Siang ini (namakamu) berniat akan mendaftarkan Zanna ke sekolah barunya, usia Zanna sekarang sudah memasuki 5 tahun, Zanna tumbuh menjadi anak yang penurut, bawel juga hiperaktif, (namakamu) dan Iqbaal sendiri terkadang kewalahan mengurus Zanna.
"Di sekolah nanti kamu jangan bandel, rajin belajar jangan main mulu."
"Iyaaa bunda, Zanna pasti belajal kok." Ujar Zanna dengan cadel.
"Abis ini mau ke kantor ayah?"
"Mau bunda."
"Ayo."
Sekolah Zanna tidak jauh dari kantor Iqbaal, (namakamu) sendiri bisa leluasa, bisa mengantar Zanna sekaligus bisa ke kantor Iqbaal, ini juga memudahkan Iqbaal jika sewaktu-waktu Iqbaal yang menjemput Zanna.
"Kakekkk."
Zanna berlari dan langsung memeluk ayah Herry yang ternyata sedang berada di kantor Iqbaal, Zanna memang dekat sekali dengan ayah Herry, hubungan Iqbaal dan sang ayah sudah membaik, ayah Herry pun sudah bisa menerima (namakamu) dengan baik, bahkan ia sadar (namakamu) lah yang pantas untuk anak bungsunya. Selain itu Iqbaal dan ayah Herry bahkan bekerja sama dalam pekerjaan, padahal Iqbaal sudah pernah menyuruh ayah Herry untuk pensiun, biarkan ia yang meneruskan, biarkan ia menanggung semuanya, namun ayah Herry tetep kekeuh akan melanjutkan bisnisnya.
"Cucu kakek, kamu abis dari mana?"
"Zanna abis daftar sekolah dong kek."
"Bagus, belajar yang rajin, nurut sama bunda ya."
"Siap kakek."
Iqbaal dan (namakamu) tersenyum melihat Zanna dan ayah Herry, kini kebahagiaan Iqbaal sudah lengkap, hubungannya dengan sang ayah sudah membaik, di tambah hadirnya Zanna dalam hidupnya.
"Kebahagiaan aku sekarang udah sempurna sayang, benar kata pepatah terkadang kita harus bisa berdamai dengan masa lalu dan sekarang aku bener-bener bahagia, aku sama ayah udah kaya dulu, teh Ody juga udah maafin ayah, di tambah adanya kamu dan Zanna di hidupku, semua terasa lengkap."
"Setelah hujan pasti akan ada pelangi, setiap kesedihan pasti akan ada yang namanya kebahagiaan, Tuhan itu adil bukan? Sekarang kamu tinggal bersyukur dan nikmati semuanya selagi ada waktu."
"Pasti akan aku nikmati masa-masa itu sama kamu."
Obrolan antara (namakamu) dan Iqbaal terhenti saat mendengar Zanna merengek lapar, akhirnya mereka berniat akan makan siang bersama, tentu bersama ayah Herry.
Dan untuk masalah Alzheena, wanita itu memutuskan untuk pergi ke New York, tinggal bersama sepupunya, Alzheena sadar apa yang telah ia perbuat, maka dari itu ia meminta maaf dan memilih pindah, sekalian membuka lembaran baru disana.
"Bunda abang Eza kapan main ke rumah, Zanna bosen tau main sama boneka."
"Nanti bunda bilang bang Eza yaa."
"Iyaa bunda."
"Bikinin Zanna adik le tancap" Gurau ayah Herry, dan di balas kekehan Iqbaal.
"Tenang aja itu yah, Ale siap selalu masalah itu mah."
"Ya ampun anak siapa sih kamu le?"
"Ale mah anak ayah atuh." Ujar Iqbaal di akhiri kekehannya.
(namakamu) hanya memasang wajah kesal saat dua pria ini membahas hal itu, di depan Zanna pula, dan semenjak hubungan Iqbaal dan ayah Herry membaik, ayah Herry memanggil Iqbaal dengan nama kecilnya, Ale yang artinya, anak lelaki.
"Hush depan Zanna kok ngomongin itu."
"Tuhkan yah ngeles mulu."
"Kamu ini le kaya gatau wanita aja."
KAMU SEDANG MEMBACA
Ayah Iqbaal [3]
FanfictionMenceritakan tentang kehidupan rumah tangga (namakamu) dan Iqbaal, sederhana tapi rumit, lika-liku kehidupan rumah tangga itu tidak mudah, banyak yang harus mereka jalani, lalu bagaimana mereka bisa menghadapi kerasnya kehidupan rumah tangga? Yang s...