FINO
"Aku berjanji padamu, kelak nanti aku akan menjadi dokter agar bisa mengobatimu kapanpun." Aku meneteskan air mata, ketika melihat adiku Melan terbaring lemah di aspal dengan di lumuri darah.
Aku hampir setengah jam menunggu di depan IGD, namun Melan belum keluar juga. Tak lama ka Vina datang dengan terburu buru.
"Fin...mana Melan?"
"Di dalam."
"Ko kamu panik banget, pas Melan kecilakaan?. Kenapa pas Reno kecilakaan kamu gak sepanik gini?"
"Hah?, ya wajarlah kan dia adik kita kak, apalagi kan dia bungsu."
"Ya tapi kan aneh aja gitu?"
Aku tidak menjawab pertanyaan dari kak Vina, karna aku tidak tau mau jawab apa.
"Jangan lupa jangan bilang mama sama papa soal Melan, kalau engga mati kita." Kak Vina sambil melotot.
"Mana Reno?" Jawabku tanpa menjawabnya.
"Tadi bilang lagi ke toilet."
"Oh."
"Fin tau gak, kenapa Melan lari sampe ketabrak?"
Mendengar pertanyaan kak Vina, dadaku menjadi sesak, seperti di tusuk oleh ribuan pedang.
"Woy, ini orang lagi nanya. Malah bengong."
"Eh iya, kak tau."
"Kenapa?" Kak Vina kayaknya penasaran banget sampe mukanya me-melas.
"Dia sewaktu tadi malam di putusin sama Trish, sampe pulang kehujanan."
"Oh. Hei...kok merengut. Kenapa?"
"Hah?, masa?" Haduh mampuss, ketauan kalo lagi sebel.
"Oh...aku tau. Kamu gak suka ya?... kalo Melan pacaran?"
"Hah?"
"Atau, kamu suka sama Melan?"
"Ah kak yang bener aja, aku ini kakak kandungnya. Masa iya aku suka sama Melan." Emang bener sih. Tapi aku gak mungkin ngungkapin apalagi ngelakuinnya.
"Serah deh, tapi keliatan Fin. Kamu gak bisa bohong."MELAN
"Kamu pikir aku engga punya perasaan apa apa ke kamu hah?" Aku bisa merasakan hembusan nafas ka Fino di hidungku, sangat terasa sekali bahwa wajah ka Fino sangat dekat dengan ku.
"Kaa... bisa mundur dikit gak kak?"
"Gak." Wanjir, dengan muka dia yang dingin gini. Dia makin ganteng aja.
"Yauda gk papa, di situ aja mukanya." Pedahal mau nambah deket juga boleh kali... hahahahahaha.
"Jadi apa buktinya?" Sambil ku naikan alis satu di depan wajahnya.
"Ini. Di sini ada rekaman CCTV 18 th yang lalu." Lah kok jadi pusing ya buat apa rekaman CCTV, kan butuhnya bukti dia suka sama aku atau engga. Kok malah di kasih rekaman itu sih.
"Hah emang rekaman apa bisa jadi bukti?"
"Lihat aja sendiri." Mundurin wajahnya, lalu pergi gitu aja.
Aku mulai bangkit dari duduk ku yg di lantai, beranjak menuju ruang komputer. Tidak menunggu apa apa langsung ku putar rekaman vidio itu sampai akhirnya muncul vidio dua anak, yang satu bayi dan yg satunya lebih besar darinya.
Aku melihat bayi itu mencari susu botol nya yang terjatuh ke lantai. Dan anak yang lebih besarnya mengambilkannya.
Tak lama anak yang lebih besar itu, mencium dahi bayi tersebut, kenapa? Apakah ada sangkut pautnya antara aku dengan Ka Fino? Atau bayi itu adalah aku dan anak yang lebih besarnya adalah kak Fino?.
Dan masih banyak lagi momen momen kedua anak itu yang kulihat.
KAMU SEDANG MEMBACA
UNNORMAL #1 [COMPLETED✔️]
Short StoryIni kisah yang pernah kualami, aku sudah mencoba untuk mencintai lelaki lain selain kakakku tetapi tetap tidak bisa. Banyak kisah dan pengalaman yang romantis bersamanya. Tapi aku yakin kejadian itu tidak bakal pernah terjadi itu hanya mimpi atau im...