°• [04] Sorry, Haru!

14.6K 2.4K 433
                                    


Dear Haruto

Kini aku sedang duduk di kursi yang berada di depan Instalasi Gawat Darurat dengan keringat dingin dan bibir yang memucat. Aku tidak pernah menyangka jika Haruto bisa seceroboh itu hingga akhirnya ia harus terbaring di kasur rumah sakit.

Ku lirik jam tangan yang melekat di pergelangan tangan kiriku. Jarumnya sudah menunjukkan angka lima. Aku mendengus kasar, kemudian melirik Junkyu yang tampak cemas di depan pintu IGD.

"Jun, gue pulang ya?" Pamitku. Junkyu menoleh ke arahku kemudian berjalan mendekat.

"Gue ikut. Tapi bentar, kita pamit dulu" sela Junkyu. Kemudian, ia mendekati kedua orang tua Haruto yang terlihat sangat cemas.

Setelah berpamitan, aku dan Junkyu berjalan ke luar rumah sakit. Kemudian, kami naik angkutan umum dan berhenti tepat di depan komplek perumahan. Rumah sakit itu cukup jauh, makanya kami sampai pukul setengah enam sore. Belum lagi berjalan menuju kosan.

Jam menunjukkan pukul enam sore dengan langit yang mulai menggelap ketika aku berniat membuka gerbang kosan. Aku berjalan masuk dan menyalakan semua lampu di setiap penjuru kosan.

Setelah selesai mandi, aku merebahkan diriku di kasur sejenak. Memijat pelipisku yang terasa sakit. Haruto menjadi beban pikiranku sekarang.

Jujur, aku tidak tega melihat kondisinya seperti itu. Terbaring lemah dan kehilangan banyak darah hanya karena mengejarku. Ah, astaga! Bahkan kini aku merasa sangat bersalah.

Aku memejamkan mataku sejenak. Tidak sampai lima menit, aku membuka mataku tiba-tiba dan duduk. Haru? Dimana Haru?

Sejak pulang ke kosan tadi, aku memang tidak menemui Haru. Bahkan kamarnya dikunci, jadi hanya kamarnya lah yang lampu sedang tidak menyala. Wah, aku jadi merasa horor sendiri.

Mengerikan juga jika berada di kosan sebesar ini sendirian. Terlebih malam ini malam Jumat. Bukan aku penakut, hanya saja aku was-was. Bagaimana jika Haruto dinyatakan meninggal kemudian menggentayangiku?!

Aku mengambil ponselku kemudian mencari-cari kontak Haru. Setelah menemukannya, dengan cepat aku menekan lambang telepon.

Nomor yang Anda tuju sedang tidak dapat menerima panggilan ini. Co-

Aku mematikan panggilan itu. Kemudian beralih pada aplikasi pesan. Aku berniat ingin pulang saja ke rumah. Jadi, agar Haru tidak khawatir, lebih baik aku mengabarinya terlebih dulu.

Haru! Aku lagi gak ada di kosan,
lagi mau pulang ke rumah. Kamu
sendiri gak apa-apa, kan? Ya sudah!
Pesan diterima

Aku memasukkan ponselku ke dalam kantong hoodie dan mengambil sling bag ku. Aku tidak perlu membawa banyak barang untuk pulang ke rumah. Bukan pulang, lebih tepatnya mengunjungi.

Ku kunci pintu utama kosan dengan kunci cadangan yang diberikan Papi Bos kemudian berlari kecil ke arah gerbang.

"Eh, Han!" Aku berbalik dengan malas, menatap Junkyu dengan tatapan jengah. Perasaanku padanya ini sangat sulit dideskripsikan.

"Hm?"

"Mau kemana?"

"Pulang"

Dear Haruto ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang