Chapter 8

9 6 0
                                    

MELAN

Aku merasa bersalah banget, jadi dapet hukuman tambahan.
"Di masalah ini gada yang perlu disalahin Lan. Kalo ada juga itu pasti aku."
"Hah? Ga bis..." Belum selesai aku biacara, ka Fino meluk aku.

Setelah aku dan ka Fino menyelesaikan tugas dari pengajar itu, kami membersihkan semua toilet sekolah. Sekarang jam 9 malam. Apakah gerbang sekolah masih buka?.
"Fin emang jam segini, gerbang masih buka?"
"Eh iya, ya. Ko aku gak ke pikiran?"
Tak banyak basa basi, aku dan ka Fino langsung berlari menuju gerbang.
"Yaa, Fin kan bener udah di tutup." Mukaku sekarang pasti sangat jelek, aku kepikiran kalau malam ini aku dan ka Fino bisa menghabiskan waktu berduan. whoaaa, romantis. Seketika wajahku berubah menjadi tersenyum devil.
"Kok kamu malah senyum sih Mel?. Kita ini ke-jebak loh di sini." Ka Fino masih ngosh ngoshan gara gara lari tadi.
"Yauda, kita tidur aja di sini apa susahnya." Aku merubah posisiku, yang tadinya berdiri menjadi duduk di sebelah gerbang sekolah.
"Haah?, kamu mau tidur di sini."
Ku hanya menjawab dengan anggukan kecil, dengan muka sok polosku.
"Hiiiiih, aku gak bisa ngebayangin kalau kita tidur di sini. Mel emangnya kamu gak kepikiran apa?, kalau di sini tu pasti banyak hantu. Apalagi kan setiap gada penghuninya pasti lampunya suka di matiin, terus mana ada penjaga yang mau nginep di sekolah ini."
Yang di bicarain sama ka Fino ada bener nya juga sih, mana sekarang gelap banget lagi.
"Ih Fin, jangan nakut-nakutin lah, jadi pengen manjat."
"Nah!!!" Aku sontak kaget medengar ucapanya. Udah sepi, dikagetin lagi. "Kenapa gak dari tadi bilangnya." Sambungnya.
"Ngagetin ih." Cetus ku yang mulai kesal, bisa bisa aku kena serangan jantung.
"Iya maaf, kan aku dapat ide, dari kamu." Dia bicara sambil tersenyum manis. Aku perhatiin dia manis banget. Kalau aja dia bukan kakak ku.
"Emang tadi aku bilang apa?" Sambil mengingat-ingat perkataan yang ku lontarkan tadi. Sembari menggaruk-garuk kepalaku yang tak gatal.
"Manjat gerbang sis."
"Apa tadi yang kamu bilang?. Ini masih di sekolah Fin, kita bukan adik kakak."
"Oh oke, maaf maaf."
"Berarti kalau kita pacaran boleh dong?" Dia nannya tapi sambil membalikan badan dan menggunakan suara pelan. Tapi aku bisa mendengarnya.
"Apa?" Teriakku kaget, pedahal sedikit senang. Hahahahahaha.
"Hah?, engga engga. Aku mau manjat duluan oke." Tanpa menunggu jawaban dariku ka Fino memanjat gerbang yang lumayan tinggi itu.
"Ih Fin, jahat masa aku sendiri di sini?, kan perempuan harus di utamain."
"Yaaa Mel, tanggung udah di atas, ntar deh aku bantuin."
Aku hanya bisa tersenyum sinis tidak ikhlas. Setelah ka Fino di luar. Ka Fino gak manggil manggil aku, apa aku di tinggalin?.
Aku pun berusaha naik ke pagar itu, susah sekali naiknyan pedahal aku memakai rok pendek.
"Melan!" Hah? Ada yang manggil aku dari dalam sekolah, bukannya udah gada orang, mana ka Fino udah di luar lagi. Ya tuhan aku gak mau mati di tangan dia.
"MELAN!"
Suara itu makin besar, dan suara langkah kaki mulai mendekat, tanpa ku membalikan badan dan melihatnya.
Brukk...
Aku hanya bisa melihat kaki seorang pria yang mendekat dan berhenti di depan wajahku, setelahnya dunia menjadi gelap.
-
-
-
-
To Be Continue...

UNNORMAL #1 [COMPLETED✔️]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang