★
Dear Haruto
★"Junghwan!"
Junghwan menoleh ke arahku, kemudian ia memelukku. Ia sesegukan menahan tangisnya. Aku pun mengusap pelan punggungnya.
"Mamah tadi sesak napas terus pingsan. Pegang-pegang jantung!" Tutur Junghwan seraya menahan tangisnya.
Kini, aku berada di depan ruangan ICU. Sumpah, aku ingin menangis saja rasanya.
"Permisi"
Seorang dokter perempuan paruh baya menengahi kami. Aku mengusap kasar wajahku yang cukup basah, begitupun dengan Junghwan.
"Mamah saya gimana, dok?" Tanyaku tidak bertele-tele. Dokter itu menghela napasnya panjang kemudian meletakkan tangannya di atas pundakku.
"Tuhan berkehendak lain"
Aku membelalakkan mataku. Tidak, tidak mungkin. Sialan, apa yang bisa aku dan Junghwan lakukan tanpa ibu?!
Tuhan, mengapa Engkau jahat sekali?
"Enggak, dok. Enggak mungkin, kan?" Aku tertawa hampa. Pasti aku sedang bermimpi.
"Junghwan, kita lagi mimpi, kan?" Tanyaku. Sedangkan tangis Junghwan pecah begitu saja.
Ia menyandarkan punggungnya pada tembok, tubuhnya merosot hingga ia terjongkok. Tangannya menutup wajahnya yang mulai terbanjiri air mata.
"Suster" panggil dokter itu pada salah satu suster yang baru saja keluar dari ruangan ICU itu. Suster itu pun menghampiri kami.
"Tolong, bawa mereka ke jenazah ibunya"
"Mari" ajak suster itu. Aku hanya menggeleng-gelengkan kepalaku tidak percaya.
"Hanna?" Aku menoleh ke arah kananku. Betapa terkejutnya aku ketika mendapati Jennie yang berwajah pucat dan mengenakan pakaian rumah sakit.
Junghwan berdiri kemudian mengusap pelan air yang menggenang di pelupuk matanya. Ia menghampiri ku, kemudian berdiri di sampingku seraya menatap Jennie tidak percaya.
"Kak Jennie kenapa?" Tanya Junghwan hampir ingin menyentuh Jennie. Aku segera mengurungkan niatnya dan menatap Jennie sarkas.
Sakit apa dia hingga dirawat di rumah sakit? Sakit jiwa? Hahaha, lucu.
"Mamah kenapa, Han?" Tanya Jennie tampak khawatir. Aku mendecih pelan kemudian terkekeh.
"Semenjak lo pergi dari rumah, sejak kapan lo peduli sama mamah?" Tanyaku angkuh. Jennie menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian menutup mulutnya dengan tangannya.
"Mamah kenapa, Han?!" Kali ini, Jennie berucap sedikit membentak. Membuatku dan Junghwan terkesiap.
"Mbak!"
Jennie menoleh ke arah belakangnya, begitupun dengan aku. Seorang suster berlari menghampiri kami.
"Mbak, mbak ini harus dirawat intensif. Ayo, kembali ke ruangan" ajak suster itu. Aku mengerinyitkan keningku bingung. Intensif? Seberapa parah?
"Memangnya Kak Jennie sakit apa, sus?" Tanya Junghwan. Suster itu mencoba mengajak Jennie kembali ke ruangannya namun seakan Jennie meronta tidak ingin pergi kemana-mana sebelum mendapat jawaban atas pertanyaannya.
"Mbaknya ini penderita HIV"
•••
Aku menyaksikan dengan intens bagaimana Junghwan yang tengah menyuapi makan Jennie. Sesekali, Jennie menolak dan memijat pelipisnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Haruto ✔
Fanfiction[Sudah Dibukukan] ❝Untukmu Haruto, sang definisi manusia tulus yang sebenarnya❞ 2019 © nonabinar #7 - Watanabeharuto [100120] #5 - Watanabeharuto [230220] #3 - Watanabeharuto [060320] #5 - Haruto [241120] #4 - Haruto [261120] #6 - Treasure13 [230121...