★
Dear Haruto
★Aku merotasikan bola mataku malas. Sebenarnya, aku terkejut dengan pertanyaan Junkyu barusan. Namun, aku mencoba menyembunyikan keterkejutanku itu.
"Kenapa sih, Kak?" Tanyaku jengah. Junkyu spontan membulatkan matanya seraya bertepuk-tepuk tangan.
"Lo manggil gue 'Kak'? Sejak kapan?" Tanya Junkyu tidak percaya sambil mengacak-acak rambutku. Alhasil, rambutku menjadi berantakan. Sangat berantakan.
"Apaan sih?!" Sarkasku seraya merapikan rambutku. Sedangkan Junkyu masih saja tersenyum padaku. Hobinya memanglah tersenyum, mungkin.
"Lo punya perasaan gak sih?" Aku sedang sibuk merapikan rambutku yang kusut dengan jemariku, tiba-tiba pergerakanku terhenti. Kemudian, aku menatap Junkyu dibalik uraian-uraian rambut yang menghalangi mataku.
"Punya" jawabku pendek. Aku masih tidak mengerti kenapa Junkyu menanyakan hal tersebut.
"Bisa sisihkan sedikit buat gue?"
DEG! Jantungku berdegup lebih kencang dari biasanya karena sikap Junkyu yang memang tidak seperti biasanya. Ia memang suka menggombal, namun nadanya tak pernah seserius ini. Dan tanggapanku tidak pernah seperti ini, tidak pernah secanggung ini.
"Han, bisa ngomong bentar?" Tiba-tiba, terdengar suara Haru. Ia memanggilku dari dapur. Aku pun segera menghampirinya.
"Aku mau pergi dulu. Kamu gak apa-apa cuman berdua sama dia?" Tanya Haru. Aku hanya menggeleng tidak apa dan membiarkan Haru pergi entah kemana.
Ketika Haru telah keluar kosan, aku kembali duduk di samping Junkyu yang sedang fokus mengetikkan proposalku. Ia mengetik dengan sepuluh jari dan dengan benar-benar cepat. Benar-benar bisa diandalkan!
"Udah sampai mana?" Tanyaku sambil menengok laptopku yang menampilkan microsoft word.
"Bentar lagi" jawabnya. Hebat sekali! Dari bagian tinjauan pustaka, kini Junkyu sudah mengetik proposal itu pada bagian penutup. Bahkan kini aku ragu kalau dia adalah manusia tulen.
Mungkin saja dia robot, 'kan?
"Kalo proposalnya udah selesai, kita jalan-jalan yuk" ajak Junkyu terus fokus pada laptopku. Aku menghembuskan napas kasar. Tidak bisakah ia membuatku tenang satu hari saja?
"Emang mau kemana?" Tanyaku jengah.
"Cafe temen gue, baru buka. Gimana?" Tanya Junkyu meminta persetujuanku. Aku pun mengangguk kemudian membereskan laptopku. Aku merasa masih kelaparan, jadi ku manfaatkan kondisi seperti ini. Lagipula, Junkyu itu orang yang baik, kok.
"Nanti aja lanjutinnya. Ayo, traktir ya" Aku berdiri, ku lihat Junkyu mengembangkan senyumnya. Ah! Kakak tingkatku ini sangat tinggi.
Kami pun keluar kosan ku. Karena tentu saja rasanya tidak nyaman jika harus berduaan dengan lawan jenis di kosan. Aku mengunci pintu dan menghampiri Junkyu yang berada di ambang pagar.
"Jalan aja kali, ya. Lagian cafenya depan komplek juga" ucap Junkyu. Kemudian, ia menoleh ke rumahnya yang kebetulan berseberangan dengan kosan ku. Maka dari itu, tidak heran jika Junkyu datang begitu cepat tadinya.
"Pak" sapaku pada ayah Junkyu sekaligus dosen pengajarku yang kebetulan sedang duduk di teras rumahnya seraya membaca koran ditemani secangkir kopi. Beliau membalas sapaanku dengan senyuman.
"Senyuman calon mertua tuh" bisik Junkyu yang membuatku kesal. Ia terkekeh kemudian menarik lenganku agar berjalan lebih cepat.
Aku mencoba menyejajarkan langkahku dengan langkah Junkyu namun sayangnya kaki Junkyu yang terlalu panjang membuat langkahnya lebih lebar dan tidak tergapai olehku.
![](https://img.wattpad.com/cover/175382668-288-k874038.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Haruto ✔
Fanfiction[Sudah Dibukukan] ❝Untukmu Haruto, sang definisi manusia tulus yang sebenarnya❞ 2019 © nonabinar #7 - Watanabeharuto [100120] #5 - Watanabeharuto [230220] #3 - Watanabeharuto [060320] #5 - Haruto [241120] #4 - Haruto [261120] #6 - Treasure13 [230121...