3

10.7K 761 24
                                    

Hari keempat di Maldives, malamnya Iqbaal dan (namakamu) pergi ke pulau Vaadhoo, pulau yang memiliki laut bercahaya biru, cahaya biru itu muncul saat terbawa ombak, warna biru, di penuhi titik putih bagaikan langit di penuhi bintang, sangat indah.

Hari keempat di Maldives, malamnya Iqbaal dan (namakamu) pergi ke pulau Vaadhoo, pulau yang memiliki laut bercahaya biru, cahaya biru itu muncul saat terbawa ombak, warna biru, di penuhi titik putih bagaikan langit di penuhi bintang, sangat indah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Vaadhooo Island.

Iqbaal dan menatap kagum laut di depannya, bercahaya, dan benar-benar indah, Iqbaal tidak akan melewati moment ini, dengan segera ia mengabadikan melalui kamera yang ia bawa.

"Cantik banget ya baal, kaya bintang."

Iqbaal tersenyum kecil lalu mengangguk, laut di depannya sangat indah, kalau begini ia ingin selalu disini.

"Kamu lebih cantik."

"Dih, gombal."

"Sama kamu doang ini."

"Terserah kamu."

"Yang besok kita beli oleh-oleh yaa, lusa kita pulang, minggu biar ada waktu istirahat, senin aku harus ke kantor, kerjaan aku udah numpuk pasti."

"Iyaa baal, tapi inget jangan di forsir."

"Siap kanjeng."

Mereka tertawa bersama, setelah itu menikmati laut biru di depannya, sambil menikmati jagung bakar juga es kelapa muda.

Tak terasa jam sudah menunjukan pukul 8 malam, Iqbaal dan (namakamu) pun memutuskan untuk kembali ke resort.

"Cepek yaa baal?

"Mau peluk kamu yang."

"Manja kamu."

"Sama kamu doang ini ih."

"Iyaiyaa, yaudah sini aku usapin, tidur yaa."

"Iyaa."

Dengan lembut (namakamu) mulai mengusap pelan rambut suaminya, Iqbaal juga sedari tadi menikmati sentuhan lembut istrinya, menenangkan.

"Aku sayang kamu bayi besarku"

Cup.

Setelah itu (namakamu) juga mulai terlelap, rasa kantuk dan lelah mendominasi dirinya saat ini, paginya (namakamu) dan Iqbaal sudah rapih, mereka berniat akan mencari oleh-oleh, untuk di Jakarta, karena besok pagi mereka harus sudah kembali ke Jakarta, kota penuh polusi, kemacetan juga kenangan.

"Udah siap yang?"

"Udah baal, ayo ah."

"Udah sarapan kan?"

Ayah Iqbaal [3]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang