itu nyata,nyaman itu ada, gue rasa memang Aan yang selama ini gue cari" gumam Mauryn sambil berbalik untuk meninggalkan stand basket
***
" Mauryn,Nasya, perutku kemana? Perutku hilang? Ahh tidaaakkk,bagaimana bisa,kasian tayo gak bisa punya adik kalau perutku hilang" teriak Aldi tepat saat Nasya dan Mauryn membuka pintu kelas,tentu saja hal itu membuat keduanya terkejut.
"Eh Aldian Purnama, nama lo tuh bagus,tapi sikap lo tuh udah gak bisa lagi disebut manusia, asal lo tau perut lo tuh emang udah hilang dari lahir, gak punya daging tak bertulang, liat tuh udah kayak ban motor yang kempes kena paku payung" ucap Nasya kesal sendiri dengan tingkah teman sekelasnya yang bisa dibilang gila itu.
"Ih Nasya mah jahat sama aku" Aldi mendramastisir lalu ia tersenyum licik karena punya ide untuk "Jalu pacar kamu jahat nih sama babang" Aldi mengompori Nasya lagi
"Ohh ohh jadi Nasya sama Jalu...ohh gitu" ucap teman sekelas mereka
"Iya dong, yayang Nasya kan punya babang Jalu, ya gak" sahut Jalu lalu menghampiri nasya dan menyenggol cewek itu
"eh Jalungkung, denger ya, gue gak demen sama lu, bahkan sedikit berfikir untuk suka sama Bapaknya tayo aja gue gak pernah" Nasya teriak kesal lalu ia pergi kedalam kelas untuk duduk di kursi yang ia tempati tanpa menghiraukan Mauryn dan teman kelasnya yang sedang menertawakannya disana.
Sebenarnya Nasya itu tipe cewek yang baik,tapi Jalu dan Aldi sering sekali membuatnya kesal sampai sampai ia berubah menjadi Singa betina, dan jangan heran, karena respon Nasya yang seperti itu Jalu dan Aldi justru tambah senang sekali untuk menggodanya.
"Udah kali Sya, Jalungkung ama bekicot betina gitu mah jangan didengerin" ucap mauryn yang sedang menghampiri nasya
"Ihh kesel gue kalo dia ngaku ngaku jadi cowok gue"
"Lagian sih lo orang kayak dia masih aja di ladenin, jadi gitu kan" Mauryn sedikit tertawa saat mengatakan itu
"Lo ngapain berdiri aja sih? Duduk sini"
"Oh iya Sya,menurut lo,gue bisa gak buat kak Aan suka sama gue?" Rin menanyakan hal yang dipikirkannya sejak tadi kepada Nasya
"Bisa aja sih, tapi kalo kak Aan nya aja gak kenal sama lo gimana dia bisa suka?"
"Jadi intinya gue harus pdkt gitu ke dia?" terlihat sekali nada bingung dari Mauryn karena jawaban sahabatnya itu.
"Ya nggak lah, lo itu cewek Mauryn, seharusnya lo yang diperjuangin bukan malah berjuang" kesal Nasya karena pemikiran sahabatnya yang rada sempit itu
"Gue harus gimana dong kalo gitu? kak Aan nya aja gak kenal sama gue, gimana dia mau perjuangkan gue coba?" Rin mengerikan jarinya diatas dagu, kelihatan sekali kalau ia sedang berfikir
"Ya lo tunggu aja Mauryn, siapa tau aja ada keajaiban, tiba tiba dia kenal sama lo gitu, atau nggak tiba tiba mimi peri dipecat dari kayangan dan dibuang ke bumi lalu mengutuk lo biar bisa cantik kayak Ariana Grande"
Nasya justru menjawab pertanyaan Rin dengan bercanda. Padahal ia sadar bahwa Mauryn itu cantik,Rin punya paras yang lembut,wajah putih bersih,dan tinggi sekitar 158 cm.tatapan gadis itu teduh, tentu saja berbanding terbalik dengan tingkahnya yang kelewat abstrak.
"Ih gue serius sya,pokoknya kalau gak ada cara lain lagi untuk membuat kak Aan suka sama gue, gue yang bakal memperjuangkan dia sampai titik penghabisan, kalau perlu sampai Jalu dan Aldi bener bener jadi orang tua angkatnya tayo" jawab Rin dengan percaya dirinya
"Serah lo serah" Nasya sudah menyerah menghadapi sikap Rin yang aneh itu
***
Huahh,, kerecehan aku bener bener pecah di bab ini, maaf ya cerita nya garing. Humorku hanya sebatas itu, hehehehTapi part selanjutnya akan aku usahain biar lebih bagus dari ini.
Jangan lupa vote dan komen serta share ke temen temennya ya
Love you,
Author manjah
KAMU SEDANG MEMBACA
KAMU
Teen FictionSetiap orang pasti punya kriteria yang berbeda beda dalam memilih pasangan,pernah berkhayal akan seperti apa masa depannya jika sesuai dengan khayalannya. Dan setiap perempuan pasti pernah menyukai seorang laki laki yang jadi impian banyak perempuan...