MELAN
Senang sekali akhirnya aku bertemu lagi dengan Trish, setelah sekian lamanya hampir 5 bulan lebih.
Trish sudah duduk di meja tengah dengan merapikan baju yang ia kenakan. Mungkin dia pengen terlihat tampan dan menawan di depan ku, hahahaha mungkin aku terlalu kegeeran.
"Hai Traan." Aku memutuskan untuk mengagetkannya dengan menyapanya dari belakang.
"Hey...astaga. Melan kau mau buat aku mati ha?, kamu udah gak sayang lagi sama aku ha?, kamu gak cinta lagi sama aku ha?." Iuwh banyak amet pertanyaannya dasar Trish Baperan.
"Hmmm...kalo gak gimana?" Ku mulai bercanda.
"Yaudah, bunuh aku sekarang."
"Haaaaa... beneran." Ku coba menahan ketawa tetapi tidak bisa.
"Beneran, kalau kamu gak sayang aku lagi." Trish memasang wajah seperti anak kecil yang ingin menangis.
"Oke..." Aku langsung mengambil pisau yang tersedia di sebelah piring di meja yang di pesan Trish.
"Tapi... aku gak bisa ngelakuinnya."
"Kenapa?" Tanya Trish yang tadinya merem jadi melotot.
"Karna aku sayang kamu." Bisa ku lihat dia tersenyum sembari menatap karpet merah di bawah.
"Cieeee...gadis mulai senyum, manis deh, imut juga malah."
"Hey...kok kamu bilang aku gadis sih. Jelas jelas aku itu gak mirip banget kaya gadis, najis banget di katain gadis." Senyum manisnya hilang lagi.
"Najis tapi sayangkan?"
"Enggak, karna gadis itu banyak. Aku cuman suka 1 gadis yang ada di dunia ini." Siapa, pura pura aku tidak tau.
"Orangnya itu sedang bersandiwara di depan aku sekarang." Wagalesh aku kayaknya mau terbang.
"Diem Traan. Nanti pipiku meledak." Trish hanya tersenyum dengan lebar dia menggendongku untuk duduk.
"Trish...Trish ih malu diliatin orang."
"Emang kamu kenal orangnya siapa?"
"Enggak sih. Tapi malu aja kan ini umum."
"Bodo...yang penting aku lagi senang sama gadisku."
"Traan aku bilang diem. Udah stop... kamu mau bikin pipi aku kempes?"
"Hahahahah jangan dong ntar aku kalo main squishi gimana?"
"Kampret."Setelah 20 menit, makan kami udah selesai.
"Mel... kesini sama siapa?, sendiri?"
"Oh, enggak...sama kakak."
"Kakak mana, kan kakak kamu banyak."
"Siapalagi kalo bukan ka Fino."
"Oh iyaiya."
"Traan."
"Heem?"
"Kata kak Fino kamu nginep di rumah."
"Tapi kata mama aku pesen hotel aja."
"Ngapain punya sodara kalo mau pesen hotel."
"Tapi kan sodara itu Gadisku, masa sih aku harus nginep di calon istriku mana mungkin." Apa? Tadi dia bilang calon istri? What? Udah fix ini pulang pulang pipiku langsung kempes gada sama sekali isinya.
"Traan, aku gak tahan nih. Kalo sama kamu tuh pasti aja bawaannya sakit pipi."
"Wah mana?, pasti ini ada yang salah?"
"Hah maksudnya?, penyakit?"
"Iya penyakit." Aku kaget dengan ucapan Trish, aku paling takut dengan yang namanya penyakit. Aku mulai meneteskan air mata.
"Yang bener?" Tanyaku sambil menangis.
"Iya, dan cara obatnya, harus di cium." Seketika nangis ku berhenti mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Trish.
"Ih kamu." Kesalku, sambil memukul pundak Trish.
"Mau aku obatin sekarang?" Tanyanya sambil me-megang pipiku.
"Gamau lah." Tolakku sambil me-nangkis tangan Trish.
"Nanti ya kamu tunggu dulu aku halalin kamu."
"Ngomong apa sih Trish, aku gak denger." Sekarang pipiku pasti udah merah banget.
"Sandiwaranya udahan dong kan aku maunya serius?"
Aku langsung mengalihkan pembicaraan tanpa menjawab Trish. "Traan pulang yu. Udah nginep aja, anggap aja kalo di rumah aku jadi sodara bukan pacar."
"Hei siapa bilang kamu pacar aku?" Kok Trish nanya gitu ya?
"Terus aku apanya kamu dong?" Tanyaku sambil menunduk.
"Calon istriku." Lega...kupikir dia ngajak ketemuan hari ini, akan ngajak putus.
Aku dan Trish berjalan keluar restoran menuju mobil, kulihat ka Fino sedang tidur di mobil, aku lupa kalau ka Fino tadi belum makan. Dia bela belain gak ganggu acaraku sampe ketiduran di mobil.
-
-
-
-
To Be Continue...
KAMU SEDANG MEMBACA
UNNORMAL #1 [COMPLETED✔️]
Short StoryIni kisah yang pernah kualami, aku sudah mencoba untuk mencintai lelaki lain selain kakakku tetapi tetap tidak bisa. Banyak kisah dan pengalaman yang romantis bersamanya. Tapi aku yakin kejadian itu tidak bakal pernah terjadi itu hanya mimpi atau im...