Ketika waktu menunjukan pukul 24.00, Arka terganggu dari tidurnya karena tenggorokannya kering. Cowok itu meraba-raba nakas yang ada di samping tempat tidurnya, mencari gelas air yang selalu ia siapkan jaga-jaga jika ketika malam hari ia haus.
Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Arka mendekatkan gelas ke bibirnya. Ia mendecak ternyata gelas itu kosong. Meskipun malas, mau tak mau Arka harus turun ke dapur mengambil air untuk melegakan tenggorokannya.
Cowok itu keluar dari kamarnya dengan langkah gontai dan mata yang setengah tertutup. Ketika melewati kamar Natha, dahi Arka mengernyit, pintu kamar Natha terbuka lebar, dengan lampu kamar yang masih dinyalakan.
Sedang apa cewek itu di tengah malam seperti ini? Tak mau peduli, Arka melewati begitu saja kamar Natha.
Seketika langkahnya terhenti, ketika sesuatu dari kamar Natha menarik perhatiannya. Rasa penasaran mulai menyerang pikirannya, Arka mengedarkan pandangannya ke seluruh sudut kamar, tak ada Natha di kamar ini. Lalu kemana gadis itu pergi malam-malam begini?
Perlahan, cowok itu memasuki kamar yang sengaja didesain pink biru itu dengan langkah yang hati-hati. Ia mendekati sebuah barang yang tergeletak begitu saja di kasur. Tangannya terulur mengambil gaun putih selutut yang dikenakan Natha beberapa jam lalu ketika acara pertunangan berlangsung.
Namun, bukan itu yang menarik perhatian Arka. Ada noda merah yang cukup banyak dibagian dada dalam baju itu.
Arka menempelkan jarinya di noda yang ia duga adalah darah, kemudian menciumnya memastikan benar tidaknya dugaannya. Matanya membelalak kaget saat ia mencium bau anyir dalam noda merah itu, tak diragukan lagi itu adalah darah.
Sebenarnya setelah Natha pulang dari makam Nathan, ketika mereka saling memandang, ada sesuatu yang menarik perhatian Arka. Di gaun bagian dada yang dikenakan gadis itu ada sebercak berwarna merah. Namun, saat itu Arka tak peduli dan langsung mengabaikannya.
Kini Arka tahu, sebercak noda merah itu berasal dari gaun bagian dada dalam yang menembus ke luar. Namun, ada yang mengganjal, darimana asal darah ini? Dan.. mengapa bisa ada di gaun putih Natha? Arka benar-benar dibuat heran karenanya.
Seketika Arka tersadar, ia berada di kamar Natha. Kalau gadis itu sampai tahu kehadirannya disini, bisa-bisa dia berpikir macam-macam. Untuk menghindari hal itu segera saja Arka ke luar dari kamarnya, dan bergegas ke dapur untuk memenuhi tujuan awal ia keluar kamar, yaitu mengambil air di dapur.
Di perjalanan menuju dapur, tak henti-hentinya Arka memutar otak memikirkan darah yang ada di gaun itu. Ini benar-benar tak masuk akal.
Jika darah itu berasal dari luka Natha, tapi... Kenapa harus di bagian dada? Apa ada luka di dadanya? Tapi, kenapa ia bisa terluka sehabis pulang dari makam sendirian? Ini benar-benar aneh.
Seketika langkah Arka terhenti melihat lampu dapur yang masih menyala. Ia berdecak, pasti bi Mina lupa mematikannya. Ketika akan melanjutkan langkahnya menuju dapur, Arka lagi-lagi harus mendadak berhenti ketika mendengar suara aneh di dalam dapur.
"Apa itu setan?" Gumam Arka.
Bukannya takut, namun Arka merasa tertantang. Ia merasa inilah kesempatan bagus untuk melihat wujud asli hantu yang selama ini selalu ia dengar dari orang lain. Perlahan, ia mencondongkan kepalanya di ambang pintu dapur.
Arka tercekat, ketika melihat bahwa suara itu berasal dari seorang perempuan dengan telapak tangan kiri yang berlumur darah dan sebuah pisau di tangan kanannya.
"Dia?"
"Ngapain disini?"
Cowok itu semakin mengernyit heran, ketika Natha hanya diam memandangi darah yang berlumuran di tangannya. Gadis itu tak kaget ataupun panik, di bahkan tak melakukan apapun.
KAMU SEDANG MEMBACA
SKY
Teen FictionGadis itu, Natha. Selalu tersenyum setiap ku sakiti. Aneh, itulah pendapatku tentangnya. Namun aku tak tahu, berjuta rahasia yang ia sembunyikan sendiri. Rahasia yang baru ku ketahui saat ini. Natha, dia adalah gadis munafik. Terlalu munafik karena...